Artshop Tepi Jurang Longsor
Sebagian dari bangunan berukuran sekitar 20 x 50 meter itu ambrol ke arah jurang.
GIANYAR, NusaBali
Hati-hati mengontrak toko yang lokasinya dekat jurang. Sebab di musim penghujan seperti saat ini, kerap menimbulkan tanah longsor. Apalagi, lokasi kontrakan di wilayah Tegallalang, Gianyar yang masuk dalam kawasan rawan longsor.
Seperti terjadi, sebuah Artshop Balak Design di Banjar Sapat Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Kamis (21/12). Diduga karena kondisi tanah yang labil setelah dua hari diguyur hujan, bagian belakang atau sisi timur artshop jadi longsor sekitar puul 09.30 Wita.
Diperkirakan, sebagian dari bangunan berukuran sekitar 20 x 50 meter itu ambrol ke arah jurang. Sejumlah barang kesenian pun ikut terjun bebas ke jurang setinggi 10 meter yang di bawahnya mengalir sungai itu.
Kapolsek Tegallalang AKP Nyoman Merta Kariana saat dikonfirmasi, mengatakan lokasi artshop tersebut memang rawan longsor. Maka itu, pihaknya sudah menyarankan agar pengontrak tempat, Oswaldus Santus untuk menutup sementara tokonya. Selain itu, polisi juga mengimbau supaya barang kesenian lain segera dipindahkan. "Kondisi tanah masih labil. Untuk menghindari korban jiwa, kami imbau agar lokasi itu steril," jelasnya.
Termasuk sebuah artshop di sebelah longsoran, pihaknya mengimbau agar waspada. "Kami sudah himbau untuk tidak beraktivitas dulu di tempat tersebut termasuk yang di sebelah utaranya. Katanya yang bersangkutan masih mencari kontrakan baru," jelasnya.
Dijelaskan Kapolsek, saat longsor terjadi sempat ada dua pekerja yang sedang menjaga toko, yakni Simin dan Alfonso. "Beruntung dua pekerja ini keburu tahu bangunan mau runtuh, sehingga bisa menghindar. Hanya saja sejumlah baranga da jatuh. Korban mengaku rugi sekitar Rp 50 juta," jelasnya. Untuk diketahui, bangunan artshop ini disewa dari pemilik tanah AA Gde Alit asal Desa Petulu, Ubud. Korban Oswaldus mengontrak selama 5 tahun, namun baru memasuki tahun kedua sudah mengalami musibah.
Sementara itu, sebuah pohon jenis kresek tinggi 25 meter dan berdiamter 3 meter di areal jalan raya Banjar Babung-Banjar Tengah, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, tumbang pada Kamis (21/12) pukul 07.00 Wita. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun batang pohon sempat menutup akses jalan.
Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daereah) Klungkung I Putu Widiada membenarkan bencana pohon tumbang tersebut, diprediksi akibat diguyur hujan lebat semalaman. Di samping itu usia pohonnya juga sudah tua sehingga rentan tumbang. Untuk mengatasi persoalan ini BPBD mengerahkan 16 orang Tim Reaksi Cepat (TRC), karena batang pohon lumayan besar. “Bagitu menerima laporan kita langsung ke lokasi untuk evakuasi,” ujarnya.
Setelah sejam lebih mengevakuasi, batang pohon bisa disingkirkan maka badan jalan bisa kembali dibuka. Kata dia, belakangan ini memang rawan terjadi musibah pohon tumbang dan tanah longsor. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, begitu pula kepada para nelayan agar berhati-hati melaut karena cuaca ekstrem.*nvi,wan
Seperti terjadi, sebuah Artshop Balak Design di Banjar Sapat Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Kamis (21/12). Diduga karena kondisi tanah yang labil setelah dua hari diguyur hujan, bagian belakang atau sisi timur artshop jadi longsor sekitar puul 09.30 Wita.
Diperkirakan, sebagian dari bangunan berukuran sekitar 20 x 50 meter itu ambrol ke arah jurang. Sejumlah barang kesenian pun ikut terjun bebas ke jurang setinggi 10 meter yang di bawahnya mengalir sungai itu.
Kapolsek Tegallalang AKP Nyoman Merta Kariana saat dikonfirmasi, mengatakan lokasi artshop tersebut memang rawan longsor. Maka itu, pihaknya sudah menyarankan agar pengontrak tempat, Oswaldus Santus untuk menutup sementara tokonya. Selain itu, polisi juga mengimbau supaya barang kesenian lain segera dipindahkan. "Kondisi tanah masih labil. Untuk menghindari korban jiwa, kami imbau agar lokasi itu steril," jelasnya.
Termasuk sebuah artshop di sebelah longsoran, pihaknya mengimbau agar waspada. "Kami sudah himbau untuk tidak beraktivitas dulu di tempat tersebut termasuk yang di sebelah utaranya. Katanya yang bersangkutan masih mencari kontrakan baru," jelasnya.
Dijelaskan Kapolsek, saat longsor terjadi sempat ada dua pekerja yang sedang menjaga toko, yakni Simin dan Alfonso. "Beruntung dua pekerja ini keburu tahu bangunan mau runtuh, sehingga bisa menghindar. Hanya saja sejumlah baranga da jatuh. Korban mengaku rugi sekitar Rp 50 juta," jelasnya. Untuk diketahui, bangunan artshop ini disewa dari pemilik tanah AA Gde Alit asal Desa Petulu, Ubud. Korban Oswaldus mengontrak selama 5 tahun, namun baru memasuki tahun kedua sudah mengalami musibah.
Sementara itu, sebuah pohon jenis kresek tinggi 25 meter dan berdiamter 3 meter di areal jalan raya Banjar Babung-Banjar Tengah, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, tumbang pada Kamis (21/12) pukul 07.00 Wita. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun batang pohon sempat menutup akses jalan.
Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daereah) Klungkung I Putu Widiada membenarkan bencana pohon tumbang tersebut, diprediksi akibat diguyur hujan lebat semalaman. Di samping itu usia pohonnya juga sudah tua sehingga rentan tumbang. Untuk mengatasi persoalan ini BPBD mengerahkan 16 orang Tim Reaksi Cepat (TRC), karena batang pohon lumayan besar. “Bagitu menerima laporan kita langsung ke lokasi untuk evakuasi,” ujarnya.
Setelah sejam lebih mengevakuasi, batang pohon bisa disingkirkan maka badan jalan bisa kembali dibuka. Kata dia, belakangan ini memang rawan terjadi musibah pohon tumbang dan tanah longsor. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, begitu pula kepada para nelayan agar berhati-hati melaut karena cuaca ekstrem.*nvi,wan
Komentar