Jelang Nataru, Keamanan Sembako Diawasi
Tim Dinas Ketahanan Pangan Buleleng, Kmais (21/12) pagi menyambangi dua pasar tradisional terbesar di Buleleng dan satu pasar modern.
SINGARAJA, NusaBali
Pengawasan yang dilakukan untuk mengecek stok sembako dan keamanannya untuk dikonsumsi. Dalam inpeksi mendadak (sidak) tersebut, tim juga melakukan pengujian kandungan bahan berbahaya pada sejumlah sampel bahan makanan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Buleleng, Nyoman Surya Temaja, pengawasan tersebut lebih ditekankan pada sembilan bahan pokok sebagai komoditi pangan strategis. “Tujuannya untuk memantau ketersediaan, harga dan keamanan pangan menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2018,” ujar dia.
Dari hasil uji cepat yang dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia yang terkandung pada bahan makanan sementara masih nihil. Seperti tes uji cepat kandungan formalin pada komoditas daging di pasar Anyar, Pasar Banyuasri maupun di Carefour Singaraja hasilnya negatif. Begitu pula pada sejumlah sampel sayuran dinyatakan masih aman dikonsumsi dan bersih dari pestisida.
Pihaknya pun mengatakan bahwa dalam pengawasan ketahanan pangan, keamanan merupakan hal terpenting. Karena menurutnya ketahanan pangan bukan hanya soal kuantitas, namun juga kualitas yang aman untuk kesehatan masyarakat luas. Untuk menjaga hal tersebut pihaknya mengaku terus melakukan pembinaan kepada para pedagang agar menjual bahan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Sedangkan dari pemantauan stok, sejauh ini menurut Surya Temaja masih sangat aman, meski sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga. Semisal kenaikan harga pada daging ayam dari Rp 38 ribu menjadi 42 ribu. Telur dari 30 ribu menjadi Rp 44 ribu per krat, begitu juga ikan, bawang putih, bawang merah, cabai beras yang mengalami kenaikan harga dari Rp 2-5 ribu per kilogramnya.
Khusus untuk beras medium yang juga mengalami kenaikan dari harga Rp 9.500 kini sudah dijual dengan harga Rp 10-11 ribu. Kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut dikarenakan permintaan yang semakin banyak jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, pihaknya mengaku pemerintah selama ini sudah memiliki solusi.
Dinas Ketahanan Pangan Buleleng selama ini juga sudah bekerjasama, dan membuat MoU dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar sebagai toko tani dalam program Penumbuhan Usaha Pangan Mandiri (PUPM). Di kabupaten Buleleng sendiri toko tani mendapatkan beras dari kelompok tani desa Pengelatan. Sehingga rutin dapat melaksanakan operasi pasar di hari-hari besar nasional untuk menekan lonjakan harga beras. Dalam operasi pasar beras medium hanya dijual dengan harga Rp 8.700, jauh lebih murah dari harga eceran di dalam pasar.
Sementara itu ketersediaan beras di Kabupaten Buleleng 2017 sesuai dengan data Dinas Pertanian masih surplus. Produksi gabah kering giling sebanyak 135 ribu ton masih melebih konsumsi beras 600 ribu orang warga Buleleng yang rata-rata mencapai 84 ribu ton pertahun atau 138 kilogram per kapita per tahun. Sehingga dalam perayaan menyambut Natal dan Tahun Baru masih sangat aman. *k23
Pengawasan yang dilakukan untuk mengecek stok sembako dan keamanannya untuk dikonsumsi. Dalam inpeksi mendadak (sidak) tersebut, tim juga melakukan pengujian kandungan bahan berbahaya pada sejumlah sampel bahan makanan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Buleleng, Nyoman Surya Temaja, pengawasan tersebut lebih ditekankan pada sembilan bahan pokok sebagai komoditi pangan strategis. “Tujuannya untuk memantau ketersediaan, harga dan keamanan pangan menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2018,” ujar dia.
Dari hasil uji cepat yang dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia yang terkandung pada bahan makanan sementara masih nihil. Seperti tes uji cepat kandungan formalin pada komoditas daging di pasar Anyar, Pasar Banyuasri maupun di Carefour Singaraja hasilnya negatif. Begitu pula pada sejumlah sampel sayuran dinyatakan masih aman dikonsumsi dan bersih dari pestisida.
Pihaknya pun mengatakan bahwa dalam pengawasan ketahanan pangan, keamanan merupakan hal terpenting. Karena menurutnya ketahanan pangan bukan hanya soal kuantitas, namun juga kualitas yang aman untuk kesehatan masyarakat luas. Untuk menjaga hal tersebut pihaknya mengaku terus melakukan pembinaan kepada para pedagang agar menjual bahan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Sedangkan dari pemantauan stok, sejauh ini menurut Surya Temaja masih sangat aman, meski sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga. Semisal kenaikan harga pada daging ayam dari Rp 38 ribu menjadi 42 ribu. Telur dari 30 ribu menjadi Rp 44 ribu per krat, begitu juga ikan, bawang putih, bawang merah, cabai beras yang mengalami kenaikan harga dari Rp 2-5 ribu per kilogramnya.
Khusus untuk beras medium yang juga mengalami kenaikan dari harga Rp 9.500 kini sudah dijual dengan harga Rp 10-11 ribu. Kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut dikarenakan permintaan yang semakin banyak jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, pihaknya mengaku pemerintah selama ini sudah memiliki solusi.
Dinas Ketahanan Pangan Buleleng selama ini juga sudah bekerjasama, dan membuat MoU dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar sebagai toko tani dalam program Penumbuhan Usaha Pangan Mandiri (PUPM). Di kabupaten Buleleng sendiri toko tani mendapatkan beras dari kelompok tani desa Pengelatan. Sehingga rutin dapat melaksanakan operasi pasar di hari-hari besar nasional untuk menekan lonjakan harga beras. Dalam operasi pasar beras medium hanya dijual dengan harga Rp 8.700, jauh lebih murah dari harga eceran di dalam pasar.
Sementara itu ketersediaan beras di Kabupaten Buleleng 2017 sesuai dengan data Dinas Pertanian masih surplus. Produksi gabah kering giling sebanyak 135 ribu ton masih melebih konsumsi beras 600 ribu orang warga Buleleng yang rata-rata mencapai 84 ribu ton pertahun atau 138 kilogram per kapita per tahun. Sehingga dalam perayaan menyambut Natal dan Tahun Baru masih sangat aman. *k23
Komentar