Menkeu Minta Tuntas Agustus 2018
Menteri Keuangan Sri Mulyani minta proyek underpass tuntas Agustus 2018 saat peak season. Sedangkan Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono menyoroti ketersediaan air baku di Bali.
Tiga Menteri Tinjau Proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai
MANGUPURA, NusaBali
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, dan sejumlah pejabat kementerian lainnya meninjau pengerjaan proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, di Tuban, Kuta, Badung, Jumat (22/12). Tiga menteri Kabinet Kerja itu tiba di lokasi proyek sekitar pukul 10.30 Wita.
Sri Mulyani bersama rombongan sebelum menuju lokasi proyek dijemput oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Sri Mulyani mengapresiasi progres pengerjaan proyek underpass kedua di Bali itu. Menurutnya proyek yang kini sedang dibangun sangat dibutuhkan saat ini, karena pada bundaran itu adalah pusat kemacetan. Oleh karenanya pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah menjadikannya sebagai perhatian.
Proyek yang dikerjakan oleh PT Adhi-Nindya-Wira, KSO itu memiliki fungsi yang sangat penting baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka pendek, proyek yang menghabiskan anggaran Rp 168.376.159.000 itu sebagai persiapan menyambut International Monetary Fund (IMF) World Bank pada Oktober 2018.
“Kita ketahui bersama persimpangan jalan di bundaran ini merupakan salah satu titik kemacetan. Pemerintah memberikan anggaran dalam bentuk APBN perubahan. Menteri PU-Pera dalam melaksanakannya dengan cara multi years yanik tahun 2017 dan 2018 dengan total anggaran Rp 168.376.159.000 yang dibayar pakai uang pajak kita semua,” tuturnya.
Sri Mulyani menjelaskan dalam pertemuan akbar (IMF World Bank) itu nanti akan ada 15.000 plus tamu negara yang datang ke Bali. Jumlah tamu yang sedemikian banyak perlu menjadi perhatian dalam hal kenyamanan dan keamanan. Harapannya dengan kehadiran underpass ini bisa mengatasi atau paling tidak mengurangi kemacetam yang sering terjadi. Untuk jangka panjang, proyek ini dibangun untuk memberikan kenyamanan bagi turis yang datang ke Bali. ”Banyak sekali yang harus diperbaiki dari sisi lalu lintas kendaraan. Karena mereka pasti bergerak dari tempat rapat ke tempat dinner tentu membutuhkan arus lalu lintas yang lancar,” ujarnya.
Dia berharap proyek underpass ini selesai pada Agustus 2018, sebelum IMF berlangsung. Menurutnya, jika underpass tuntas pada Agustus selain bisa dipergunakan untuk menyambut tamu negara, pada saat itu nanti terjadi peak season kunjungan wisata di Indonesia.
“Sidang kabinet hari ini (Jumat kemarin) untuk melihat dan mengevaluasi keseluruhan situasi Gunung Agung. Untuk mengomunikasikan secara lebih tepat mengenai apa yang terjadi. Sehingga tak memengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali. Harapannya dapat memberikan keyakinan kepada wisatawan bahwa Bali aman untuk dikunjungi. Sehingga kunjungan menjadi normal kembali,” tandasnya.
Pada kesempatan itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII I Nyoman Yasmara menjelaskan bahwa underpass kedua di Bali ini memiliki panjang total 712 meter. Rinciannya panjang frontage sisi utara 320 meter, panjang frontage sisi selatan 260 meter, dan panjang underpass tertutup 132 meter dengan tinggi 5,1 meter.
“Proyek ini dibangun dengan struktur dinding scant pile dan bore pile. Derajat kejenuhan simpang Tugu Ngurah Rai saat ini 0,95 dan setelah pembangunan 0,45. Nilai degree of saturation (DS/derajat kejenuhan) bundaran setelah dibangun mengalami penurunan sekitar 50 persen,” ungkapnya.
Menteri Basuki mengemukakan, kondisi jalan di Bali 97 persen tergolong bagus. Prasarana yang penting menjadi perhatian di Bali adalah air bersih. Dijelaskannya, ketersediaan air baku di Bali sangat kurang. Badung dan Denpasar dilayani oleh satu sumber air baku.
Untuk tetap menjaga keberadaan sumber air, pihaknya meminta masyarakat agar tidak mengotori sungai-sungai. Karena sungai merupakan sumbernya air Bali. “Pemerintah akan membangun waduk tampungan lain untuk menyiapkan air baku bagi Bali. Bali ini pulau kecil. Ini harus sadar betul masyarakat Bali. Jangan buang sampah di sungai. Itu sumber airnya masyarakat Bali,” tandasnya. *p
1
Komentar