2 Buruh Instalasi Tewas Tenggelam
Sebetulnya ada 4 buruh instalasi listrik yang mandi bersama di Pantai Seminyak, Senin petang, namun 2 dari mereka selamat karena posisinya agak ke tepi.
Petugas kepolsian sudah memeriksa saksi-saksi terkait musibah maut yang menimpa dua buruh instalasi listrik asal Indramayu, Jawa Barat ini. Termasuk memerika dua korban selamat, Riki dan Yanto di Mapolsek Kuta.
Berdasarkan kesasian Riki dan Yanto, menurut Kapolsek Wayan Sumara, korb an Syamsudin dan Suryana sebetulnya bisa berendang. Namun, kedua korban tak mampu menghindar dari terjangan ombak besar yang menghantam dan menyeretnya hingga tenggelam.
Awalnya, korban Suryana takut untuk menyelamatkan Syamsudin yang paling awal tenggelam, karena tubuhnya digulung ombak besar. Tapi, karena Syamsudin berteriak minta tolong, Suryana memberanikan diri mendekatinya. “Sayang, Suryana ini ikut tenggelam,” papar Kapolsek Wayan Sumara menyitir pengakuan korban selamat Riki dan yanto.
Sementara, Kasat Pol Air Polresta Denpasar, Kompol I Wayan Redip, mengakui lokasi di mana kedua korban tenggelam hingga meregang nyawa di Pantai Seminyak, selama ini memang jadi tempat favorit untuk mandi. Namun, warga yang datang biasanya mandi di bawah pengawasan petugas pantai.
Sayangnya, ketika korban Syamsudin dan Suryana mandi bersama Riki dan Yanto, Senin petang, mereka di luar jangkauan pengasas pantai. Apalagi, kondisinya sudah mulai gelap menjelang malam. “Terjadilah musibah tersebut. Inilah untuk kali pertama terjadi musibah maut di lokasi yang biasa digunakan untuk mandi oleh pengunjung Pantai Seminyak ini,” jelas Wayan Radip saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, selasa kemarin.
Secara terpisah, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, menyatakan berdasarkan hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan ada luka yang bersifat fatal pada tubuh kedua korban. Yang ada hanya luka lecet di bagian wajah dan anggota gerak.
"Ada tanda terendam air berupa telapak tangan dan kaki keriput,” jelas dr IB Alit saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin. Menurut dr IB Alit, waktu kematian kedua korban diperkirakan antara 24 sampai 36 jam sebelum jasadnya dperiksa di RS Sanglah, Selasa kemarin.
Sementara itu, pasca musibah maut di pantai Seminyak, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Badung mengimbau pengunjung untuk mewaspadai ombak besar di sepanjang Pantai Seminyak dan Pantai Kuta. "Kami imbau wisatawan untuk berhati-hati dan mewaspadai ombak besar," pinta Ketua Balawista Badung, I Ketut Ipel, dilansir antara di Kuta, Selasa kemarin.
Menurut Ketut Ipel, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan terjadi Januari hingga Februari 2016, yang disertai angin kencang dan ombak besar. Untuk itu, pengunjung yang ingin berenang diimbau untuk tidak terlalu ke dalam. Mereka mesti mematuhi rambu-rambu di sekitar pantai.
Anggota Balawista sendiri, kata Ketut Ipel, selama ini siaga di 24 pos yang ada di sekitar Pantai Kuta dan Pantai Seminyak. Untuk satu pos pantau dijaga sekitar 7 personel Balawista. Namun, jumlah itu tidak sebanding dengan jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai ribuan orang ke pantai wisata ini.
Versi Ketut Ipel, saat ini Balawista Badung menyiagakan 168 personel untuk meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi cuaca buruk. Balawista Badung belajar dari pengalaman selama tahun 2015 lalu, yang terjadi 104 kali kasus pengunjung pantai terseret ombak. Dari jumlah itu, 98 korban berhasil diselamatkan. "Sedangkan 6 korban lagi ditemukan dalam kondisi meninggal,” beber Ketut Ipel. 7 da,i
1
2
Komentar