nusabali

Muntah Darah, Pengungsi Dilarikan ke RS

  • www.nusabali.com-muntah-darah-pengungsi-dilarikan-ke-rs

Pengungsi lanjut usia, I Made Badung, 85, dari Banjar Buana Kerta, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem mendadak muntah darah.

AMLAPURA, NusaBali

Ia langsung dilarikan dari posko pengungsian Balai Desa Macang, Kecamatan Bebandem ke RSUD Karangasem diantar Perbekel Macang Ni Putu Dewi Suryanti dan Perbekel Bhuana Giri, I Wayan Mudu. Pengungsi I Made Badung tiba di IRD BRSUD Tabanan sekitar pukul 10.00 Wita. Setelah menjalani pemeriksaan di IRD, Made Badung menempati kamar perawatan di Sal Mawar. Pengungsi lanjut usia itu menggigil kedinginan dan napasnya tersengal-sengal. Selain diberikan infus juga dapat napas buatan. Menurut penuturan cucunya, I Wayan Putu Sudana, kakeknya tidak memiliki riwayat sakit sesak napas dan sakit TBC.

Mereka mengungsi di Bale Desa Macang, Kecamatan Bebandem, sejak 1,5 bulan lalu. Mereka mengungsi karena ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, tidak tahan tinggal di kampungnya, Banjar Buana Kerta, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem. Di kampung, mereka setiap saat mendengar suara gemuruh gempa Gunung Agung. Di samping itu menghadapi hujan abu dan bau belerang yang sangat menyengat sehingga memilih mengungsi di Bale Desa Macang. Mengingat tidurnya di balai yang luas, rentan kena angin malam, sehingga kondisi fisik Made Badung terganggu, apalagi telah usia lanjut.

Tanpa disadari, secara mendadak sekira pukul 09.30 Wita, Made Badung muntah darah disertai berdahak. Setelah keluarga pasien melaporkan ke relawan, kemudian relawan berkoordinasi dengan Perbekel Macang, maka diputuskan diantar ke RSUD Karangasem agar secepatnya dapat pertolongan.

"Sebelumnya datang ke Desa Macang, kondisinya baik-baik saja, tidak ada sesak napas, tidak ada gejala sakit TBC. Mendadak muntah darah, saya jadi kaget," ujar Putu Sudana. Padahal porsi makan, normal, begitu juga tidurnya selama ini tidak ada kendala. Setelah di RSUD, sempat menjalani tes TBC, hasilnya negatif.

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi Kepala Dinas Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama, Asisten III I Wayan Purna, dan Camat Bebandem I Gusti Ayu Sri Anjani mengecek kondisi pengungsi tersebut.

"Memang cuaca hujan belakangan ini, mempengaruhi kondisi pengungsi," jelas Bupati Mas Sumatri. Kadis Kesehatan Gusti Pertama menegaskan, kepada pengungsi, segala biaya pengobatan ditanggung pemerintah atas instruksi Kementerian Kesehatan.

Pasien lainnya dari KRB III, I Ketut Jati, 70, dari Banjar Batudawa Kaja, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu juga menjalani rawat inap di ruangan sama karena sesak napas. Didampingi istrinya Ni Nyoman Darma, mengaku sempat mengungsi ke Denpasar, selanjutnya balik tinggal di rumahnya. "Selama tinggal di rumah, suara gemuruh Gunung Agung terus terdengar. Terpaksa tinggal di rumah, jenuh di tempat pengungsian," ujar Ni Nyoman Darma. *k16

Komentar