Ratusan Induk Ikan Nila Mati
Kebutuhan pakan ikan di BBI Sidembunut 26 ton per tahun, namun dapat jatah 17 ton per tahun.
BANGLI, NusaBali
Kolam Balai Benih Ikan (BBI) Sidembunut, Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli, mengalami kebocoran. Diduga kebocoran ikan akibat serangan hama kepiting. Kebocaran kolam mengakibatkan ratusan indukan ikan Nila mati.
Kepala BBI Sidembunut, Sang Made Sasak, mengungkapkan, kebocoran di salah satu kolam akibat kolam dirongrong kepiting. Sementara kebocoran baru diketahui Rabu (27/12) pagi dan mendapati ratusan indukan ikan Nila dalam keadaan mati. “Indukan yang mati sekitar 150 ekor. Kami langsung pindahkan ikan-ikan yang mati,” ungkap Sang Made Sasak, Rabu (27/12). Dijelaskan, kolam untuk indukan, lantainya tidak menggunakan beton, hanya tanah dan lumpur. “Pinggir kolam dirongrong kepiting, sedangkan lantai tidak menggunakan beton agar telur ikan bisa berkembang,” imbuhnya.
Sang Made Sasak menambahkan, indukan yang mati merupakan pengadaan tahun 2006. Di BBI Sidembunut cukup banyak indukan berumur, dan diperlukan indukan baru agar produksi benih dasar optimal. “Bila umur ikan sudah cukup tua, sangat mempengaruhi produksi benih. Kami telah mengajukan penghapusan pada bulan Juni lalu,” ungkap Sang Made Sasak. Diakui, pada tahun 2016 telah melalukan pengadaan indukan ikan Nila Nirwana sebanyak 8.000 ekor. Hanya saja indukan tersebut belum bisa berproduksi karena keterbatasan kolam. Kolam untuk produksi masih diisi indukan lama.
Sang Made Sasak menegaskan, perlu indukan baru agar bisa berproduksi di BBI Sidembunut. “Komitmen kami Bangli mandiri benih ikan,” ungkapnya. Saat ini untuk pembibitan ada di Desa Yangapi Kecamatan Tembuku, Serokadan Kecamatan Susut, Desa Kedisan Kecamatan Kintamani dan Sidembunut,” terangnya. Sang Made Sasak menambahkan, pakan ikan dijatah 17 ton per tahun, sedangkan kebutuhan 26 ton per tahun.
Untuk menyiasati kekurangan pakan ikan, BBI Sidembunut menggunakan pupuk kandang yang diletakkan di kolam agar banyak menumbuhkan plangton ditambah pula dengan suplemen. “Pakan direndam dengan suplemen sekitar 15 menit dan pakan akan mengembang,” jelasnya. Target tahun depan, punya 10-14 ribu benih dasar. *e
Kepala BBI Sidembunut, Sang Made Sasak, mengungkapkan, kebocoran di salah satu kolam akibat kolam dirongrong kepiting. Sementara kebocoran baru diketahui Rabu (27/12) pagi dan mendapati ratusan indukan ikan Nila dalam keadaan mati. “Indukan yang mati sekitar 150 ekor. Kami langsung pindahkan ikan-ikan yang mati,” ungkap Sang Made Sasak, Rabu (27/12). Dijelaskan, kolam untuk indukan, lantainya tidak menggunakan beton, hanya tanah dan lumpur. “Pinggir kolam dirongrong kepiting, sedangkan lantai tidak menggunakan beton agar telur ikan bisa berkembang,” imbuhnya.
Sang Made Sasak menambahkan, indukan yang mati merupakan pengadaan tahun 2006. Di BBI Sidembunut cukup banyak indukan berumur, dan diperlukan indukan baru agar produksi benih dasar optimal. “Bila umur ikan sudah cukup tua, sangat mempengaruhi produksi benih. Kami telah mengajukan penghapusan pada bulan Juni lalu,” ungkap Sang Made Sasak. Diakui, pada tahun 2016 telah melalukan pengadaan indukan ikan Nila Nirwana sebanyak 8.000 ekor. Hanya saja indukan tersebut belum bisa berproduksi karena keterbatasan kolam. Kolam untuk produksi masih diisi indukan lama.
Sang Made Sasak menegaskan, perlu indukan baru agar bisa berproduksi di BBI Sidembunut. “Komitmen kami Bangli mandiri benih ikan,” ungkapnya. Saat ini untuk pembibitan ada di Desa Yangapi Kecamatan Tembuku, Serokadan Kecamatan Susut, Desa Kedisan Kecamatan Kintamani dan Sidembunut,” terangnya. Sang Made Sasak menambahkan, pakan ikan dijatah 17 ton per tahun, sedangkan kebutuhan 26 ton per tahun.
Untuk menyiasati kekurangan pakan ikan, BBI Sidembunut menggunakan pupuk kandang yang diletakkan di kolam agar banyak menumbuhkan plangton ditambah pula dengan suplemen. “Pakan direndam dengan suplemen sekitar 15 menit dan pakan akan mengembang,” jelasnya. Target tahun depan, punya 10-14 ribu benih dasar. *e
1
Komentar