Kapolda Petrus Golose Fokus Berantas Premanisme di Tahun 2018
Polda Bali membentuk ‘Satuan Bhayangkara Anti-Bandit Kejahatan Jalanan dan Anarkisme’, yang bertugas menindak pelaku tindak pidana kejahatan jalanan, termasuk aksi premanisme yang sebagian melibatkan oknum ormas
Apresiasi Pers di Bali, Gelontor Hadiah Lewat Kuis, Kapolda Nyanyi Bareng Pimpinan Media
MANGUPURA, NusaBali
Kapolda Bali Irjen Drs Petrus Reinhard Golose menggelar analisa dan evaluasi (Anev) Kamtibmas Akhir Tahun 2017 dalam kemasan pertemuan dengan jurnalis dan pimpinan media, di Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis (28/12) pagi. Selain bagi-bagi hadiah lewat kuis, Kapolda Petrus Golose sempat nyanyi bareng dengan insan media. Petrus Golose menegaskan, Polda Bali di bawah pimpinannya akan fokus pemberantasan premanisme pada 2018.
Dalam pertemuan yang dimulai pagio pukul 09.45 Wita hingga siang pukul 13.00 Wita kemarin, Kapolda Petrus Golose menyampaikan apresiasi kepada media massa di Bali, karena telah mengawal tugas kepolisian Polda Bali selama tahun 2017. Menurut Petrus Golose, media masa telah memberikan perhatian penuh kepada Polda Bali dalam menegakkan hukum di Bali. Bahkan, dia memberi nilai 99 persen untuk media masa di Bali, yang dianggap sangat konsen dan kredibel dalam mengawal tugas kepolisian.
Petrus Golose menjelaskan, sepanjang tahun 2017, Polda Bali bisa menjalakan tugas dengan baik di mana kasus kriminalitas turun menjadi 3.606 dari semula 4.259 kasus di tahun 2016. Dari kasus yang ditangani tahun 2017 ini, 2.751 di antaranya sudah tuntas. “Ini tidak terlepas berkat bantuan media massa. Saya amat sangat berterimakasi kepada pers di Bali, karena kita bisa menutup tahun ini dengan baik,” katanya.
Menurut Pterus Golose, setelah sukses menekan aksi kriminalistas termasuk premanisme selama tahun 2017, Polda Bali di bawah pimpinannya akan lebih fokus memberantas premanisme pada 2018. Pasalnya, premanisme potensial dimanfaatkan sebagai penggerak untuk mendulang suara menjelang Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2018, dan Pilkada Klungkung 2018. "Tidak ada toleransi (bagi premanisme) menjelang Pilkada. Mau berubah bentuk, tetap akan kami telusuri," tandas Petrus Golose yang kemarin didampingi Wakapolda Bali, Brigjen Gede Alit Widana.
Petrus Golose mengingatkan oknum-oknum ormas yang sebelumnya kerap membuat keributan, termasuk lakukan aksi premanisme dan pungutan liar (pungli), jangan coba-coba melakukan aksi kriminal. Polda Bali sendiri telah membentuk tim khusus ‘Counter Transational Organize Crime (CTOC), yang bertugas untuk menanggulangi kejahatan transnasional dan semua bentuk gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat.
Selain itu, juga membentuk ‘Satuan Bhayangkara Anti-Bandit Kejahatan Jalanan dan Anarkisme’, yang bertugas sebagai tim penindak terhadap pelaku tindak pidana kejahatan jalanan. Petugas khusus tersebut bergerak untuk menindak aksi premanisme, yang sebagian di antaranya melibatkan oknum ormas.
Kecuali memberantas premanisme, kata Petrus Golose, prioritas Polda Bali di tahun 2018 juga akan fokus membasmi kejahatan narkoba dan terorisme. "Masalah narkotika menjadi prioritas, pelayanan masyarakat kami tetap utamakan. Pencegahan untuk 'soft approach' dan menjaga Bali dari ancaman terorisme," katanya.
Khusus untuk masalah mafia tanah, kata Petrus Golose, setelah dilakukan penelusuran oleh pihak kepolisian, ternyata pelaku menggunakan berbagai cara. Misalnya, menggunakan orang-orang tua. Juga mengatakan oranngnya sudah meninggal, tapi setelah dicek ternyata masih hidup.
Menurut Petrus Golose, banyak kasus tanah di Bali yang tak selesai karena melibatkan banyak oknum. Dan, itu telah terorganisasi dengan baik. Setelah ditelusuri, ini adalah sindikasi. Banyak masalah tanah yang sudah masuk ke pengadilan, tapi menggunakan data-data palsu. Masalah ini pun menjadi prioritas Polda Bali untuk menuntaskannya di tahun 2018.
Terkait masalah pungli, Petrus Golose menekankan desa-desa adat hanya boleh mengambil pungutan di desanya dari aset-aset desa dan pihak ketiga yang tidak mengikat. Desa adat tidak boleh mengambil pungutan liar. Sebab, pungutan-pungutan itu harus diatur dengan Peraturan Daerah (Perda).
“Saya tak mau menabrak adat, tapi hukum positif juga harus ditegakkan. Jangan sampai karena hal-hal begini, Bali dianggap terlalu banyak pungutan. Hal ini juga bisa membuat wisatawan resisten untuk datang ke Bali, di samping karena isu-isu lainnya. Jangan sampai isu-isu negatif menjadi bumerang bagi Bali,” tegas Kapolda yang bikin tiarap aksi premanisme selama hampir setahun memompin Polda Bali ini.
Sementara itu, dalam acara temu media kemarin, Kapolda Petrus Golose juga membagikan door prize melalui kuis-kuis untuk para jurnalis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuis itu sangat bersifat nasionalis, seperti bunyi teks Proklamasi secara lengkap dan sempurna, bunyi Pembukaan UUD 1945, hingga Pancasila. Bagi yang bisa menjawab kuis mendapkan hadiah berupa televisi, sepeda, dan hadiah menarik lainnya.
Bukan hanya bagi-bagi hadiah, acara penuh kekeluargaan kemarin juga diisi dengan hiburan. Para wartawan yang hadir diminta untuk membawakan lagu. Tak ketinggalan, Kapolda Petrus Golose dan Wakapolda Gede Alit Widana pun ikut bernyanyi bersama pimpinan media. Salah satu lagi yang dinyanyikan adalah lagi Bali berjudul; ‘Selem-selem Manis’. *p
MANGUPURA, NusaBali
Kapolda Bali Irjen Drs Petrus Reinhard Golose menggelar analisa dan evaluasi (Anev) Kamtibmas Akhir Tahun 2017 dalam kemasan pertemuan dengan jurnalis dan pimpinan media, di Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis (28/12) pagi. Selain bagi-bagi hadiah lewat kuis, Kapolda Petrus Golose sempat nyanyi bareng dengan insan media. Petrus Golose menegaskan, Polda Bali di bawah pimpinannya akan fokus pemberantasan premanisme pada 2018.
Dalam pertemuan yang dimulai pagio pukul 09.45 Wita hingga siang pukul 13.00 Wita kemarin, Kapolda Petrus Golose menyampaikan apresiasi kepada media massa di Bali, karena telah mengawal tugas kepolisian Polda Bali selama tahun 2017. Menurut Petrus Golose, media masa telah memberikan perhatian penuh kepada Polda Bali dalam menegakkan hukum di Bali. Bahkan, dia memberi nilai 99 persen untuk media masa di Bali, yang dianggap sangat konsen dan kredibel dalam mengawal tugas kepolisian.
Petrus Golose menjelaskan, sepanjang tahun 2017, Polda Bali bisa menjalakan tugas dengan baik di mana kasus kriminalitas turun menjadi 3.606 dari semula 4.259 kasus di tahun 2016. Dari kasus yang ditangani tahun 2017 ini, 2.751 di antaranya sudah tuntas. “Ini tidak terlepas berkat bantuan media massa. Saya amat sangat berterimakasi kepada pers di Bali, karena kita bisa menutup tahun ini dengan baik,” katanya.
Menurut Pterus Golose, setelah sukses menekan aksi kriminalistas termasuk premanisme selama tahun 2017, Polda Bali di bawah pimpinannya akan lebih fokus memberantas premanisme pada 2018. Pasalnya, premanisme potensial dimanfaatkan sebagai penggerak untuk mendulang suara menjelang Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2018, dan Pilkada Klungkung 2018. "Tidak ada toleransi (bagi premanisme) menjelang Pilkada. Mau berubah bentuk, tetap akan kami telusuri," tandas Petrus Golose yang kemarin didampingi Wakapolda Bali, Brigjen Gede Alit Widana.
Petrus Golose mengingatkan oknum-oknum ormas yang sebelumnya kerap membuat keributan, termasuk lakukan aksi premanisme dan pungutan liar (pungli), jangan coba-coba melakukan aksi kriminal. Polda Bali sendiri telah membentuk tim khusus ‘Counter Transational Organize Crime (CTOC), yang bertugas untuk menanggulangi kejahatan transnasional dan semua bentuk gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat.
Selain itu, juga membentuk ‘Satuan Bhayangkara Anti-Bandit Kejahatan Jalanan dan Anarkisme’, yang bertugas sebagai tim penindak terhadap pelaku tindak pidana kejahatan jalanan. Petugas khusus tersebut bergerak untuk menindak aksi premanisme, yang sebagian di antaranya melibatkan oknum ormas.
Kecuali memberantas premanisme, kata Petrus Golose, prioritas Polda Bali di tahun 2018 juga akan fokus membasmi kejahatan narkoba dan terorisme. "Masalah narkotika menjadi prioritas, pelayanan masyarakat kami tetap utamakan. Pencegahan untuk 'soft approach' dan menjaga Bali dari ancaman terorisme," katanya.
Khusus untuk masalah mafia tanah, kata Petrus Golose, setelah dilakukan penelusuran oleh pihak kepolisian, ternyata pelaku menggunakan berbagai cara. Misalnya, menggunakan orang-orang tua. Juga mengatakan oranngnya sudah meninggal, tapi setelah dicek ternyata masih hidup.
Menurut Petrus Golose, banyak kasus tanah di Bali yang tak selesai karena melibatkan banyak oknum. Dan, itu telah terorganisasi dengan baik. Setelah ditelusuri, ini adalah sindikasi. Banyak masalah tanah yang sudah masuk ke pengadilan, tapi menggunakan data-data palsu. Masalah ini pun menjadi prioritas Polda Bali untuk menuntaskannya di tahun 2018.
Terkait masalah pungli, Petrus Golose menekankan desa-desa adat hanya boleh mengambil pungutan di desanya dari aset-aset desa dan pihak ketiga yang tidak mengikat. Desa adat tidak boleh mengambil pungutan liar. Sebab, pungutan-pungutan itu harus diatur dengan Peraturan Daerah (Perda).
“Saya tak mau menabrak adat, tapi hukum positif juga harus ditegakkan. Jangan sampai karena hal-hal begini, Bali dianggap terlalu banyak pungutan. Hal ini juga bisa membuat wisatawan resisten untuk datang ke Bali, di samping karena isu-isu lainnya. Jangan sampai isu-isu negatif menjadi bumerang bagi Bali,” tegas Kapolda yang bikin tiarap aksi premanisme selama hampir setahun memompin Polda Bali ini.
Sementara itu, dalam acara temu media kemarin, Kapolda Petrus Golose juga membagikan door prize melalui kuis-kuis untuk para jurnalis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuis itu sangat bersifat nasionalis, seperti bunyi teks Proklamasi secara lengkap dan sempurna, bunyi Pembukaan UUD 1945, hingga Pancasila. Bagi yang bisa menjawab kuis mendapkan hadiah berupa televisi, sepeda, dan hadiah menarik lainnya.
Bukan hanya bagi-bagi hadiah, acara penuh kekeluargaan kemarin juga diisi dengan hiburan. Para wartawan yang hadir diminta untuk membawakan lagu. Tak ketinggalan, Kapolda Petrus Golose dan Wakapolda Gede Alit Widana pun ikut bernyanyi bersama pimpinan media. Salah satu lagi yang dinyanyikan adalah lagi Bali berjudul; ‘Selem-selem Manis’. *p
Komentar