Dalam Sebulan, Dua Kali Dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klungkung untuk kedua kalinya dalam kurun sebulan terakhir harus mengevakuasi satu keluarga dari tempat tinggalnya di Bantaran Tukad Unda kawasan Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, karena gubuknya diterjang banjir lahar dingin.
SEMARAPURA, NusaBali
Satu keluarga beranggotakan 4 orang yang dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda, Kamis (28/12) siang, sebelumnya sudah sempat dieva-kuasi, 27 November 2017. Empat orang sekeluarga yang dievakuasi kembali dari Bantaran Tukad Unda ini adalah pasangan suami istri I Made Sebita dan Serikah, beserta dua anaknya yang sudah dewasa, yakni I Made Suandi dan Komang Astini. Proses evakuasi kedua kalinya, Kamis kemarin, berlang-sung alot selama 1 jam lebih sejak pukul 11.20 Wita hingga 12.30 Wita.
Mereka terpaksa dievakuasi, karena gubuk berukuran 4 meter x 3 meter di sekitar Jembatan Tukad Unda Tangkas yang ditempatinya sudah tergenang air sungai setinggi 20 cm, sejak dua pekan lalu. Air meluap akibat pendangkalan Tukad Unda sekitar 2 meter, lantaran abu erupsi Gunung Agung. Padahal, sebelum terjadi banjir lahar dingin, posisi gubuk keluarga Made Suandi masih berjarak sekitar 25 meter dari Tukad Unda.
Dalam proses evakuasi keluarga Made Suandi, Kamis kemarin, TRC BPBD BPBD Klungkung didampingi aparat Desa Tangkas, Babinkamtibmas Desa Tangkas, pecalang Desa Pakraman Tangkas, dan warga setempat. Begitu dievakuasi, satu keluarga ini langsung dibawa ke rumahnya yang berada di pemukiman penduduk Desa Tangkas. Ru-mahnya tersebut merupakan bantuan bedah rumah dari Pemkab Klung-kung.
Uniknya, keluarga yang menemparti gubuk tak layak huni di Bantaran Tukad Unda ini sempat bersikeras tidak mau dievakuasi dan dipindahkan ke Desa Tangkas. Itu sebabnya, proses evakuasi kemarin siang berlangsung alot selama 1 jam lebih.
Konon, keluarga Made Suandi tidak pernah mau menempati bedah rumah bantuan Pemkab Klungkung di Desa Tangkas, melainkan ngotot tinggal di Bantaran Tukad Unda dengan dalih agar bisa lebih mudah mencari rongsokan dan pakan ternak babi. Sebelumnya, mereka sudah pernah dievakuasi ke Bale Banjar Peken, Desa Tangkas, namun tak lama kemudian kembali tinggal di Bantaran Tukad Unda.
Kamis kemarin, satu keluarga beranggotakan 4 orang ini kembali dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda. Meski sempat bersikeras, mereka akhirnya bersedia dibawa pulang ke bedah rumahanya di Desa Tangkas. Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan pihaknya terpaksa bertindak tegas untuk mengantisipasi segala kemungkinan. “Kita mengantipasi terjadinya korban karena luapan air Tukad Unda,” tegas Putu Widiada.
BPBD Klungkung bukan hanya sekadar mengevakuasi satu keluarga ini dari Bantaran Tukad Unda. Setelah proses evakuasi kemarin, BPBD Klungkung langsung menyerahkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok lainnya buat mereka. Menurut Putu Widiada, pihaknya berharap keluarga Made Suandi tidak lagi nekat pindah tinggal ke Bantaran Tukad Unda.
Bahkan, kata Widiada, pihak prajuru desa dan warga Tangkas juga akan terus mengawasi keluarga Made Suandi. “Berdasarkan keterangan dari Perbekel Tangkas, Kadus, maupun masyarakat lainnya, keluarga Made Suandi selama ini sebetulnya sudah dinasehati. Namun, mereka tetap bersikeras tinggal di rumah gedeg kawasan Bantaran Tukad Unda,” beber Widiada.
Widiada mentatakan, saat terjadi terjangan banjir lahar dingin sebulan lalu, satu keluarga beranggotakan 4 orang ini sudah sempat dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda. Kala itu, keluarfga Made Suandi dipindahkan ke Bale Banjar Peken, Desa Tangkas untuk tinggal sementara. Sebab, mereka enggan menempati bedah rumah bantuan pemerintah.
Namun, tak lama berselang, mereka malah kembali ke tinggal di Bantaran Tukad Unda. Hanya saja, mereka tidak lagi menempati gubuk tak layak huni yang terendam air sungai, melainkan menempati bangunan bekas pencetakan batako di Bantaran Tukad Unda. “Bbekas pencetakan batako yang ditempatinya itu milik I Ketut Kota, yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya yang tergenang air,” ujar Widia-da. 7 wan
Sebulan sebelumnya, keluarga Made Suandi juga dievakuasi TRC BPBD Kkungkung dari Bantaran Tukag Unda, 27 November 2017 sore, karena gubuknya nyaris roboh tersapu banjir lahar dingin. Proses evakuasi kala itu pun berlangsung dramatis, karena petugas BPBD lebih dulu harus menangkap sejumlah kucit (anak babi) yang semula dliarkan satu kelu-arga ini di areal Tukad Unda.
Dalam hitungan menit, kucit-kucit tersebut berhasil ditangkap dan ditempatkan di sebuah lahan warga. Setelah kucit-kucit ditangkap, barulah empat warga sekeluarga dievakuasi. Mereka diungsikan Bale Banjar Peken, Desa Tangkas, lengkap dengan barang-barang miliknya. *wan
Satu keluarga beranggotakan 4 orang yang dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda, Kamis (28/12) siang, sebelumnya sudah sempat dieva-kuasi, 27 November 2017. Empat orang sekeluarga yang dievakuasi kembali dari Bantaran Tukad Unda ini adalah pasangan suami istri I Made Sebita dan Serikah, beserta dua anaknya yang sudah dewasa, yakni I Made Suandi dan Komang Astini. Proses evakuasi kedua kalinya, Kamis kemarin, berlang-sung alot selama 1 jam lebih sejak pukul 11.20 Wita hingga 12.30 Wita.
Mereka terpaksa dievakuasi, karena gubuk berukuran 4 meter x 3 meter di sekitar Jembatan Tukad Unda Tangkas yang ditempatinya sudah tergenang air sungai setinggi 20 cm, sejak dua pekan lalu. Air meluap akibat pendangkalan Tukad Unda sekitar 2 meter, lantaran abu erupsi Gunung Agung. Padahal, sebelum terjadi banjir lahar dingin, posisi gubuk keluarga Made Suandi masih berjarak sekitar 25 meter dari Tukad Unda.
Dalam proses evakuasi keluarga Made Suandi, Kamis kemarin, TRC BPBD BPBD Klungkung didampingi aparat Desa Tangkas, Babinkamtibmas Desa Tangkas, pecalang Desa Pakraman Tangkas, dan warga setempat. Begitu dievakuasi, satu keluarga ini langsung dibawa ke rumahnya yang berada di pemukiman penduduk Desa Tangkas. Ru-mahnya tersebut merupakan bantuan bedah rumah dari Pemkab Klung-kung.
Uniknya, keluarga yang menemparti gubuk tak layak huni di Bantaran Tukad Unda ini sempat bersikeras tidak mau dievakuasi dan dipindahkan ke Desa Tangkas. Itu sebabnya, proses evakuasi kemarin siang berlangsung alot selama 1 jam lebih.
Konon, keluarga Made Suandi tidak pernah mau menempati bedah rumah bantuan Pemkab Klungkung di Desa Tangkas, melainkan ngotot tinggal di Bantaran Tukad Unda dengan dalih agar bisa lebih mudah mencari rongsokan dan pakan ternak babi. Sebelumnya, mereka sudah pernah dievakuasi ke Bale Banjar Peken, Desa Tangkas, namun tak lama kemudian kembali tinggal di Bantaran Tukad Unda.
Kamis kemarin, satu keluarga beranggotakan 4 orang ini kembali dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda. Meski sempat bersikeras, mereka akhirnya bersedia dibawa pulang ke bedah rumahanya di Desa Tangkas. Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan pihaknya terpaksa bertindak tegas untuk mengantisipasi segala kemungkinan. “Kita mengantipasi terjadinya korban karena luapan air Tukad Unda,” tegas Putu Widiada.
BPBD Klungkung bukan hanya sekadar mengevakuasi satu keluarga ini dari Bantaran Tukad Unda. Setelah proses evakuasi kemarin, BPBD Klungkung langsung menyerahkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok lainnya buat mereka. Menurut Putu Widiada, pihaknya berharap keluarga Made Suandi tidak lagi nekat pindah tinggal ke Bantaran Tukad Unda.
Bahkan, kata Widiada, pihak prajuru desa dan warga Tangkas juga akan terus mengawasi keluarga Made Suandi. “Berdasarkan keterangan dari Perbekel Tangkas, Kadus, maupun masyarakat lainnya, keluarga Made Suandi selama ini sebetulnya sudah dinasehati. Namun, mereka tetap bersikeras tinggal di rumah gedeg kawasan Bantaran Tukad Unda,” beber Widiada.
Widiada mentatakan, saat terjadi terjangan banjir lahar dingin sebulan lalu, satu keluarga beranggotakan 4 orang ini sudah sempat dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda. Kala itu, keluarfga Made Suandi dipindahkan ke Bale Banjar Peken, Desa Tangkas untuk tinggal sementara. Sebab, mereka enggan menempati bedah rumah bantuan pemerintah.
Namun, tak lama berselang, mereka malah kembali ke tinggal di Bantaran Tukad Unda. Hanya saja, mereka tidak lagi menempati gubuk tak layak huni yang terendam air sungai, melainkan menempati bangunan bekas pencetakan batako di Bantaran Tukad Unda. “Bbekas pencetakan batako yang ditempatinya itu milik I Ketut Kota, yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya yang tergenang air,” ujar Widia-da. 7 wan
Sebulan sebelumnya, keluarga Made Suandi juga dievakuasi TRC BPBD Kkungkung dari Bantaran Tukag Unda, 27 November 2017 sore, karena gubuknya nyaris roboh tersapu banjir lahar dingin. Proses evakuasi kala itu pun berlangsung dramatis, karena petugas BPBD lebih dulu harus menangkap sejumlah kucit (anak babi) yang semula dliarkan satu kelu-arga ini di areal Tukad Unda.
Dalam hitungan menit, kucit-kucit tersebut berhasil ditangkap dan ditempatkan di sebuah lahan warga. Setelah kucit-kucit ditangkap, barulah empat warga sekeluarga dievakuasi. Mereka diungsikan Bale Banjar Peken, Desa Tangkas, lengkap dengan barang-barang miliknya. *wan
1
Komentar