Bule Estonia Terbang Layang dari Puncak Gunung Agung
Kasus wisatawan asing nekat mendaki Gunung Agung yang dalam kondisi erupsi, terus saja terjadi.
AMLAPURA, NusaBali
Sehari pasca aksi nekat tiga bule asal Rusia dan Ukraina, Jumat (29/12) giliran wisatawan dari Estonia, Jaano Rassa, 44, yang mendaki Gunung Agung. Bedanya, Jaano Rassa turun dari puncak Gunung Agung dengan cara terbang laying meng-gunakan parasut.
Jaano Rassa mendarat dengan selamat di Terminal Ulun Setra Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Bule Estonia berusia 44 tahun ini pun langsung diamankan petugas kepolisian ke Polsek Rendang untuk diinterogasi.
Bule Estonia ini terungkap mendaki sendirian ke puncak Gunung Agung. Bule ini berangkat dari tempatnya menginap di Hotel Ita Beach Village Candidasa, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kamis (28/12) malam sekitar pukul 21.00 Wita, naik motor dengan melintasi jalur Klungkung. Jaano Rassa tiba di Pura Pengubengan Besakih sekitar pukul 23.00 Wita.
Dari kawasan Pura Pengubengan Besakih, Jaano Rassa mendaki Gunung Agung sendirian, sambil membawa peralatan parasut. Tiba di puncak ketiga Gunung Agung, Jumat pagi pukul 06.15 Wita, Jaano sempat menyaksikan erupsi di mana kawah mengepulkan asap putih dan abu. Dia juga menyaksikan lava yang telah memenuhi sebagian kawah Gunung Agung. Semuanya didokumentasikan melalui kamera ponsel.
Khawatir keselamatannya terancam, Jaano langsung terjun dari bibir kawah bagian barat Gunung Agung menuju arah selatan sekitar pukul 08.00 Wita. Saat melayang-layang dengan parasut di udara itulah, Jaano menjadi tontonan masyarakat tiga banjar di Desa Besakih, yakni Banjar Palak, Banjar Besakih Kangin, dan Banjar Kunyit. Jaano mendarat dengan selamat di Terminal Ulun Setra Besakih sekitar pukul 09.00 Wita, setelah 1 jam melayang.
Warga dan petugas kepolisian pun langsung mendatangi Jaano. Selanjutnya, Jaano digelandang ke Mapolsek Rendang untuk diinterogasi. Jaano sempat menolak memberikan memory card foto-foto dan video hasil dokumentasinya di puncak Gunung Agung kepada petugas. Bahkan, Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Berata ikut berupaya berkomunikasi dengan Jaano, agar ketegangan cair. Danramil Rendang, Kapten Inf I Ketut Sumendra, juga ikut hadir ke Mapolsek.
Bule Estonia itu terlebih dulu disuguhi kopi Bali dan diajak minum bersama. Setelah suasana cair, komunikasi lancar, maka memory card diserahkan Jaano, filenya dipindahkan. Bule Estonia yang sehari-harinya bekerja sebagai pilot domestik ini berjanji tidak akan mengulangi perbuatan nekatnya naik ke Gunung Agung. Janji itu dituangkan dalam surat pernyataan tulis tangan.
Kepada petugas, Jaano menceritakan motivasi naik Gunung Agung murni untuk menyaksikan dari dekat kondisi kawah yang selama ini beritanya beredar dan dibesar-besarkan di medsos. Selain itu, hasil dokumentasinya di puncak Gunung Agung juga akan dilaporkan ke perusahaan maskapai tempatnya bekerja. "Ternyata, kesimpulannya Bali aman, layak dikunjungi. Nanti kami beritakan di Estonia bahwa Bali aman dikunjungi," kata Jaano.
Sementara itu, Ketua Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung Karangasem, I Gede Pawana, berharap tidak ada lagi wisatawan yang nekat mendaki di tengah situasi erupsi. "Jangan lagi ada yang mendaki-lah. Ini penting, agar kami lebih mudah mengedukasi masyarakat untuk menjauhi Gunung Agung dalam radius 8-10 kilometer," jelas Gede Pawana, Jumat kemarin.
Sehari sebelumnya, tiga wisatawan asing asal belahan Eropa Timur juga nekat mendaku Gunung Agung dari jalur berbeda, Kamis (28/12) dinihari. Mereka masing-masing Evgenii Klepikov, 36 (asal Rusia), Martin Latvia Riga, 41 (asal Ukraina), dan Yephen Vorobiei, 28 (asal Ukraina).
Evgenii Klepikov mendaki Gunung Agung dari jalur selatan, yakni di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat sendirian, Kamis dinihari pukul 03.00 Wita. Sedangkan Martin Latvia Riga dan Yephen Vorobiei mendaki Gunung Agung dari jalur tenggara di Pura Pasar Agung, Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Begitu balik dari pouncak Gunung Agung, mereka pun sempat diinterogasi Pasebaya Gunung Agung dan jajaran Polsek Bebandem. *k16
Jaano Rassa mendarat dengan selamat di Terminal Ulun Setra Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Bule Estonia berusia 44 tahun ini pun langsung diamankan petugas kepolisian ke Polsek Rendang untuk diinterogasi.
Bule Estonia ini terungkap mendaki sendirian ke puncak Gunung Agung. Bule ini berangkat dari tempatnya menginap di Hotel Ita Beach Village Candidasa, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kamis (28/12) malam sekitar pukul 21.00 Wita, naik motor dengan melintasi jalur Klungkung. Jaano Rassa tiba di Pura Pengubengan Besakih sekitar pukul 23.00 Wita.
Dari kawasan Pura Pengubengan Besakih, Jaano Rassa mendaki Gunung Agung sendirian, sambil membawa peralatan parasut. Tiba di puncak ketiga Gunung Agung, Jumat pagi pukul 06.15 Wita, Jaano sempat menyaksikan erupsi di mana kawah mengepulkan asap putih dan abu. Dia juga menyaksikan lava yang telah memenuhi sebagian kawah Gunung Agung. Semuanya didokumentasikan melalui kamera ponsel.
Khawatir keselamatannya terancam, Jaano langsung terjun dari bibir kawah bagian barat Gunung Agung menuju arah selatan sekitar pukul 08.00 Wita. Saat melayang-layang dengan parasut di udara itulah, Jaano menjadi tontonan masyarakat tiga banjar di Desa Besakih, yakni Banjar Palak, Banjar Besakih Kangin, dan Banjar Kunyit. Jaano mendarat dengan selamat di Terminal Ulun Setra Besakih sekitar pukul 09.00 Wita, setelah 1 jam melayang.
Warga dan petugas kepolisian pun langsung mendatangi Jaano. Selanjutnya, Jaano digelandang ke Mapolsek Rendang untuk diinterogasi. Jaano sempat menolak memberikan memory card foto-foto dan video hasil dokumentasinya di puncak Gunung Agung kepada petugas. Bahkan, Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Berata ikut berupaya berkomunikasi dengan Jaano, agar ketegangan cair. Danramil Rendang, Kapten Inf I Ketut Sumendra, juga ikut hadir ke Mapolsek.
Bule Estonia itu terlebih dulu disuguhi kopi Bali dan diajak minum bersama. Setelah suasana cair, komunikasi lancar, maka memory card diserahkan Jaano, filenya dipindahkan. Bule Estonia yang sehari-harinya bekerja sebagai pilot domestik ini berjanji tidak akan mengulangi perbuatan nekatnya naik ke Gunung Agung. Janji itu dituangkan dalam surat pernyataan tulis tangan.
Kepada petugas, Jaano menceritakan motivasi naik Gunung Agung murni untuk menyaksikan dari dekat kondisi kawah yang selama ini beritanya beredar dan dibesar-besarkan di medsos. Selain itu, hasil dokumentasinya di puncak Gunung Agung juga akan dilaporkan ke perusahaan maskapai tempatnya bekerja. "Ternyata, kesimpulannya Bali aman, layak dikunjungi. Nanti kami beritakan di Estonia bahwa Bali aman dikunjungi," kata Jaano.
Sementara itu, Ketua Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung Karangasem, I Gede Pawana, berharap tidak ada lagi wisatawan yang nekat mendaki di tengah situasi erupsi. "Jangan lagi ada yang mendaki-lah. Ini penting, agar kami lebih mudah mengedukasi masyarakat untuk menjauhi Gunung Agung dalam radius 8-10 kilometer," jelas Gede Pawana, Jumat kemarin.
Sehari sebelumnya, tiga wisatawan asing asal belahan Eropa Timur juga nekat mendaku Gunung Agung dari jalur berbeda, Kamis (28/12) dinihari. Mereka masing-masing Evgenii Klepikov, 36 (asal Rusia), Martin Latvia Riga, 41 (asal Ukraina), dan Yephen Vorobiei, 28 (asal Ukraina).
Evgenii Klepikov mendaki Gunung Agung dari jalur selatan, yakni di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat sendirian, Kamis dinihari pukul 03.00 Wita. Sedangkan Martin Latvia Riga dan Yephen Vorobiei mendaki Gunung Agung dari jalur tenggara di Pura Pasar Agung, Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Begitu balik dari pouncak Gunung Agung, mereka pun sempat diinterogasi Pasebaya Gunung Agung dan jajaran Polsek Bebandem. *k16
Komentar