Dana Pengembangan RS Nyitdah Segera Cair
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryatuti melakukan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama koordinasi percepatan pinjaman daerah dalam rangka pembangunan infrastruktur derah di Jakarta, Kamis (28/12).
TABANAN, NusaBali
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemkab Tabanan mengajukan pinjaman dana ke BUMN melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp 201 miliar. Pinjaman ini untuk mengembangkan UPT Rumah Sakit Nyitdah, di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, menjadi rumah sakit berstandar internasional. Dana dimaksud akan segera cair dalam waktu 40 hari.
Penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama koordinasi percepatan pinjaman daerah dalam rangka pembangunan infrastruktur daerah dilakukan di Graha Sawala Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/12). Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dengan Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI Edwin Syahruzard, disaksikan pula oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri.
Bupati Eka mengatakan pengembangan RS Nyitdah akan menjadi RS berskala internasional sebab akan ada pelayanan stroke centre. Hemodialisis termurah bantuan Jepang, ada klinik estetik, ada general check up internasional. “Kemarin sudah penandatanganan kesepahaman nota, artinya dana segera cair dalam waktu 40 hari,” ujar Bupati Eka, Jumat (29/12).
Dikatakannya, pemanfaatan fasilitas pembiayaan oleh PT SMI ini merupakan salah satu opsi yang dipilih pihaknya agar bisa menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan bisa diakses masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan ruang rawat inap.
Dengan pinjaman ini diharapkan pengembangan UPT RS Nyitdah yang sempat tersendat akibat keterbatasan anggaran daerah segera bisa direalisasikan. Karena kondisi BRSUD Tabanan saat ini sudah tidak memadahi dari segi daya tampung. “Rasio jumlah penduduk dengan ketersediaan bed sudah tidak imbang. Sampai di waktu-waktu tertentu pasien dirawat di UGD bahkan sampai lorong-lorong. Saya tidak ingin kondisi itu terjadi,” tegasnya.
Ditambahkannya, upaya pengembangan UPT RS Nyitdah telah dilakukan dengan berbagai cara. Terakhir upaya tersebut dilakukan dengan memanfaatkan anggaran BKK dari Pemprov Bali sehingga terbangun dua gedung wings. “Tapi itu belum memadai. Maka saya memberanikan diri untuk menempuh kebijakan ini. Apalagi DPRD juga sudah memberikan dukungan. Kami ambil jalan ini untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Karena urusan kesehatan itu masalah yang urgen,” imbuhnya.
Nilai pinjaman yang diberikan mencapai Rp 201 miliar dengan jangka waktu pinjaman selama 8 tahun. Fasilitas itu bisa dimanfaatkan selama 18 bulan, dengan kata lain pengembangan UPT RS Nyitdah berlangsung satu setengah tahun.
Dengan jumlah nilai pinjaman tersebut Pemkab Tabanan akan melakukan penambahan empat unit gedung di UPT RS Nyitdah yang lahannya hampir 7 hektare, dengan fasilitas kamar sekitar 570 kamar. Pengembangan RS tersebut diperkirakan rampung total di tahun 2020. *d
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemkab Tabanan mengajukan pinjaman dana ke BUMN melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp 201 miliar. Pinjaman ini untuk mengembangkan UPT Rumah Sakit Nyitdah, di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, menjadi rumah sakit berstandar internasional. Dana dimaksud akan segera cair dalam waktu 40 hari.
Penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama koordinasi percepatan pinjaman daerah dalam rangka pembangunan infrastruktur daerah dilakukan di Graha Sawala Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/12). Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dengan Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI Edwin Syahruzard, disaksikan pula oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri.
Bupati Eka mengatakan pengembangan RS Nyitdah akan menjadi RS berskala internasional sebab akan ada pelayanan stroke centre. Hemodialisis termurah bantuan Jepang, ada klinik estetik, ada general check up internasional. “Kemarin sudah penandatanganan kesepahaman nota, artinya dana segera cair dalam waktu 40 hari,” ujar Bupati Eka, Jumat (29/12).
Dikatakannya, pemanfaatan fasilitas pembiayaan oleh PT SMI ini merupakan salah satu opsi yang dipilih pihaknya agar bisa menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan bisa diakses masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan ruang rawat inap.
Dengan pinjaman ini diharapkan pengembangan UPT RS Nyitdah yang sempat tersendat akibat keterbatasan anggaran daerah segera bisa direalisasikan. Karena kondisi BRSUD Tabanan saat ini sudah tidak memadahi dari segi daya tampung. “Rasio jumlah penduduk dengan ketersediaan bed sudah tidak imbang. Sampai di waktu-waktu tertentu pasien dirawat di UGD bahkan sampai lorong-lorong. Saya tidak ingin kondisi itu terjadi,” tegasnya.
Ditambahkannya, upaya pengembangan UPT RS Nyitdah telah dilakukan dengan berbagai cara. Terakhir upaya tersebut dilakukan dengan memanfaatkan anggaran BKK dari Pemprov Bali sehingga terbangun dua gedung wings. “Tapi itu belum memadai. Maka saya memberanikan diri untuk menempuh kebijakan ini. Apalagi DPRD juga sudah memberikan dukungan. Kami ambil jalan ini untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Karena urusan kesehatan itu masalah yang urgen,” imbuhnya.
Nilai pinjaman yang diberikan mencapai Rp 201 miliar dengan jangka waktu pinjaman selama 8 tahun. Fasilitas itu bisa dimanfaatkan selama 18 bulan, dengan kata lain pengembangan UPT RS Nyitdah berlangsung satu setengah tahun.
Dengan jumlah nilai pinjaman tersebut Pemkab Tabanan akan melakukan penambahan empat unit gedung di UPT RS Nyitdah yang lahannya hampir 7 hektare, dengan fasilitas kamar sekitar 570 kamar. Pengembangan RS tersebut diperkirakan rampung total di tahun 2020. *d
Komentar