Patung Dewi Danu Tertinggi dan Terbesar di Indonesia
Patung Dewi Danu yang dibangun di hulu Danau Batur, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, ditetapkan sebagai Patung Dewi Danu terbesar dan tertinggi di Indonesia oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
BANGLI, NusaBali
Penyerahan rekor MURI bersamaan dengan peresmian Patung Dewi Danu bertempat di jaba tengah Pura Ulundanu Batur pada Redite Kliwon Medangkungan, Minggu (31/12). Peresmian patung dihadiri Bupati Bangli I Made Gianyar, sejumlah pejabat perwakilan dari beberapa kementerian serta raja-raja se-nusantara.
Proses pembangunan patung Dewi Danu membutuhkan waktu satu tahun dua bulan tiga hari dengan melibatkan sejumlah pematung yang diketuai I Gede Wibawa bersama krama Desa Songan serta dukungan Senator DPD RI, Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastraputra Suyasa III (AWK). Saat peresmian patung Dewi Danu, AWK menjelaskan pembuatan patung merupakan cita-cita warga Songan. Pada tahun 2016, rencana tersebut mulai digarap tepat pada 17 Agustus dengan peletakan batu pertama. Patung Dewi Danu atau Dewi Kemakmuran yang berdiri di atas batu padas bentukan alam sebagai ikon Danau Batur diyakini akan memberikan kemakmuran bagi masyarakat.
Awal pembangunan patung Dewi Danu, pematung Gede Wibawa mendapat pawisik dan mimpi agar dibuatkan kendaraan berupa naga dan ikan mujair yang menjadi ciri khas Danau Batur. Setelah pembangunan berjalan, kembali ada pawisik agar dibangun lima patung sebagai dayang. “Mendapat pawisik seperti itu, Gede Wibawa langsung menambah pembangunan patung. Syukur pengerjaan selama ini berjalan lancar,” ungkap AWK. Adapun patung yang menghiasi yakni patung ksatria raja, patung dayang-dayang, dan patung dayang-dayang membawa kendi.
AWK berharap, ke depan Patung Dewi Danu menjadi tujuan wisata spiritual dan bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar. Untuk sampai ke Patung Dewi Danu, pengunjung harus menyeberangi danau dengan perahu. AWK tidak ingin dibuatkan jalan penguhung. “Alasannya agar pengunjung bisa menikmati suasana menyeberangi danau, selain itu warga setempat ada pendapatan dengan menyewakan jasa penyeberangan. Tentu biaya disesuaikan,” sebutnya. Rektor termuda di Indonesia ini meminta pemerintah daerah bisa mendukung rencana tersebut. Ada penataan lebih lanjut, seperti keamanannya. Pemerintah bisa mempersiapkan pelampung.
Sementara Perbekel Desa Songan, Jro Lanang menyampaikan harapan besar warga Songan agar patung Dewi Danu menjadi ikon wisata spiritual di Bangli. Dengan diresmikan Patung Dewi Danu, Jro Lanang berkomitmen untuk senantiasa menjaga kesucian areal Pura Ulundanu Batur. “Kehadiran beliau (patung Dewi Danu) bisa mengangkat perekonomian warga Desa Songan,” imbuhnya.
Dijelaskan, pembuatan patung Dewi Danu dengan tinggi 15 meter menggunakan beton yang bahan dari pasir Kintamani. Masyarakat secara gotong royong mengangkut material dari pinggir danau menuju lokasi menggunakan rakit yang selanjutnya ditarik menggunakan perahu. Masyarakat Desa Songan bersama 14 orang pematung yang dipimpin I Gede Wibawa asal Penyaringan, Jembrana bahu-membahu membangun patung Dewi Danu. “Material yang digunakan material lokal. Setelah patung yang berbahan beton ini jadi, selanjutnya dihias dengan cat berwarna emas. Menjadi kebanggan, patung Dewi Danu memperoleh rekor MURI,” sebutnya. Ditegaskan, biata patung bersumber dari dana pribadi AWK. *e
Penyerahan rekor MURI bersamaan dengan peresmian Patung Dewi Danu bertempat di jaba tengah Pura Ulundanu Batur pada Redite Kliwon Medangkungan, Minggu (31/12). Peresmian patung dihadiri Bupati Bangli I Made Gianyar, sejumlah pejabat perwakilan dari beberapa kementerian serta raja-raja se-nusantara.
Proses pembangunan patung Dewi Danu membutuhkan waktu satu tahun dua bulan tiga hari dengan melibatkan sejumlah pematung yang diketuai I Gede Wibawa bersama krama Desa Songan serta dukungan Senator DPD RI, Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastraputra Suyasa III (AWK). Saat peresmian patung Dewi Danu, AWK menjelaskan pembuatan patung merupakan cita-cita warga Songan. Pada tahun 2016, rencana tersebut mulai digarap tepat pada 17 Agustus dengan peletakan batu pertama. Patung Dewi Danu atau Dewi Kemakmuran yang berdiri di atas batu padas bentukan alam sebagai ikon Danau Batur diyakini akan memberikan kemakmuran bagi masyarakat.
Awal pembangunan patung Dewi Danu, pematung Gede Wibawa mendapat pawisik dan mimpi agar dibuatkan kendaraan berupa naga dan ikan mujair yang menjadi ciri khas Danau Batur. Setelah pembangunan berjalan, kembali ada pawisik agar dibangun lima patung sebagai dayang. “Mendapat pawisik seperti itu, Gede Wibawa langsung menambah pembangunan patung. Syukur pengerjaan selama ini berjalan lancar,” ungkap AWK. Adapun patung yang menghiasi yakni patung ksatria raja, patung dayang-dayang, dan patung dayang-dayang membawa kendi.
AWK berharap, ke depan Patung Dewi Danu menjadi tujuan wisata spiritual dan bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar. Untuk sampai ke Patung Dewi Danu, pengunjung harus menyeberangi danau dengan perahu. AWK tidak ingin dibuatkan jalan penguhung. “Alasannya agar pengunjung bisa menikmati suasana menyeberangi danau, selain itu warga setempat ada pendapatan dengan menyewakan jasa penyeberangan. Tentu biaya disesuaikan,” sebutnya. Rektor termuda di Indonesia ini meminta pemerintah daerah bisa mendukung rencana tersebut. Ada penataan lebih lanjut, seperti keamanannya. Pemerintah bisa mempersiapkan pelampung.
Sementara Perbekel Desa Songan, Jro Lanang menyampaikan harapan besar warga Songan agar patung Dewi Danu menjadi ikon wisata spiritual di Bangli. Dengan diresmikan Patung Dewi Danu, Jro Lanang berkomitmen untuk senantiasa menjaga kesucian areal Pura Ulundanu Batur. “Kehadiran beliau (patung Dewi Danu) bisa mengangkat perekonomian warga Desa Songan,” imbuhnya.
Dijelaskan, pembuatan patung Dewi Danu dengan tinggi 15 meter menggunakan beton yang bahan dari pasir Kintamani. Masyarakat secara gotong royong mengangkut material dari pinggir danau menuju lokasi menggunakan rakit yang selanjutnya ditarik menggunakan perahu. Masyarakat Desa Songan bersama 14 orang pematung yang dipimpin I Gede Wibawa asal Penyaringan, Jembrana bahu-membahu membangun patung Dewi Danu. “Material yang digunakan material lokal. Setelah patung yang berbahan beton ini jadi, selanjutnya dihias dengan cat berwarna emas. Menjadi kebanggan, patung Dewi Danu memperoleh rekor MURI,” sebutnya. Ditegaskan, biata patung bersumber dari dana pribadi AWK. *e
1
Komentar