PHDI Imbau Ogoh-ogoh Tidak Diplaspas
PHDI Klungkung mengimbau kepada masyarakat yang membuat ogoh-ogoh untuk Pangrupukan, 8 Maret nanti, sehari menjelang Hari Raya Nyepi tahun saka 1938, tidak Mlaspas ogoh-ogohnya.
SEMARAPURA, NusaBali
“Sebaiknya cukup diupacarai dengan banten Prayascita (pembersihan) saja,” pinta Ketua Bidang Kemasyarakatan PDHI Klungkung, Dewa Ketut Soma, Rabu (27/1).
Soma menjelaskan, jika ogoh-ogoh diplaspas, maka secara niskala bakal menarik energi bhuta kala untuk masuk. Selain ogoh-ogoh yang terkena pengaruh bhuta kala, juga berdampak bagi pengarak ogoh-ogohnya. Sehingga mereka kerap berjalan agak sempoyongan dan cenderung bersikap arogan. “Kami bakal menggelar pertemuan untuk menyampaikan hal ini, dengan mengundang pihak terkait, tokoh masyarakat dan sebagainya,” ujarnya. Pihaknya tidak membatasi sekaa teruna dalam berkreativitas membuat ogoh-ogoh, karena itu merupakan kreativitas.
Sejumlah sekaa teruna-teruni (STT) mulai sibuk membuat ogoh-ogoh. Seperti yang dilakukan oleh STT Yowana Dharma Artha, Banjar Kaler, Desa Satra, Kecamatan Klungkung. Menurut Ketua STT Yowana Dharma Artha, Dewa Gede Dita Adi Dharma saat ditemui di sela-sela membuat ogoh-ogoh mengatakan, sudah mulai menggarap kerangka ogoh-ogoh sejak Senin (25/1). Kata dia, memang Rahina Pangrupukan masih jauh sakitar lagi satu setengah bulan. Namun untuk membuat karya yang bagus, lebih baik dikerjakan jauh-jauh hari, tanpa harus tergesa-gesa. "Kami akan membuatogoh-ogoh Narasinga Murti, yang berbahan dari stereo foam" ujarnya, didampingi anggotanya.
Untuk STT Banjar Kaler hanya membuat satu ogoh-ogoh, sedangkan untuk tingkat anak-anak juga membuat 1 buah ogoh-ogoh. Hal ini demi meningkatkan kebersamaan STT yang terdiri dari 90 anggota ini, mereka sepakat untuk menggarap ogoh-ogohsepulang sekolah. Yakni sekitar pukul 14.00-19.00 Wita. "Kalau hari libur, kami bakal mulai mengerjakan dari pagi," akunya. 7w
1
Komentar