Bandara Target Penumpang Naik 8 Persen di 2018
Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, memberikan suguhan spesial kepada penumpang yang datang dan berangkat pertama saat pergantian tahun 2017 ke 2018, berupa tari Bali serta flash mob bertema Sounds of Miracle.
MANGUPURA, NusaBali
Acara pelepasan dan penyambutan ini digelar di terminal keberangkatan dan kedatangan internasional. Penerbangan pertama 2018 adalah Emirates dengan nomor penerbangan EK 399 rute Denpasar-Dubai. Pesawat yang terbang pada pukul 00.05 Wita mengangkut 242 penumpang. Sementara pesawat kedatangan pertama adalah Air Asia dengan nomor penerbangan QZ537. Pesawat dengan rute Perth-Denpasar itu mendarat di Ngurah Rai pada pukul 00.03, mengangkut 143 penumpang.
Ratusan penumpang yang datang dan meninggalkan Bali itu dilepas dan diterima oleh Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I Devy Suradji, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi, dan sejumlah pejabat komunitas bandara. Para penumpang dilepas dan diterima dengan pengalungan bunga dan pemberian souvenir.
Khusus untuk penumpang yang datang selain pengalungan bunga dan pemberian souvenir juga disambut dengan tarian maskot Sekar Angkasa Pura I yang dibawakan oleh enam penari.
Yanus mengungkapkan pelepasan dan penyambutan penupang pertama yang pergi dan datang ke Bali ini untuk memberikan pengalaman dan sensasi baru. Selain itu untuk memberikan ucapan selamat kepada penumpang. Bagi yang datang silakan menikmati liburan di Bali dengan tenang. Sementara untuk penumpang yang meninggalkan Bali, selamat jalan dan jangan lupa untuk kembali datang ke Bali.
Yanus menjelaskan, pada 2016 jumlah penumpang mencapai 19 juta. Meskipun terjadi musibah tetapi jumlah penumpang tahun 2017 meningkat. “Pada saat ini jumlah penumpang per hari mencapai 63,9 ribu orang. Jumlah ini menunjukkan kondisi sudah normal kembali. Saya belum mendapatkan data riilnya tetapi diprakirakan total jumlahnya tahun 2017 lebih dari 20 juta penumpang,” ungkap Yanus, Senin (1/1).
Menurutnya 2018 tantangan semakin besar. Ada kegiatan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober mendatang. Menyongsong pertemuan itu pihaknya perlu membangun beberapa fasilitas, di antaranya pembangunan apron untuk parking stand pesawat. Selain itu juga mememindahkan beberapa fasilitas.
“Ini gawe bersama. Ini sifatnya merah putih. Kami mendapat tugas untuk menyelesaikan apa yang diharapkan oleh pemerintah dalam menunjang kegiatan IMF Oktober mendatang,” tuturnya.
Pada 2018 dirinya berharap ada peningkatan jumlah penumpang. Estimasi peningkatan atau pertumbuhan kunjungan 2018 adalah 8 persen dibanding 2017. Target itu menurutnya tak muluk-muluk karena kondisi saat ini belum menjamin untuk menargetkan kunjungan yang tinggi. Meskipun tahun ini akan kedatangan ribuan tamu delegasi IMF.
“Kami optimistis, meski Gunung Agung masih belum bisa dipastikan kondisinya. Saya berharap jika terjadi gangguan, para penumpang diberi penanganan khusus. Tolok ukur untuk pariwisata bukan hanya airport tutup. Makanya kami menginginkan suatu pola penanganan yang baik. Jangan sampai penerbangan Ngurah Rai menjadi tolok ukurnya,” imbuhnya.
Yanus mengungkapkan sepanjang 2017 selain kunjungan meningkat dibanding 2016, Bandara Ngurah Rai juga meraih prestasi gemilang. Pada triwulan tiga 2017 Bandara Ngurah Rai berhasil meraih 1st World Best Airport versi Airport Council International dengan memperoleh skor 4,99 untuk kategori bandara dengan 15–25 juta penumpang per tahun. *p
Acara pelepasan dan penyambutan ini digelar di terminal keberangkatan dan kedatangan internasional. Penerbangan pertama 2018 adalah Emirates dengan nomor penerbangan EK 399 rute Denpasar-Dubai. Pesawat yang terbang pada pukul 00.05 Wita mengangkut 242 penumpang. Sementara pesawat kedatangan pertama adalah Air Asia dengan nomor penerbangan QZ537. Pesawat dengan rute Perth-Denpasar itu mendarat di Ngurah Rai pada pukul 00.03, mengangkut 143 penumpang.
Ratusan penumpang yang datang dan meninggalkan Bali itu dilepas dan diterima oleh Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I Devy Suradji, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi, dan sejumlah pejabat komunitas bandara. Para penumpang dilepas dan diterima dengan pengalungan bunga dan pemberian souvenir.
Khusus untuk penumpang yang datang selain pengalungan bunga dan pemberian souvenir juga disambut dengan tarian maskot Sekar Angkasa Pura I yang dibawakan oleh enam penari.
Yanus mengungkapkan pelepasan dan penyambutan penupang pertama yang pergi dan datang ke Bali ini untuk memberikan pengalaman dan sensasi baru. Selain itu untuk memberikan ucapan selamat kepada penumpang. Bagi yang datang silakan menikmati liburan di Bali dengan tenang. Sementara untuk penumpang yang meninggalkan Bali, selamat jalan dan jangan lupa untuk kembali datang ke Bali.
Yanus menjelaskan, pada 2016 jumlah penumpang mencapai 19 juta. Meskipun terjadi musibah tetapi jumlah penumpang tahun 2017 meningkat. “Pada saat ini jumlah penumpang per hari mencapai 63,9 ribu orang. Jumlah ini menunjukkan kondisi sudah normal kembali. Saya belum mendapatkan data riilnya tetapi diprakirakan total jumlahnya tahun 2017 lebih dari 20 juta penumpang,” ungkap Yanus, Senin (1/1).
Menurutnya 2018 tantangan semakin besar. Ada kegiatan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober mendatang. Menyongsong pertemuan itu pihaknya perlu membangun beberapa fasilitas, di antaranya pembangunan apron untuk parking stand pesawat. Selain itu juga mememindahkan beberapa fasilitas.
“Ini gawe bersama. Ini sifatnya merah putih. Kami mendapat tugas untuk menyelesaikan apa yang diharapkan oleh pemerintah dalam menunjang kegiatan IMF Oktober mendatang,” tuturnya.
Pada 2018 dirinya berharap ada peningkatan jumlah penumpang. Estimasi peningkatan atau pertumbuhan kunjungan 2018 adalah 8 persen dibanding 2017. Target itu menurutnya tak muluk-muluk karena kondisi saat ini belum menjamin untuk menargetkan kunjungan yang tinggi. Meskipun tahun ini akan kedatangan ribuan tamu delegasi IMF.
“Kami optimistis, meski Gunung Agung masih belum bisa dipastikan kondisinya. Saya berharap jika terjadi gangguan, para penumpang diberi penanganan khusus. Tolok ukur untuk pariwisata bukan hanya airport tutup. Makanya kami menginginkan suatu pola penanganan yang baik. Jangan sampai penerbangan Ngurah Rai menjadi tolok ukurnya,” imbuhnya.
Yanus mengungkapkan sepanjang 2017 selain kunjungan meningkat dibanding 2016, Bandara Ngurah Rai juga meraih prestasi gemilang. Pada triwulan tiga 2017 Bandara Ngurah Rai berhasil meraih 1st World Best Airport versi Airport Council International dengan memperoleh skor 4,99 untuk kategori bandara dengan 15–25 juta penumpang per tahun. *p
Komentar