nusabali

Didera Jenuh, Pengungsi Pilih Pulang Kampung

  • www.nusabali.com-didera-jenuh-pengungsi-pilih-pulang-kampung

Pengungsi asal Karangasem di Klungkung kian dilanda kejenuhan dan rasa bosan, karena aktivitas yang monoton ditambah mereka harus meninggalkan pekerjaan sehari-hari.

SEMARAPURA, NusaBali
Kondisi ini membuat ratusan pengungsi memberanikan diri pulang ke kampung halamannya, baik yang berada di GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, maupuan di banjar-banjar.

Sesuai data di BPBD Klungkung, pengungsi yang sudah melapor pulang kampung secara permanen 60 orang, Minggu (31/12/2017) pagi atau momen pergantian tahun baru 2018. Sebagian besar pengungsi yang pulang kampung dari Desa Muncan. Bagitupula pengungsi yang menempati posko pengungsian di Balai Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung, 158 orang dari Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, sudah pulang kampung, Senin (1/1) malam.

Menurut seorang pengungsi di GOR Swecapura I Wayan Gatiada,45, yang tinggal bersebelahan dengan tenda warga pengungsi yang pulang kampung 31 Desember lalu, mengaku sempat berbincang-bincang sebelumnya. Mereka memilih pulang karena sejumlah pertimbangan, di antaranya mereka ingin bekerja ke kampung halamannya, kemudian sekolah di wilayah tersebut sudah dibuka. “Saya sebenarnya ingin pulang, tapi di tempat anak saya yang SD bersekolah sampai saat ini belum dibuka. Untuk itu saya belum bisa pulang,” ujarnya, didampingi sang istri Ni Komang Murniasih,30, dan seorang anaknya yang masih SD, Komang Juliartawan,8.

Kata dia, saat ini tengah dilanda rasa kejenuhan berada di posko pengungsian, di samping itu saat siang hari di dalam posko pengungsian cukup panas. Kendati demikian dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mengandalkan logistik di GOR. “Kalau di rumah saya bekerja sebagai pengangkut material galian C,” ujar pria asal Banjar Gunung Biau, Desa Muncan, Karangasem ini.

Di sisi lain, 18 warga dari Banjar Pendem, Desa Muncan, yang selama ini tinggal di posko tenda GOR Swecapura, memutuskan untuk pindah ke sebuah posko pengungsian di Desa Tojan, Klungkung. Karena saat turun hujan air kerap merembes ke dalam tenda.

Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada membenarkan hal tersebut, alasan mereka pulang karena merasa jenuh di posko pengungsian, selain itu mereka juga ingin kembali bekerja seperti biasanya. Namun sebelum pulang pihaknya tetap memberikan imbauan agar selalu waspada, jika situasi ke depannya tidak memungkinan agar mereka kembali ke posko pengungsian. “Kami hanya bisa mengimbau agar sementara ini mereka tinggal dulu di pengungsian,” ujarnya didampingi Sekretaris BPBD Klungkung I Made Suwista. Warga pengungsi yang pulang kampung tersebut berada di luar KRB III. Mereka pulang dengan kendaraan pribadi.

Dijelaskan, pengungsi di Klungkung saat ini mencapai 11.282 jiwa tersebar pada 43 titik posko pengungsian di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan. Untuk mengisi kejenuhan mereka mengambil aneka kesibukan, di antaranya membuat kerajinan tangan, berdagang kecil-kecilan dan lainnya. *wan

Komentar