3 Tahun Ngontrak, Desa Tegal Kertha Kini Miliki Kantor Megah
Sediakan Ruangan Khusus kepada 8 Kepala Dusun
DENPASAR, NusaBali
Desa Tegal Kertha, Kecamatan Denpasar Barat akhirnya memiliki kantor dinas yang megah setelah selama 3 tahun perangkat desa harus menempati kantor kontrakan di Jalan Indrakila. Kantor yang berlokasi di Jalan Gunung Batukaru dengan luas 9,20 are tersebut diresmikan pada Jumat (3/1) lalu setelah diselesaikan selama 6 bulan dengan pembangunan fisik secara swadaya masyarakat desa setempat.
Sebelumnya, kantor desa yang berdiri tahun 1995 tersebut sempat mengalami kerusakan dan tidak bisa ditempati. Sehingga, pihak desa memilih untuk ngontrak rumah digunakan sebagai kantor sementara dari tahun 2014. Di tahun 2016, Pemkot Denpasar sempat menganggarkan dari APBD, namun hasilnya hanya 30 persen di tahun 2015 karena terganjal sedikitnya anggaran.
Beruntungnya dengan APBDes yang sekarang sudah mulai bertambah sehingga pihak desa mengajukan anggaran pembangunan menggunakan dana APBDes yang terealisasi sebanyak Rp 2,8 miliar. "Sebelumnya dana yang digunakan hanya menggunakan APBD. Karena anggarannya minim hanya mencapai 30 persennya, jadi kami coba ajukan ke APBDes yang akhirnya terealisasi pada anggaran 2017," jelas Kepala Desa Tegal Kertha I Putu Trisnajaya, Rabu (3/1).
Menurut Trisnajaya, pihaknya sekarang memberikan ruang khusus kepada 8 kepala dusun agar tetap berada di ruangan dari pukul 08.00 Wita sampai 13.00 Wita. Sehingga masyarakat tidak lagi susah mencari kepala dusun untuk mengurus surat-surat yang diperlukan.
"Dulu kan warga kesusahan mencari Kadus. Kadang-kadang mereka sore baru ketemu, kalo ngurus kan terlambat. Jadi kami sediakanlah ruang khusus, biar jadi satu pintu seperti apa yang dicanangkan Walikota Denpasar dengan program Sewaka Dharma," ujarnya.
Kata Trisnajaya, bangunan yang berlantai dua dengan 10 ruangan kerja dan ruang rapat tersebut diharapkan dapat melayani masyarakat dengan sepenuhnya. Apalagi kata Trisnajaya, pembangunan gedung tersebut dibantu secara swadaya oleh warga setempat. "Jadi kita tidak lagi alasan untuk melayani masyarakat secara lambat. Setidaknya sekarang untuk mengurus satu warga saja itu kami targetkan kurang dari 10 menit harus sudah selesai," ungkapnya. *m
Sebelumnya, kantor desa yang berdiri tahun 1995 tersebut sempat mengalami kerusakan dan tidak bisa ditempati. Sehingga, pihak desa memilih untuk ngontrak rumah digunakan sebagai kantor sementara dari tahun 2014. Di tahun 2016, Pemkot Denpasar sempat menganggarkan dari APBD, namun hasilnya hanya 30 persen di tahun 2015 karena terganjal sedikitnya anggaran.
Beruntungnya dengan APBDes yang sekarang sudah mulai bertambah sehingga pihak desa mengajukan anggaran pembangunan menggunakan dana APBDes yang terealisasi sebanyak Rp 2,8 miliar. "Sebelumnya dana yang digunakan hanya menggunakan APBD. Karena anggarannya minim hanya mencapai 30 persennya, jadi kami coba ajukan ke APBDes yang akhirnya terealisasi pada anggaran 2017," jelas Kepala Desa Tegal Kertha I Putu Trisnajaya, Rabu (3/1).
Menurut Trisnajaya, pihaknya sekarang memberikan ruang khusus kepada 8 kepala dusun agar tetap berada di ruangan dari pukul 08.00 Wita sampai 13.00 Wita. Sehingga masyarakat tidak lagi susah mencari kepala dusun untuk mengurus surat-surat yang diperlukan.
"Dulu kan warga kesusahan mencari Kadus. Kadang-kadang mereka sore baru ketemu, kalo ngurus kan terlambat. Jadi kami sediakanlah ruang khusus, biar jadi satu pintu seperti apa yang dicanangkan Walikota Denpasar dengan program Sewaka Dharma," ujarnya.
Kata Trisnajaya, bangunan yang berlantai dua dengan 10 ruangan kerja dan ruang rapat tersebut diharapkan dapat melayani masyarakat dengan sepenuhnya. Apalagi kata Trisnajaya, pembangunan gedung tersebut dibantu secara swadaya oleh warga setempat. "Jadi kita tidak lagi alasan untuk melayani masyarakat secara lambat. Setidaknya sekarang untuk mengurus satu warga saja itu kami targetkan kurang dari 10 menit harus sudah selesai," ungkapnya. *m
Komentar