Buleleng Jadi Sasaran Penghasil Tebu
Kabupaten Buleleng tahun ini mendapatkan peluang untuk mengembangkan tanaman tebu dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian RI.
SINGARAJA, NusaBali
Sejauh ini melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng telah menyiapkan lahan seluas 175 hektar.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Nyoman Swatantra dihubungi Rabu (3/1) menjelaskan rencana pengembangan perkebunan tebu di Buleleng akan dilangsungkan tahun ini. Program yang turun langsung dari pemerintah pusat mengalokasikan 100 hektare kebun tebu yang akan dikembangkan di Bali. Luas tanam itu disebut akan dialokasikan untuk Kabupaten Buleleng dan Jembrana.
“Dari pusat sebenarnya dialokasikan 100 hektare, tapi kita sudah siapkan 175 hektare. berapa kepastiannya untuk Buleleng kita masih menunggu, mudah-mudahan Januari atau Februari ini sudah turun keputusannya,” ujar Swatantra.
Dari 100 hektare alokasi dari pemerintah pusat disebut 75 hektar akan dikembangkan di Buleleng dan sisanya 25 hektar di Jembrana. Hanya saja perbandingan itu dapat berubah sewaktu-waktu. Buleleng pun mengaku siap menerima seluruh alokasi pengembangan perkebunan tebu jika Kabupaten Jembrana tidak mengambil dan tidak siap menerima program itu.
Swatantra pun mengatakan dari kecocokan lahan, Buleleng masih memiliki 3.000 hektare lahan yang cocok ditanami tebu. Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Gerokgak dan Seririt.
Dalam pengembangan tahap perdana, akan dilakukan dengan demplot di 75 hektare lahan yang sudah dialokasikan oleh pusat. Selanjutnya jika demplot tersebut sukses akan dibaurkan lagi kepad asejumlah petani lainnya. Terkait dengan potensi perkebunan tebu dinilai cukup menjanjikan bagi para petani.
Selain rendah biaya pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman tebu sangat sederhana. Dalam satu kali tanam dengan masa panen maksimal 4 tahun petani dapat memanen tanaman tebu 3-4 kali. Selain itu petani juga disebut tidak perlu bingung untuk memasarkan hasil panennya. Karena sudah difasilitasi Ditjen Perkebunan dan langsung menyuplai bahan mentah pabrik gula di Banyuwangi.
“Karena di sini belum ada pabrik gula, sementara akan disalurkan ke pabrik gula terdekat di Banyuwangi dan semua difasilitasi oleh Ditjen Perkebunan,” imbuh dia.
Dari rencana tersebut pihaknya pun menyebut antusiasme petani untuk pengembangan perkebunan tebu di Buleleng cukup tinggi, sehingga Buleleng di awal rancangan sudah mampu menyiapkan calon lahan seluas 175 hektare.*k23
“Dari pusat sebenarnya dialokasikan 100 hektare, tapi kita sudah siapkan 175 hektare. berapa kepastiannya untuk Buleleng kita masih menunggu, mudah-mudahan Januari atau Februari ini sudah turun keputusannya,” ujar Swatantra.
Dari 100 hektare alokasi dari pemerintah pusat disebut 75 hektar akan dikembangkan di Buleleng dan sisanya 25 hektar di Jembrana. Hanya saja perbandingan itu dapat berubah sewaktu-waktu. Buleleng pun mengaku siap menerima seluruh alokasi pengembangan perkebunan tebu jika Kabupaten Jembrana tidak mengambil dan tidak siap menerima program itu.
Swatantra pun mengatakan dari kecocokan lahan, Buleleng masih memiliki 3.000 hektare lahan yang cocok ditanami tebu. Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Gerokgak dan Seririt.
Dalam pengembangan tahap perdana, akan dilakukan dengan demplot di 75 hektare lahan yang sudah dialokasikan oleh pusat. Selanjutnya jika demplot tersebut sukses akan dibaurkan lagi kepad asejumlah petani lainnya. Terkait dengan potensi perkebunan tebu dinilai cukup menjanjikan bagi para petani.
Selain rendah biaya pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman tebu sangat sederhana. Dalam satu kali tanam dengan masa panen maksimal 4 tahun petani dapat memanen tanaman tebu 3-4 kali. Selain itu petani juga disebut tidak perlu bingung untuk memasarkan hasil panennya. Karena sudah difasilitasi Ditjen Perkebunan dan langsung menyuplai bahan mentah pabrik gula di Banyuwangi.
“Karena di sini belum ada pabrik gula, sementara akan disalurkan ke pabrik gula terdekat di Banyuwangi dan semua difasilitasi oleh Ditjen Perkebunan,” imbuh dia.
Dari rencana tersebut pihaknya pun menyebut antusiasme petani untuk pengembangan perkebunan tebu di Buleleng cukup tinggi, sehingga Buleleng di awal rancangan sudah mampu menyiapkan calon lahan seluas 175 hektare.*k23
1
Komentar