Mantan Pembantu Rektor Unud Juga Ikut Bertarung
Prof Dr drh I Made Damriyasa MS tarung dengan tiga kandidat lainnya dari internal Unhi Denpasar, yakni Prof Dr Ida Bagus Gde Yudha Triguna MS, Prof Dr I Putu Gelgel SH MHum, dan Dr I Wayan Muka ST MT
Empat Kandidat Tarung Memperebutkan Jabatan Rektor Unhi Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Empat kandidat bertarung dalam pemilihan Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar 2018-2022. Dari empat kandidat yang berebut jabatan Rektor Unhi Denpasar kali ini, termasuk di antaranya Prof Dr drh I Made Damriyasa MS, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Unud yang notabene mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unud 2013-2017.
Sedangkan tiga kandidat calon Rektor Unhi Denpasar lainnya masing-masing Prof Dr Ida Bagus Gde Yudha Triguna MS, Prof Dr I Putu Gelgel SH MHum, dan Dr I Wayan Muka ST MT. Berbeda dengan Prof Made Damriyasa, ketiga kandidat ini semuanya akademisi dari internal Unhi Denpasar.
Prof Yudha Triguna adalah mantan Rektor Unhi Denpasar dua kali periode (2006-2010, 2010-2013) dan sempat lama memegang jabatan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (2006-2014). Sementara Prof Putu Gelgel pegang jabatan terakhir sebagai Direktur Pascasarjana Unhi Denpasar. Sebaliknya, Dr Wayan Muka pegang jabatan terakhir sebagai Dekan Fakultas Teknik Unhi Denpasar.
Yang mengejutkan adalah kehadiran Prof Damryasa ikut berebut jabatan Rektor Unhi. Beberapa bulan sebelum ikut tarung pemilihan Rektor Unhi Denpasar, Prof Damriyasa sempat bertarung dalam pemilihan Rektor Unud. Namun sayang, Prof Damriyasa tersingkir secara tragis karena hanya kalah 1 suara dari rivalnya, Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K)---Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud.
Kali ini, Prof Damriyasa bertarung memperebutkan kursi yang ditinggalkan Dr Ida Bagus Darmika MA, Rektor Unhi 2014-2018 yang segera akan berakhir masa jabatannya. Mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unud ini maju tarung pemilihan Rektor Unhi Denpasar melalui jalur perorangan.
Menurut Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unhi Denpasar, Kolonel (Purn) Dr Drs I Dewa Ketut Budiana MFilH, pengajuan calon Rektor Unhi kali ini melalui tiga jalur sesuai dengan statuta perguruan tinggi tersebut. Tiga jalur dimaksud masing-masing melalui senat, kelompok dosen, dan perorangan,
“Dari yayasan membentuk Panitia Pemilihan Rektor Unhi awal Desember 2017 lalu. Setelah menyusun jadwal, proses pertama yaitu penjaringan kandidat calon Rektor Unhi yang dimulai 19 Desember 2017. Kami sosialisasi di internal maupun keluar. Karena dalam statuta, rektor bisa diajukan melalui senat, melalui kelompok dosen, dan perorangan,” ujar Dewa Budiana saat ditemui NusaBali Kampus Unhi Denpasar, Rabu (3/1).
“Statuta perguruan tinggi saat ini, proses pemilihannya beda dengan dulu. Kalau dulu senat yang memilih. Tapi kalau sekarang, senat hanya mengajukan calon rektor,” lanjut Dewa Budiana.
Menurut Dewa Budiana, Prof Damriyasa maju ke pemilihan Rektor Unhi Denpasar melalui jalur perorangan. “(Kandidat) Tidak harus dari dalam, karena statutenya berbicara seperti itu. Prof Damriyasa melalui jalur perorangan. Tapi, jalur perorangan diatur cukup ketat persyaratannya dalam statute, sehingga tidak sambarang orang bisa masuk,” katanya.
Dewa Budiana mengatakan, tahapan penjaringan kandidat calon Rektor Unhi meliputi seleksi administrasi, penyampaian visi misi, termasuk uji kelayakan. Agenda Rabu kemarin adalah penyampaian visi, misi, program kerja, serta debat kandidat di Kampus Unhi Denpasar. tahapan ini dinilai oleh tim independen, bukan dari internal kampus.
Setelah tahapan penyampaian visi, misi, program kerja, dan debat kandidat, selanjutnya akan dilakukan perankingan. Nantinya, dari empat kandidat akan diperah menjadi tiga besar. Dari tiga besar, ketua panitia menyerahkan kepada yayasan untuk ditetapkan salah satu satu ketiga calon sebagai Rektor Unhi Denpasar 2018-2022.
“Yang memilih adalah dari yayasan---yakni Yayasan Pendidikan Widya Kerthi---, yang terdiri dari pengurus yayasan, pembina yayasan, dan pengawas yayasan. Tiga ini yang nanti menentukan. Karenanya, dari tiga besar yang terpilih hari ini (Rabu), akan dirapatkan oleh tiga komponen yayasan itu. Rencananya, tanggal 8 atau 9 Januari 2018 pengumuman siapa yang akan jadi Rektor Unhi,” tegas Dewa Budiana.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Prof Dr Phil I Ketut Ardhana MA, menyatakan perguruan tinggi Unhi Denpasar harus terbuka dan juga berwawasan luar. Karenanya, dari tingkat lokal bisa maju bersaing ke tingkat nasional bahkan internasional.
Makanya, salah satu yang menjadi poin penting bagi para kandidat dalam pemilihan Rektor Unhi kali ini adalah track record dan tulisan jurnal internasional. Sebab bagaimana pun, tulisan jurnal internasional menujukkan kecakapan akademis seseorang.
“Indikator kita adalah kecapakan kandidat. Dia pernah menjabat, pernah menulis di jurnal internasional, tulisannya seberapa sering diquote di Google Scholar, itu yang kita cari. Unhi Denpasar ini harus terbuka, profesional, dan punya kompetensi. Caranya bagaimana? Ya, lokomotifnya (pemimpin) harus bagus,” tegas Prof Ketut Ardhana.
Menurut Prof Ardhana, ada tiga komponen penilaian. Pertama, dari segi administrasi, seberapa banyak dia membuat tulisan jurnal internasional. Kedua, dari uji kelayakan, dengan sejumlah variabel penilaian. Ketiga, paparan visi, misi, dan program kerja.
“Kita inginkan yang terbaik, bagaimana Unhi dari tingkat lokal bisa bermain di level nasional bahkan internasional. Dan, menjadikan Unhi tidak berbasis Hindu saja, melainkan semua agama bisa kuliah di kampus ini. Nah, inilah salah satu tantangan yang harus dijawab oleh Rektor Unhi,” imbuh Prof Ardhana sembari berharap proses pemilihan Rektor Unhi kali ini bisa menciptakan tata kelola manajemen yang profesional dan kompeten, serta tidak lagi hubungan-hubungan yang pri-mordial. *ind
Komentar