Garam Kusamba Sarat Kandungan Yodium
Kadar garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, ternyata bisa menghasilkan kandungan yodium yang bagus.
SEMARAPURA, NusaBali
Hal ini sudah dilakukan pengelolaan sampel dari garam biasa menjadi garam beryodium pada akhir 2017 lalu. Pengelolaan menggunakan sebuah mesin khsusus untuk membuat garam beryodium.
Bahkan garam itu sudah tahap pembungkusan. Adapun desain dari bungkusan kemasan tersebut terlihat gambar petani tengah membuat proses garam dan gambar Balai Kambang Kertha Gosa, kemudian berisi tulisan ‘Uyah Kusamba Gema Santi” (Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif), Garam Beryodium, Garam Asli Produk Kusamba, 100 persen garam laut. Berat bersih 250 gr diproduksi oleh Desa Kusamba Kecamatan Dawan, Klungkung’.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan, setelah sampel garam itu dikelola menjadi garam beryodium kadar kadungannya juga dicek oleh Tim dari Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung. “Kadar yodiumnya sudah bagus,” ujar Bupati asal Ceningan, Nusa Penida, kepada NusaBali, Kamis (4/1). Garam Kusamba selama ini dikenal sebagai garam bermutu tinggi, cita rasa lebih gurih dan mempunyai citra (image) produk garam tradisional sebagai garam laut yang unik.
Pihaknya akan segera mengumpulkan seluruh petani garam di Kusamba untuk diberikan pembinaan melalui salah satu koperasi di Kusamba. Pengelolaan garam ini dengan mesin khsusus untuk mengolah garam biasa menjadi garam beryodium hingga mesin pembungkusan. Sehingga nantinya petani dan koperasi akan bersinergi untuk memproduksi garam beryodium.
Pemkab juga sudah memberikan bantuan mesin pompa, kini tinggal tahap pemsangannya saja karena menunggu air laut surut. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam. “Pengembangan garam beryodium berbahan baku garam Kusamba ini, bertujuan untuk meningkatkan dan menstabilkan harga garam di tingkat petani, dan memperluas pangsa pasar,” ujarnya.
Untuk pemasarannya nanti akan bekerjasama dengan pihak minimarket, supermarket teruama di wilayah Klungkung, untuk turut menjual, termasuk akan disebar untuk kalangan PNS. “Kami wajibkan untuk memasarkan di supermarket maupuan minimarket,” tegas Bupati Suwirta. Maka dengan cara ini produksi garam akan bisa dilakukan secara berkesinambungan. Dari sisi pariwisata tengah digarap oleh Dinas Pariwisata, namun lokasinya akan dibedakan ada yang hsusus produksi dan khsusus sebagai obyek wisata.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Klungkung I Gede Kusumajaya menambahkan pada Desember 2017 lalu memang sudah garam yang diambil sampelnya untuk uji coba dan sudah dicek kandungannya dan hasilnya bagus. Untuk produksinya saat ini masih dalam proses, karena yang bekerja dalam ini adalah tim dari sejumlah OPD.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, Wayan Durma mengatakan mesin pompa yang diberikan kepada petani garama Kusamba, merupakan pengadaan pada anggaran perubahan 2017, sebanyak 17 unit dengan total Rp 160 juta. Setelah air laut disedot maka akan ditampung pada tempat penampungan, kemudian bisa langsung disemprotkan ke lokasi pengelolaan garam. “Lewat bantuan ini kami berharap bisa mempermudah sistim kerja petani garam. Karena mereka tidak perlu lagi bolak-balik dari lokasi pengelolaan garam ke laut,” ujar Durma. Ide pemasangan mesin ini mendapat inspirasi dari salah satu pengelolaan garam di Karangasem.*wan
Bahkan garam itu sudah tahap pembungkusan. Adapun desain dari bungkusan kemasan tersebut terlihat gambar petani tengah membuat proses garam dan gambar Balai Kambang Kertha Gosa, kemudian berisi tulisan ‘Uyah Kusamba Gema Santi” (Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif), Garam Beryodium, Garam Asli Produk Kusamba, 100 persen garam laut. Berat bersih 250 gr diproduksi oleh Desa Kusamba Kecamatan Dawan, Klungkung’.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan, setelah sampel garam itu dikelola menjadi garam beryodium kadar kadungannya juga dicek oleh Tim dari Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung. “Kadar yodiumnya sudah bagus,” ujar Bupati asal Ceningan, Nusa Penida, kepada NusaBali, Kamis (4/1). Garam Kusamba selama ini dikenal sebagai garam bermutu tinggi, cita rasa lebih gurih dan mempunyai citra (image) produk garam tradisional sebagai garam laut yang unik.
Pihaknya akan segera mengumpulkan seluruh petani garam di Kusamba untuk diberikan pembinaan melalui salah satu koperasi di Kusamba. Pengelolaan garam ini dengan mesin khsusus untuk mengolah garam biasa menjadi garam beryodium hingga mesin pembungkusan. Sehingga nantinya petani dan koperasi akan bersinergi untuk memproduksi garam beryodium.
Pemkab juga sudah memberikan bantuan mesin pompa, kini tinggal tahap pemsangannya saja karena menunggu air laut surut. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam. “Pengembangan garam beryodium berbahan baku garam Kusamba ini, bertujuan untuk meningkatkan dan menstabilkan harga garam di tingkat petani, dan memperluas pangsa pasar,” ujarnya.
Untuk pemasarannya nanti akan bekerjasama dengan pihak minimarket, supermarket teruama di wilayah Klungkung, untuk turut menjual, termasuk akan disebar untuk kalangan PNS. “Kami wajibkan untuk memasarkan di supermarket maupuan minimarket,” tegas Bupati Suwirta. Maka dengan cara ini produksi garam akan bisa dilakukan secara berkesinambungan. Dari sisi pariwisata tengah digarap oleh Dinas Pariwisata, namun lokasinya akan dibedakan ada yang hsusus produksi dan khsusus sebagai obyek wisata.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Klungkung I Gede Kusumajaya menambahkan pada Desember 2017 lalu memang sudah garam yang diambil sampelnya untuk uji coba dan sudah dicek kandungannya dan hasilnya bagus. Untuk produksinya saat ini masih dalam proses, karena yang bekerja dalam ini adalah tim dari sejumlah OPD.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, Wayan Durma mengatakan mesin pompa yang diberikan kepada petani garama Kusamba, merupakan pengadaan pada anggaran perubahan 2017, sebanyak 17 unit dengan total Rp 160 juta. Setelah air laut disedot maka akan ditampung pada tempat penampungan, kemudian bisa langsung disemprotkan ke lokasi pengelolaan garam. “Lewat bantuan ini kami berharap bisa mempermudah sistim kerja petani garam. Karena mereka tidak perlu lagi bolak-balik dari lokasi pengelolaan garam ke laut,” ujar Durma. Ide pemasangan mesin ini mendapat inspirasi dari salah satu pengelolaan garam di Karangasem.*wan
Komentar