Warga Manfaatkan Pompa Hindropande
Warga Banjar Kuning, Desa Tamanbali, Kecamatan/Kabupaten Bangli kerap mengalami gangguan layanan air PDAM.
BANGLI, NusaBali
Kini mereka bernapas lega setelah warga setempat, Ngakan Putu Purwita memanfaatkan pompa hidropande untuk mengangkat air dari sumber mata air Siraman Tengah. Pemasangan pompa hidropande mempermudah masyarakat untuk mengambil air.
Ngakan Purwita mengatakan, dengan memanfaatkan pompa hidropande, masyarakat lebih mudah mengambil airnya. Meski beli pompa hidropande dengan biaya sendiri, namun Ngakan Purwita membebaskan masyarakat yang ingin ambil air dengan pompanya. Ia memasang dua buah pompa. Pemasangan pompa dengan pipa satu dim menghasilkan 30.000 liter per hari. Bila pemasangan pompa hidropande mencapai 10 unit, airnya mampu untuk mengaliri 1 kecamatan. “Pompa ini tidak membutuhkan bahan bakar, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah,” terang Ngakan Purwita, Kamis (4/1).
Pendesain pompa hidropande, Pande Nyoman Merdana, menjelaskan pompa hidropande tidak menggunakan tenaga listrik ataupun bahan bakar seperti pompa umumnya. Pompa hidropande didesain untuk bekerja menggunakan air yang mengalir pada sumber air yang ada. Tekanan air dari bak penampungan menggunakan pipa pengantar menuju pompa dengan selisih ketinggian 3 meter, dimana semakin tinggi bak penampungan maka semakin besar daya dorongnya.
Pande Merdana menambahkan, penggunaan pompa hidropande mampu bekerja 24 jam, otomatis akan mampu melakukan recovery hydro system (pelestarian alam). “Air yang ada di bawah lembah, permukiman maupun lahan pertanian bisa diangkat. Kami berharap dengan adanya desain pompa hidropande ini bisa membantu untuk peningkatan perekonomian masyarakat, mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sebesar pompa biasa,” sebutnya.
Dikatakan, pompa hidropande sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM, Dirjen Kekayaan Intelektual sebagai pompa terbaik dan mendapat legalitas yang paten sebagai pompa legal. Di wilayah Buleleng, khusus di pelosok, beberapa sudah dipasang pompa hidropande tersebut. Rencana untuk tahun ini, di Kabupaten Badung akan menggunakan pompa hidropande. Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan satu pompa sebesar Rp 75 juta. *e
Ngakan Purwita mengatakan, dengan memanfaatkan pompa hidropande, masyarakat lebih mudah mengambil airnya. Meski beli pompa hidropande dengan biaya sendiri, namun Ngakan Purwita membebaskan masyarakat yang ingin ambil air dengan pompanya. Ia memasang dua buah pompa. Pemasangan pompa dengan pipa satu dim menghasilkan 30.000 liter per hari. Bila pemasangan pompa hidropande mencapai 10 unit, airnya mampu untuk mengaliri 1 kecamatan. “Pompa ini tidak membutuhkan bahan bakar, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah,” terang Ngakan Purwita, Kamis (4/1).
Pendesain pompa hidropande, Pande Nyoman Merdana, menjelaskan pompa hidropande tidak menggunakan tenaga listrik ataupun bahan bakar seperti pompa umumnya. Pompa hidropande didesain untuk bekerja menggunakan air yang mengalir pada sumber air yang ada. Tekanan air dari bak penampungan menggunakan pipa pengantar menuju pompa dengan selisih ketinggian 3 meter, dimana semakin tinggi bak penampungan maka semakin besar daya dorongnya.
Pande Merdana menambahkan, penggunaan pompa hidropande mampu bekerja 24 jam, otomatis akan mampu melakukan recovery hydro system (pelestarian alam). “Air yang ada di bawah lembah, permukiman maupun lahan pertanian bisa diangkat. Kami berharap dengan adanya desain pompa hidropande ini bisa membantu untuk peningkatan perekonomian masyarakat, mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sebesar pompa biasa,” sebutnya.
Dikatakan, pompa hidropande sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM, Dirjen Kekayaan Intelektual sebagai pompa terbaik dan mendapat legalitas yang paten sebagai pompa legal. Di wilayah Buleleng, khusus di pelosok, beberapa sudah dipasang pompa hidropande tersebut. Rencana untuk tahun ini, di Kabupaten Badung akan menggunakan pompa hidropande. Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan satu pompa sebesar Rp 75 juta. *e
1
Komentar