Wisatawan China Tewas Dibunuh di Vila
Seorang wisatawan China, Wu Yali, 52, ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan di Vila Ombak kawasan Banjar Mengening, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Badung, Kamis (4/1) dinihari.
MANGUPURA, NusaBali
Diduga kuat, perempuan China pemegang paspor E08798070 ini tewas dibunuh. Informasi di lapangan, mayat wisatawan China ini ditemukan tergeletak di depan pintu kamar tidurnya di Lantai II Vila Ombak, Kamis dinihari sekitar pukul 03.00 Wita. Kematian perempuan China berusia 52 tahun ini pertama kali diketahui putrinya, Ge Qi, 32, yang juga menginap di vila sama, namun beda kamar. Mereka mengingap di sana bersama Zhao Linkuan, 37 (suami dari Ge Qi atau menantu korban), sang cucu, dan seorang pembantu, Mernik, 41.
Teriakan histeris Ge Qi karena menemukan ibunya tergeletak tewas dengan sekujur tubuh penuh luka tusuk, membuat para penghuni vila langsung berlarian menuju TKP. Setelah dicek, korban tergelatak tewas bersimbah darah. Peristiwa ini pun langsung dilaporkan kepada petugas security, diteruskan Polres Badung.
Begitu mendapat laporan, jajaran Polres Badung diback up Polda Bali langsung terjun ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi mayat korban, melakukan olah TKP, dan meminta keterangan saksi-saksi. Dari pemeriksaan di lapangan, korban Wu Yali tewas dengan luka tusukan benda tajam di bahu kiri, leher kanan, dan bagian tubuh lainnya. Jenazah korban selanjutnya dievakuasi ke RS Sanglah, Denpasar untuk dilakukan otopsi.
Petugas kepolisian menggali keterangan tiga saksi saksi yang terdiri anak, menantu, dan pembantu korban. Selain itu, tiga orang lagi yang masing-masing petugas front office, pemilik vila, dan petugas security juga diperiksa polisi. Hingga Jumat (5/1) sore, total 10 saksi yang sudah diperiksa polisi.
Sumber NusaBali di kepolisian mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara pembantu korban, Mernik (asal Dusun Kantong, Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur), yang bersangkutan mengaku baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah dan hendak istirahat ke kamar tidurnya di lantai I Vila Ombak, kamis dinihari pukul 01.40 Wita.
Rombogan wisatawan China menyewa 3 kamar di Vila Ombak, yang masing-masing 2 kamar di Lantai II dan 1 kamar di Lantai I. Korban Wu Yali tidur di salah satu kamar di Lantai II. Sedangkan putrinya, Ge Qi, tidur di kamar lainnya di Lantai II bersama anak balitanya yang baru berusia setahun. Sementara suami Ge Qi, yakni, Zhao Linkuan, tidur di kamar Lantai I, yang bersebelahan dengan kamar pembantu.
Sekitar pukul 02.40 Wita, Mernik mengaku mendengar suara ribut-ribut di Lantai II yang diduga merupakan suara korban. Hanya saja, tidak jelas apa yang dibicarakan, lantaran menggunakan bahasa Mandarin. “Tapi, pembantu ini tidak tahu apakah keributan itu suara dua orang atau berapa?” beber sumber tersebut di lokasi TKP, Jumat kemarin.
Meski mendengar suara ribut-ribut, saksi Mernik enggan beranjak dari tempat tidurnya, lantaran takut. Namun, tak lama berselang, terdengar suara keras seperti benda jatuh, hingga hampir semua penghuni vila terbangun. Selanjutnya, sekitar pukul 03.00 Wita, Mernik mendengar teriakan Ge Qi. Sambil berteriak, anak korban yang tidur di Lantai II itu berlarian ke Lantai I, menuju kamar suaminya.
Saksi Merni pun keluar dan berpapasan dengan Zhao Linkuan (suami Ge Qi). Selanjutnya, mereka bersama-sama naik ke Lantai II untuk menyelamatkan anak balitanya. Namun, setibanya di Lantai II, mereka menemukan korban Wu Yali sudah tergeletak tewas bersimbah darah.
Kapolres Badung, AKBP Yudith Satria Hananta, mengatakan pihaknya hingga Jumat sore masih melakukan penyelidikan atas kematian wisatawan China di Vila Ombak, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi ini. Dari hasil olah TKP, kata AKBP Yudith, tidak ada barang berharga milik korban yang raib. Pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti-bukti, termasuk jejak maupun sidik jari yang diduga sebagai pelaku pembunuhan di TKP. “Masih kami dalami semuanya,” tandas AKBP Yudith yang dikonfirmasi melalui pesan Whatshaap, Jumat kemarin.
Sementara, salah satu saksi yang merupakan petugas front ofiice di Vila Ombak, Alvian Mane, 24, mengatakan korban bersama anak, menantu, cucu, dan pembantunya sudah tinggal di vila tersebut sejak 1 Desember 2017 lalu. Mereka menempati Vila Ombak Nomor 7, yang memang sudah menjadi hak miliknya setelah dibeli korban dari seorang pengusaha asal Italia, Jonatan, November 2017 lalu.
Usai membeli vila yang memiliki 25 blok itu, menantu korban yakni Zhao Linkuan datang pada 20 Novmber 2017 ke lokasi untuk bersih-bersih. Bahkan, dua orang yang diduga sebagai orangtua Zhao Linkuan ikut mengatur isi vila tersebut. “Kalau korban Wu Yali baru menginap di Vila Ombak sejak 1 Desember 2017. Soalnya, dia juga punya vila di kawasan Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung,” ungkap Alvian Mane saat ditemui di Vila Ombak, Jumat kemarin. Alvian mengatakan,
selama sebulan tinggal di Vila Ombak, korban selalu didampingi seorang penerjemah bernama Novi dan seorang sopir pribadi. Sementara itu, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, mengatakan jenazah korban Wu Yali sudah diotopsi, setelah lebih dulu dilakukan pemeriksaan luar, Kamis siang pukul 12.44 Wita. "Jenazah kami terima pukul 12.44 Wita. Waktu kematian diperkirakan kurang dari 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan," ungkap dr IB Alit saat dikonfirmasi NusaBali di RS Sanglah, Jumat kemarin.
Berdasarkan hasil otopsi, kata dr Alit, ditemukan 4 luka tusuk di dada. Selain itu, korban diduga melakukan perlawanan, sehingga mengalami luka iris di kedua telapak tangan dan luka kekerasan senjata tajam di lengan. "Ditemukan empat luka tusuk pada dada. Salah satu luka tusuk itu ada yang mengenai jantung di sebelah rongga dada yang mengakibatkan perdarahan," kata dr Alit. *dar,ind
Teriakan histeris Ge Qi karena menemukan ibunya tergeletak tewas dengan sekujur tubuh penuh luka tusuk, membuat para penghuni vila langsung berlarian menuju TKP. Setelah dicek, korban tergelatak tewas bersimbah darah. Peristiwa ini pun langsung dilaporkan kepada petugas security, diteruskan Polres Badung.
Begitu mendapat laporan, jajaran Polres Badung diback up Polda Bali langsung terjun ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi mayat korban, melakukan olah TKP, dan meminta keterangan saksi-saksi. Dari pemeriksaan di lapangan, korban Wu Yali tewas dengan luka tusukan benda tajam di bahu kiri, leher kanan, dan bagian tubuh lainnya. Jenazah korban selanjutnya dievakuasi ke RS Sanglah, Denpasar untuk dilakukan otopsi.
Petugas kepolisian menggali keterangan tiga saksi saksi yang terdiri anak, menantu, dan pembantu korban. Selain itu, tiga orang lagi yang masing-masing petugas front office, pemilik vila, dan petugas security juga diperiksa polisi. Hingga Jumat (5/1) sore, total 10 saksi yang sudah diperiksa polisi.
Sumber NusaBali di kepolisian mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara pembantu korban, Mernik (asal Dusun Kantong, Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur), yang bersangkutan mengaku baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah dan hendak istirahat ke kamar tidurnya di lantai I Vila Ombak, kamis dinihari pukul 01.40 Wita.
Rombogan wisatawan China menyewa 3 kamar di Vila Ombak, yang masing-masing 2 kamar di Lantai II dan 1 kamar di Lantai I. Korban Wu Yali tidur di salah satu kamar di Lantai II. Sedangkan putrinya, Ge Qi, tidur di kamar lainnya di Lantai II bersama anak balitanya yang baru berusia setahun. Sementara suami Ge Qi, yakni, Zhao Linkuan, tidur di kamar Lantai I, yang bersebelahan dengan kamar pembantu.
Sekitar pukul 02.40 Wita, Mernik mengaku mendengar suara ribut-ribut di Lantai II yang diduga merupakan suara korban. Hanya saja, tidak jelas apa yang dibicarakan, lantaran menggunakan bahasa Mandarin. “Tapi, pembantu ini tidak tahu apakah keributan itu suara dua orang atau berapa?” beber sumber tersebut di lokasi TKP, Jumat kemarin.
Meski mendengar suara ribut-ribut, saksi Mernik enggan beranjak dari tempat tidurnya, lantaran takut. Namun, tak lama berselang, terdengar suara keras seperti benda jatuh, hingga hampir semua penghuni vila terbangun. Selanjutnya, sekitar pukul 03.00 Wita, Mernik mendengar teriakan Ge Qi. Sambil berteriak, anak korban yang tidur di Lantai II itu berlarian ke Lantai I, menuju kamar suaminya.
Saksi Merni pun keluar dan berpapasan dengan Zhao Linkuan (suami Ge Qi). Selanjutnya, mereka bersama-sama naik ke Lantai II untuk menyelamatkan anak balitanya. Namun, setibanya di Lantai II, mereka menemukan korban Wu Yali sudah tergeletak tewas bersimbah darah.
Kapolres Badung, AKBP Yudith Satria Hananta, mengatakan pihaknya hingga Jumat sore masih melakukan penyelidikan atas kematian wisatawan China di Vila Ombak, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi ini. Dari hasil olah TKP, kata AKBP Yudith, tidak ada barang berharga milik korban yang raib. Pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti-bukti, termasuk jejak maupun sidik jari yang diduga sebagai pelaku pembunuhan di TKP. “Masih kami dalami semuanya,” tandas AKBP Yudith yang dikonfirmasi melalui pesan Whatshaap, Jumat kemarin.
Sementara, salah satu saksi yang merupakan petugas front ofiice di Vila Ombak, Alvian Mane, 24, mengatakan korban bersama anak, menantu, cucu, dan pembantunya sudah tinggal di vila tersebut sejak 1 Desember 2017 lalu. Mereka menempati Vila Ombak Nomor 7, yang memang sudah menjadi hak miliknya setelah dibeli korban dari seorang pengusaha asal Italia, Jonatan, November 2017 lalu.
Usai membeli vila yang memiliki 25 blok itu, menantu korban yakni Zhao Linkuan datang pada 20 Novmber 2017 ke lokasi untuk bersih-bersih. Bahkan, dua orang yang diduga sebagai orangtua Zhao Linkuan ikut mengatur isi vila tersebut. “Kalau korban Wu Yali baru menginap di Vila Ombak sejak 1 Desember 2017. Soalnya, dia juga punya vila di kawasan Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung,” ungkap Alvian Mane saat ditemui di Vila Ombak, Jumat kemarin. Alvian mengatakan,
selama sebulan tinggal di Vila Ombak, korban selalu didampingi seorang penerjemah bernama Novi dan seorang sopir pribadi. Sementara itu, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, mengatakan jenazah korban Wu Yali sudah diotopsi, setelah lebih dulu dilakukan pemeriksaan luar, Kamis siang pukul 12.44 Wita. "Jenazah kami terima pukul 12.44 Wita. Waktu kematian diperkirakan kurang dari 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan," ungkap dr IB Alit saat dikonfirmasi NusaBali di RS Sanglah, Jumat kemarin.
Berdasarkan hasil otopsi, kata dr Alit, ditemukan 4 luka tusuk di dada. Selain itu, korban diduga melakukan perlawanan, sehingga mengalami luka iris di kedua telapak tangan dan luka kekerasan senjata tajam di lengan. "Ditemukan empat luka tusuk pada dada. Salah satu luka tusuk itu ada yang mengenai jantung di sebelah rongga dada yang mengakibatkan perdarahan," kata dr Alit. *dar,ind
Komentar