Sudikerta Minta Maaf
“Ya saya terima keputusan Mantra-Kerta. Walaupun dengan berat hati. Bagaimana lagi”
Terima Paket Mantra-Kerta dengan Sedih
DENPASAR, NusaBali
DPP Golkar akhirnya menerbitkan paket Cagub-Cawagub Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra- I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta akhirnya menerima keputusan DPP Partai Golkar yang menerbitkan rekomendasi paket Mantra-Kerta dengan berat hati. Walaupun legowo menerima paket tersebut, Sudikerta mengatakan sedih dan mau tak mau harus menjalankan keputusan DPP Partai Golkar karena kalau tidak, sanksi partai akan berjalan.
Dihubungi NusaBali saat dalam perjalanan pulang dari Jakarta ke Bali, Jumat (5/1) malam, Sudikerta mengakui tidak bisa berbuat banyak lagi atas keputusan DPP Partai Golkar. “Ya saya terima keputusan Mantra-Kerta. Walaupun dengan berat hati. Bagaimana lagi,” ujar Sudikerta dengan suara lemas.
Politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini mengakui keluarga besarnya juga memberikan saran supaya menerima penugasan. Karena kalau tidak, sanksi organisasi akan diterimanya. Selain itu, Sudikerta mengaku karirnya masih panjang di dunia politik. “Keluarga sudah saya rembugkan. Saran keluarga ya menerima keputusan ini, dan kita laksanakan penugasan ini,” ujar mantan Wakil Bupati Badung ini.
Sudikerta pun menyampaikan permintaan maafnya kepada pendukung, sesepuh Partai Golkar karena harapan atas dirinya yang sangat besar bisa maju sebagai Cagub akhirnya diputuskan lain oleh DPP. “Namun saya selaku kader partai harus tunduk dengan penugasan dan perintah partai. Jadi kepada pendukung dan kader, sesepuh Golkar saya mint maaf belum bisa maju sebagai Cagub seperti aspirasi selama ini. Saya berharap mari bekerja bersama-sama untuk mengabdikan diri untuk masyarakat Bali,” ujar pria yang kini masih menjabat Wakil Gubernur Bali ini.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Pilkada DPP Golkar Nurdin Halid mengatakan, dalam menyerahkan rekomendasi kepada calon pasangan kepala daerah, Golkar menerapkan tiga esensi. Pertama, melibatkan budaya perspektif kepala desa, kecamatan, kabupaten/kota dan pusat. Kedua, menetapkan pasangan calon melalui musyawarah mufakat sehingga tidak ada voting. Ketiga, lewat rapat pleno pusat atau di luar itu, namun sesuai mandat. Dari tiga esensi itu, 90 persen berjalan baik. 10 persennya ada dinamika, karena perbedaan dengan DPD tingkat II, DPD tingkat I dan Tim Pilkada Pusat.
"Semuanya sudah diselesaikan dengan baik. Dari 171 pilkada hanya 12 daerah yang ada dinamikanya," imbuh Nurdin saat memberi laporan di DPP Golkar, Jumat (5/1). Nurdin yakin ke-12 daerah tersebut bakal selesai sebelum pendaftaran calon kepada daerah berakhir. Ia berharap kepada calon kepala daerah yang diusung Partai Beringin saat kampanye nanti mendengungkan yel-yel Golkar Bangkit, Jaya, Menang dan Jokowi Dua Periode. "Ini perlu dibesar-besarkan ketika kampanye nanti," kata Nurdin. *ant, k22
DENPASAR, NusaBali
DPP Golkar akhirnya menerbitkan paket Cagub-Cawagub Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra- I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta akhirnya menerima keputusan DPP Partai Golkar yang menerbitkan rekomendasi paket Mantra-Kerta dengan berat hati. Walaupun legowo menerima paket tersebut, Sudikerta mengatakan sedih dan mau tak mau harus menjalankan keputusan DPP Partai Golkar karena kalau tidak, sanksi partai akan berjalan.
Dihubungi NusaBali saat dalam perjalanan pulang dari Jakarta ke Bali, Jumat (5/1) malam, Sudikerta mengakui tidak bisa berbuat banyak lagi atas keputusan DPP Partai Golkar. “Ya saya terima keputusan Mantra-Kerta. Walaupun dengan berat hati. Bagaimana lagi,” ujar Sudikerta dengan suara lemas.
Politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini mengakui keluarga besarnya juga memberikan saran supaya menerima penugasan. Karena kalau tidak, sanksi organisasi akan diterimanya. Selain itu, Sudikerta mengaku karirnya masih panjang di dunia politik. “Keluarga sudah saya rembugkan. Saran keluarga ya menerima keputusan ini, dan kita laksanakan penugasan ini,” ujar mantan Wakil Bupati Badung ini.
Sudikerta pun menyampaikan permintaan maafnya kepada pendukung, sesepuh Partai Golkar karena harapan atas dirinya yang sangat besar bisa maju sebagai Cagub akhirnya diputuskan lain oleh DPP. “Namun saya selaku kader partai harus tunduk dengan penugasan dan perintah partai. Jadi kepada pendukung dan kader, sesepuh Golkar saya mint maaf belum bisa maju sebagai Cagub seperti aspirasi selama ini. Saya berharap mari bekerja bersama-sama untuk mengabdikan diri untuk masyarakat Bali,” ujar pria yang kini masih menjabat Wakil Gubernur Bali ini.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Pilkada DPP Golkar Nurdin Halid mengatakan, dalam menyerahkan rekomendasi kepada calon pasangan kepala daerah, Golkar menerapkan tiga esensi. Pertama, melibatkan budaya perspektif kepala desa, kecamatan, kabupaten/kota dan pusat. Kedua, menetapkan pasangan calon melalui musyawarah mufakat sehingga tidak ada voting. Ketiga, lewat rapat pleno pusat atau di luar itu, namun sesuai mandat. Dari tiga esensi itu, 90 persen berjalan baik. 10 persennya ada dinamika, karena perbedaan dengan DPD tingkat II, DPD tingkat I dan Tim Pilkada Pusat.
"Semuanya sudah diselesaikan dengan baik. Dari 171 pilkada hanya 12 daerah yang ada dinamikanya," imbuh Nurdin saat memberi laporan di DPP Golkar, Jumat (5/1). Nurdin yakin ke-12 daerah tersebut bakal selesai sebelum pendaftaran calon kepada daerah berakhir. Ia berharap kepada calon kepala daerah yang diusung Partai Beringin saat kampanye nanti mendengungkan yel-yel Golkar Bangkit, Jaya, Menang dan Jokowi Dua Periode. "Ini perlu dibesar-besarkan ketika kampanye nanti," kata Nurdin. *ant, k22
Komentar