Tahun Lalu Kuota 5 KK, yang Berminat Hanya 4 KK
Program Transmigrasi Sepi Peminat
TABANAN, NusaBali
Keinginan masyarakat Tabanan untuk mengikuti program transmigrasi sudah menurun. Ini berdasarkan kuota di 2017 sebanyak 5 kepala keluarga (KK), hanya 4 KK saja yang ikut. Bahkan pada saat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan sosialisasi ke masyarakat tanggapannya kurang menggembirakan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans) Tabanan I Putu Santika, mengatakan turunnya keinginan masyarakat Tabanan untuk ikut transmigrasi kemungkinan karena taraf hidup mereka sudah mulai membaik.
“Bisa saja setelah sekian tahun tidak dapat pekerjaan tetap, mereka mulai dapat pekerjaan yang sudah bagus dan kesejahteraan hidupnya mulai membaik,” ujarnya, Jumat (5/1).
Sehingga untuk kuota tahun 2017, Tabanan memperoleh jatah sebanyak 5 KK. Namun hanya 4 KK yang diberangkatkan ke Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara. “Kemarin ada jatah 5 KK, karena kurang mendapatkan respons, hanya 4 KK yang mengajukan permohonan untuk diberangkatkan,” tutur Santika.
Bahkan pihaknya pada Februari mendatang akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke Kolaka Timur, Sulawesi Selatan untuk menengok transmigran yang 4 KK tersebut. "Kami akan monev, melihat apa yang mereka dapatkan, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan,” kata Santika.
Untuk diketahui di daerah tujuan para transmigran akan mengolah perkebunan yang menjadi komoditas unggulan di daerah tersebut sebagai penghasilan. Masing-masing akan mendapatkan lahan yang akan dikelola sesuai dengan potensi yang ada.
Menurut Santika untuk tahun 2018 pemerintah pusat memberikan kuota bagi Bali sebanyak 15 KK. Hanya saja untuk di Tabanan belum jelas berapa kuota yang didapat. “Untuk Tabanan belum tahu berapa yang didapatkan tergantung penguman nanti,” tandas Santika. *d
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans) Tabanan I Putu Santika, mengatakan turunnya keinginan masyarakat Tabanan untuk ikut transmigrasi kemungkinan karena taraf hidup mereka sudah mulai membaik.
“Bisa saja setelah sekian tahun tidak dapat pekerjaan tetap, mereka mulai dapat pekerjaan yang sudah bagus dan kesejahteraan hidupnya mulai membaik,” ujarnya, Jumat (5/1).
Sehingga untuk kuota tahun 2017, Tabanan memperoleh jatah sebanyak 5 KK. Namun hanya 4 KK yang diberangkatkan ke Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara. “Kemarin ada jatah 5 KK, karena kurang mendapatkan respons, hanya 4 KK yang mengajukan permohonan untuk diberangkatkan,” tutur Santika.
Bahkan pihaknya pada Februari mendatang akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke Kolaka Timur, Sulawesi Selatan untuk menengok transmigran yang 4 KK tersebut. "Kami akan monev, melihat apa yang mereka dapatkan, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan,” kata Santika.
Untuk diketahui di daerah tujuan para transmigran akan mengolah perkebunan yang menjadi komoditas unggulan di daerah tersebut sebagai penghasilan. Masing-masing akan mendapatkan lahan yang akan dikelola sesuai dengan potensi yang ada.
Menurut Santika untuk tahun 2018 pemerintah pusat memberikan kuota bagi Bali sebanyak 15 KK. Hanya saja untuk di Tabanan belum jelas berapa kuota yang didapat. “Untuk Tabanan belum tahu berapa yang didapatkan tergantung penguman nanti,” tandas Santika. *d
Komentar