nusabali

Sawah Longsor, 8 KK Terisolasi

  • www.nusabali.com-sawah-longsor-8-kk-terisolasi

Petaka sawah longsor di Desa Karyasari, Kecamatan Pupuan juga terjang 13 kandang, hingga 55 ekor babi mati tertimbun

Pohon Roboh Hancurkan Pura Batan Ancak Ulun Suwi


TABANAN, NusaBali
Sawah seluas 40 are milik milik keluarga I Nengah Wiliana di Banjar Asah Tegeh, Desa Karyasari, Kecamatan Pupuan, Tabanan longsor pasca diguyur hujan lebat, Sabtu (6/1) malam. Meski tak ada korban jiwa maupun terluka, bencana longsor ini menyebabkan 8 kepala keluarga (KK) terisolasi, 55 ekor babi mati tertimbun, dan sejumlah palinggih hancur.

Informasi di lapangan, longsor di sawah milik Nengah Wiliana terjadi Sabtu malam sekitar pukul 20.30 Wita. Saat kejadian, hujan tidaklah deras. Namun, sore harinya sempat terjadi hujan lebat. Diduga kuat, struktur tanah labil karena guyuran hujan lebat sejak beberapa hari sebelumnya.

Sawah seluas 40 are milik Nengah Wiliana berada di ketinggian 30 meter. Sawah longsor selebar 60 meter dengan kedalaman 15 meter ke tebing arah selatan. Sedangkan rumah 8 KK yang terisolasi berada di seblah selatan titik longsor, termasuk keluarga Nengah Wiliana sendiri.

Selain keluarga Nengah Wiliana, 7 KK yang juga terisolasi masing-masing keluarga I Putu Surudana, keluarga I Nengah Semurta, keluarga I Wayan Aryadana, keluarga I Ketut Adi Darma, keluarga I Ketut Mulada, I Ketut Suardana, dan keluarga I Komang Alit Aridana. Delapan (8) KK ini terisolasi, karena jembatan penghubung sepanjang 8 meter ikut amblas diterjang longsor.

Di samping menyebabkan 8 KK terisolasi, longsor malam itu juga menimbun 13 kandang babi milik 7 KK. “Seluruh 55 ekor babi dalam 13 kandang tersbut mati tertimbun material longsoran,” ungkap Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Mahendra, Minggu (7/1).

Kandang dan babi yang jadi korban longsor masing-masing milik keluarga I Ketut Sudiarta (3 kandang berisi 10 ekor babi), dan I Nengah Artika (3 kandang berisi 10 ekor babi), I Wayan Muliastra (2 kandang berisi 10 ekor babi), I Nyoman Depuk (2 kandang berisi 12 ekor babi), I Made Nuriata (1 kandang berisi 4 ekor babi), dan I Nengah Sudiarta (1 kandang berisi 4 ekor babi).

Kelian Dinas Banjar Asah Tegeh, Desa Karyasari, I Wayan Muliastra, menmgatakan rumah keluarga Nengah Wiliana juga terimbas oleh longsor sawahnya yang berada di sisi timur laut. Menurut Wayan Muliastra, Palinggih di pekarangan rumah Wiliana hancur tertimbun longsor. Bahkan, atap rumah Wiliana juga rusak akibat diterjang longsor.

"Ya, Palinggih Kemulan hancur tertimbun, sementara atap rumahnya juga kena material longsoran,” jelas Muliaastra. Disebutkan, longsor malam itu juga menyebabkan tiga palinggih Pura Beji Pasek Gelgel di Banjar Asah Tegeh hancur. Sementara tembok penyengker pura ambruk sepanjang 20 meter

Muliastra menyebutkan, 8 KK warganya terisolasi karena jembatan penghubung dari beton sepanjang 8 meter, amblas diterjang longsor. "Rencananya, besok (hari ini) warga akan bergotong royong membangun jembatan darurat, agar 8 KK tidak terisolasi lagi,” tandas Muliastra.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin, Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Sucita, mengatakan pihaknya sudah mengecek ke lapangan. Dari hasil pengecekan, ada 8 KK yang terisolasi, karena ambruknya fasilitas umum berupa jembatan beton sepanjang 8 meter. “Kami sudah sarankan pihak desa untuk membuat jembatan darurat dari bambu,” papar IGN Sucita.

Sementara, anggota Fraksi PDIP DPRD Dabanan asal Dapil Kecamatan Pupuan, I Gusti Nyoman Omardani, mengatakan 55 ekor babi milik warga yang mati tertimbun longsor, rata-rata sudah siap jual. Babi korban longsor itu rata-rata beratnya kisaran 80 kilogram. "Jadi, babi-babi yang tertimbun itu sejatinya sudah siap dijual. Sedangkan tanaman padi di lahan sawah yang longsor juga sudah siap panen," ujar Omardani yang kemarin sempat terjun ke lokasi bencana.

Sementara itu, bencana pohon roboh hancurkan Pura Pura Batan Ancak Ulun Suwi di Banjar Tarukan, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Sabtu malam. Pohon yang roboh kala itu adalah pohon Pule setinggi 30 meter. Dalam bencana ini, ada 9 bangunan suci Pura Batan Ancak Ulun Suwi yang hancur, masing-masing Palinggih Gedong, Palinggih Penyimpanan Arca, Gedong Penyimpenan Ratu Sakti, Gedong Penyimpenan Batara Ulun Suwi, Palinggih Pengayanatan Gunung Batur, Palinggih Pengayatan Ulun Danu, Palinggih Taksi, dan Gedong Penyimpanan Rambut Sedana.

Pangemong Pura Batan Ancak Ulun Suwi, I Wayan Budiana, menyatakan kerugian material akibat bencana pohon roboh menimpa Pura Batan Ancak Ulun Suwi ini ditaksir mencapai Rp 300 juta. Itu belum termasuk biaya upacara. "Harapan kami, pemerintah bisa membantu perbaikan pura ini. Sebab, kami pihak Subak (selaku penyungsur pura) tidak ada dana untuk pembangunan kembali,” jelas Wayan Budiana kepada NusaBali, Minggu kemarin.

Menurut Budiana, pihaknya segera akan mohon petunjuk kepada ida anak lingsir (sulinggih) terkait bencana yang memporakporandakan pura ini. "Kami akan ngaturang tebas guru piduka. Sebab, kami sudah harus melaksanakan karya pujawali di Pura Batan Ancak Ulun Suwi saat Tumpek Wayang (pada SAaniscara Kliwon Wayan, Sabtu, 24 Februari 2018, Red)," katanya.

Di sisi lain, bencana longsor terjadi pada senderan tebing di belakang rumah keluarga I Wayan Karma, 42, di Banjar Tegallalang, Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Minggu siang pukul 14.00 Wita. Material longsor menimbun badan jalan Tegalalang-Tangkup dan parkiran vila yang berada ada di bawahnya.

Meski tak ada korban jiwa, namun longsornya senderan tebing dengan tinggi 4 meter sepanjang 20 meter ini merusak sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua. Di antaranya, mobil APV Arena DK 944 X5 (penyok di bagian depan), sepeda motor Vario DK 3079 KAA (rusak bagian depan dan samping), motor DK 6625 KG (rusak bagian samping), motor Vario DK 8643 KO (rusak bagian depan), dan motor Beat DK 6707 LY (rusak bagian depan). *d,nvi

Komentar