Perusda Tak Mampu Gaji Karyawan
Dari 32 karyawan Perusda Jembrana, hanya 10 orang yang diterima sebagai pegawai kontrak Pemkab Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Perusahaan Daerah (Perusda) Jembrana tidak mampu membayar gaji karyawan setelah dua unit usaha perusahaan tersebut, yakni retribusi parkir dan pasar, ditarik Pemkab Jembrana. Dari 32 karyawan, hanya 10 orang petugas parkir dan petugas pasar yang diterima sebagai pegawai kontrak di Pemkab Jembrana. Selebihnya, 22 orang karyawan nasibnya belum jelas.
“Pungutan retribusi parkir dan pasar menyumbang pendapatan terbesar. Setelah dua unit usaha itu ditarik, sekarang tinggal usaha kuras WC dan percetakan yang tidak bisa diandalkan hasilnya,” kata Direktur Perusda Jembrana I Gusti Kade Kusuma Wijaya, di Negara, Minggu (7/1). Dikatakannya, dampak dari hilangnya pendapatan perusahaan tersebut membuat dirinya bersama karyawan tidak menerima gaji, karena tidak ada uang di kas perusahaan.
Untuk menyelamatkan 32 karyawan perusahaan, dia minta pemkab menarik mereka menjadi pegawai kontrak, namun hanya sepuluh orang yang diterima. Sebanyak 22 karyawan yang masih berada di perusda, akan tetap dipekerjakan sambil menunggu program dari Pemkab Jembrana untuk pengembangan sejumlah usaha perusahaan.
Kusuma Wijaya mengatakan, pihaknya juga ingin perusahaan milik pemerintah daerah tersebut mandiri, namun membutuhkan bantuan legislatif dan eksekutif dalam hal penyertaan modal untuk membuka usaha baru yang potensial. Dia mengungkapkan, saat baru menjabat direktur perusahaan daerah, dirinya sudah dibebani utang sebesar Rp 2,8 miliar, yang dalam tempo satu tahun sudah terbayar Rp 2,5 miliar.
“Sisa utang Rp300 juta juga sudah beberapa kali kami cicil pembayarannya. Tanpa dukungan dari pemerintah. Dengan kondisi perusahaan seperti sekarang, siapapun yang menjabat direktur akan kesulitan,” kata Kusuma Wijaya seperti dilansir Antara.
Untuk mempertahankan dan membangkitkan perusahaan daerah, dia mengaku akan berkoordinasi dengan DPRD serta Bupati Jembrana I Putu Artha untuk memaparkan rencana pengembangan usaha perusahaan.
Beberapa usaha yang akan dilakukan namun membutuhkan modal antara lain bidang teknologi informasi, air minum dalam kemasan, serta usaha lainnya yang diprediksi akan mampu membawa perusda mandiri. “Sebenarnya, untuk rancangan usaha apa yang akan kami buat sudah kami siapkan. Tinggal apakah mendapat dukungan atau tidak dari pemerintah, itu masih terus kami komunikasikan,” tuturnya. *ode
“Pungutan retribusi parkir dan pasar menyumbang pendapatan terbesar. Setelah dua unit usaha itu ditarik, sekarang tinggal usaha kuras WC dan percetakan yang tidak bisa diandalkan hasilnya,” kata Direktur Perusda Jembrana I Gusti Kade Kusuma Wijaya, di Negara, Minggu (7/1). Dikatakannya, dampak dari hilangnya pendapatan perusahaan tersebut membuat dirinya bersama karyawan tidak menerima gaji, karena tidak ada uang di kas perusahaan.
Untuk menyelamatkan 32 karyawan perusahaan, dia minta pemkab menarik mereka menjadi pegawai kontrak, namun hanya sepuluh orang yang diterima. Sebanyak 22 karyawan yang masih berada di perusda, akan tetap dipekerjakan sambil menunggu program dari Pemkab Jembrana untuk pengembangan sejumlah usaha perusahaan.
Kusuma Wijaya mengatakan, pihaknya juga ingin perusahaan milik pemerintah daerah tersebut mandiri, namun membutuhkan bantuan legislatif dan eksekutif dalam hal penyertaan modal untuk membuka usaha baru yang potensial. Dia mengungkapkan, saat baru menjabat direktur perusahaan daerah, dirinya sudah dibebani utang sebesar Rp 2,8 miliar, yang dalam tempo satu tahun sudah terbayar Rp 2,5 miliar.
“Sisa utang Rp300 juta juga sudah beberapa kali kami cicil pembayarannya. Tanpa dukungan dari pemerintah. Dengan kondisi perusahaan seperti sekarang, siapapun yang menjabat direktur akan kesulitan,” kata Kusuma Wijaya seperti dilansir Antara.
Untuk mempertahankan dan membangkitkan perusahaan daerah, dia mengaku akan berkoordinasi dengan DPRD serta Bupati Jembrana I Putu Artha untuk memaparkan rencana pengembangan usaha perusahaan.
Beberapa usaha yang akan dilakukan namun membutuhkan modal antara lain bidang teknologi informasi, air minum dalam kemasan, serta usaha lainnya yang diprediksi akan mampu membawa perusda mandiri. “Sebenarnya, untuk rancangan usaha apa yang akan kami buat sudah kami siapkan. Tinggal apakah mendapat dukungan atau tidak dari pemerintah, itu masih terus kami komunikasikan,” tuturnya. *ode
1
Komentar