Direktur CIIA Pastikan Bahrun Naim Tewas
Putri Bahrun yang baru berusia tujuh bulan juga meninggal akibat mal nutrisi
JAKARTA, NusaBali
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengonfirmasi, anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Abu Rayyan alias Abu Aishah tewas.
Menurutnya, kabar tersebut diperoleh setelah melakukan klarifikasi dan penelusuran dari berbagai sumber informasi yang ia miliki, dengan sumber utama adalah istri Bahrun yang berinisial RH. "Pada awalnya berita kematian BN (Bahrun Naim) masih spekulatif dan perdebatan banyak pihak yang berkepentingan, tapi kabar terakhir setelah melakukan penelusuran dari berbagai sumber bahwa BN benar sudah meninggal," kata Harits, Minggu (7/1) seperti dilansir cnnindonesia.
Bahkan, menurutnya, putri Bahrun yang baru berusia tujuh bulan dari istri bernama Siti Lestari, Marriyah Binti Bahrun Naim, juga meninggal dunia pada 5 Januari 2018. Menurutnya, Marriyah meninggal dunia setelah mengalami mal nutrisi, gangguan pencernaan, dan gangguan pernapasan. Harits berkata, Marriyah sakit setelah rezim pimpinan Bashar al-Assad, Nushairi, memborbardir rumah yang ditinggali Bahrun dan keluarga serta memboikot pasokan makanan sejak sekitar September 2017.
Serangan itu, katanya, membuat Siti membawa Marriyah berpindah-pindah tempat tinggal, mulai dari di padang pasir hingga tenda. "Meninggal kemarin Jumat (5/1), dalam usia tujuh bulan karena komplikasi," tuturnya.
Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kabar kematian Bahrun."Masih diselidiki," kata Iqbal. Menurut dia, pihak kepolisian belum mendapatkan informasi yang pasti hingga saat ini.
Kabar kematian Bahrun sempat beredar pada awal Desember 2017. Kabar itu muncul dari cuplikan layar (screen shot) yang diduga disebar di sebuah grup aplikasi tukar pesan WhatsApp. Dalam pesan itu, sebuah keterangan (caption) yang disertakan bersama foto Bahrun menyebutkan, pria kelahiran 1983 itu tewas pada Jumat (30/11).
“Inalilahi wa inna ilahi raji’un, telah gugur syahid saudara kita mujahid Bahrun Naim di Abu Hamam pada tanggal 30 November,” tulis keterangan dalam cuplikan layar dari grup WhatsApp, Senin (4/12). Bahrun mulai dikenal luas setelah polisi menyebutnya sebagai dalang aksi teror di jantung ibu kota, bom Thamrin, Januari 2016.
Pria kelahiran 1983 disebut sebagai salah satu sosok yang berbahaya. Bahrun telah bergabung dengan ISIS. Ia dipercaya mengendalikan jaringan teror di Indonesia dengan cara merekrut, melatih dan merencanakan serangan. Di dunia teror, Bahrun bukan benar-benar baru. Tahun 2010, ia dipenjara dua tahun atas kepemilikan ratusan butir peluru milik salah seorang anggota Jemaah Islamiyah. Kasus itu tak cukup menyita perhatian media hingga nama pria kelahiran Solo itu juga tak banyak muncul.
Nama Bahrun juga beberapa kali disebut sebagai nama akun blog dan media sosial yang kerap mengunggah materi radikal. Namun saat itu namanya belum menjadi pusat perhatian.Hingga pada Januari 2016 saat sejumlah orang melepaskan tembakan dan membawa bom bunuh diri di kawasan Sarinah, Thamrin, namanya mulai melambung. Bahrun dituding polisi sebagai dalang insiden yang menewaskan delapan orang itu. Ia diyakini menjadi penyuplai dana untuk para pelaku. *
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengonfirmasi, anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Abu Rayyan alias Abu Aishah tewas.
Menurutnya, kabar tersebut diperoleh setelah melakukan klarifikasi dan penelusuran dari berbagai sumber informasi yang ia miliki, dengan sumber utama adalah istri Bahrun yang berinisial RH. "Pada awalnya berita kematian BN (Bahrun Naim) masih spekulatif dan perdebatan banyak pihak yang berkepentingan, tapi kabar terakhir setelah melakukan penelusuran dari berbagai sumber bahwa BN benar sudah meninggal," kata Harits, Minggu (7/1) seperti dilansir cnnindonesia.
Bahkan, menurutnya, putri Bahrun yang baru berusia tujuh bulan dari istri bernama Siti Lestari, Marriyah Binti Bahrun Naim, juga meninggal dunia pada 5 Januari 2018. Menurutnya, Marriyah meninggal dunia setelah mengalami mal nutrisi, gangguan pencernaan, dan gangguan pernapasan. Harits berkata, Marriyah sakit setelah rezim pimpinan Bashar al-Assad, Nushairi, memborbardir rumah yang ditinggali Bahrun dan keluarga serta memboikot pasokan makanan sejak sekitar September 2017.
Serangan itu, katanya, membuat Siti membawa Marriyah berpindah-pindah tempat tinggal, mulai dari di padang pasir hingga tenda. "Meninggal kemarin Jumat (5/1), dalam usia tujuh bulan karena komplikasi," tuturnya.
Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kabar kematian Bahrun."Masih diselidiki," kata Iqbal. Menurut dia, pihak kepolisian belum mendapatkan informasi yang pasti hingga saat ini.
Kabar kematian Bahrun sempat beredar pada awal Desember 2017. Kabar itu muncul dari cuplikan layar (screen shot) yang diduga disebar di sebuah grup aplikasi tukar pesan WhatsApp. Dalam pesan itu, sebuah keterangan (caption) yang disertakan bersama foto Bahrun menyebutkan, pria kelahiran 1983 itu tewas pada Jumat (30/11).
“Inalilahi wa inna ilahi raji’un, telah gugur syahid saudara kita mujahid Bahrun Naim di Abu Hamam pada tanggal 30 November,” tulis keterangan dalam cuplikan layar dari grup WhatsApp, Senin (4/12). Bahrun mulai dikenal luas setelah polisi menyebutnya sebagai dalang aksi teror di jantung ibu kota, bom Thamrin, Januari 2016.
Pria kelahiran 1983 disebut sebagai salah satu sosok yang berbahaya. Bahrun telah bergabung dengan ISIS. Ia dipercaya mengendalikan jaringan teror di Indonesia dengan cara merekrut, melatih dan merencanakan serangan. Di dunia teror, Bahrun bukan benar-benar baru. Tahun 2010, ia dipenjara dua tahun atas kepemilikan ratusan butir peluru milik salah seorang anggota Jemaah Islamiyah. Kasus itu tak cukup menyita perhatian media hingga nama pria kelahiran Solo itu juga tak banyak muncul.
Nama Bahrun juga beberapa kali disebut sebagai nama akun blog dan media sosial yang kerap mengunggah materi radikal. Namun saat itu namanya belum menjadi pusat perhatian.Hingga pada Januari 2016 saat sejumlah orang melepaskan tembakan dan membawa bom bunuh diri di kawasan Sarinah, Thamrin, namanya mulai melambung. Bahrun dituding polisi sebagai dalang insiden yang menewaskan delapan orang itu. Ia diyakini menjadi penyuplai dana untuk para pelaku. *
Komentar