Pengganti Pengaci Hampir Kelar
Ada miskomunikasi antara perwakilan Subak Tohpati dengan Kadistan IB Juanida, akhirnya pertemuan itu belum menemui keputusan.
Soal Pembagian Air Subak Tembuku ke Tohpati
SEMARAPURA, NusaBali
Perwakilan krama Subak Tohpati, Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, dan krama Subak Tembuku, Kecamatan Tembuku, Bangli, menggelar paruman (rapat) di Balai Subak Tembuku, Selasa (2/1).
Rapat ini guna membahas teknis pembagian air untuk dua subak, terutama Subak Tohpati selama ini kesulitan mendapatkan air. Pertemuan dihadiri Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Klungkung Ida Bagus Gede Juanida, 70 krama Subak Tembuku dan 12 perwakilan Subak Tohpati. Karena ada miskomunikasi antara perwakilan Subak Tohpati dengan Kadistan IB Juanida, akhirnya pertemuan itu belum menemui keputusan.
Didampingi Kelian Tempek Kangin, Subak Tohpati, I Made Darsana, kepada NusaBali, Minggu (7/1), Kelian Subak Tohpati I Nengah Sudana mengatakan, dalam pertemuan tersebut sejatinya sudah ada kesepakatan dari Subak Tembuku dan Subak Topati. Di antaranya, hubungan dua subak tidak lagi ada masalah tentang air. Tentang pengaci Rp 4.000/are setiap panen yang diinginkan Subak Tembuku, jika panen rugi total maka tidak akan ada pembayaran. “Kami krama Subak Tohpati mengucapkan terimakasih dan menjaga hubungan baik ini,” ujar Sudana.
Namun, kata Sudana, Kadistan IB Juanida memberikan pernyataan kurang kondusif dalam pertemuan tersebut. Dia mencatat pernyataan tersebut; subak Tohpati membayar pengaci habis tanam 50 persen, dan habis panen 50 persen. ‘’Seperti kita berobat ke dokter habis suntik/berobat tidak ngebon,” ujar Sudana menirukan upacapan Kadistan Juanida.
Kata dia, pernyataan ini aneh. Krama Subak Tohpati I Nengah Sudiana, dalam rapat itu menilai Subak Tembuku sudah rela Subak Tohpati membayar pengaci habis panen. Jika gagal panen, tidak bayar pengaci. Akibat pernyataan Kadistan itu, perjanjain tentang pengaci yang seharusnya selesai hari itu, namun krama Subak Tohpati menunda. Karena, lanjut Sudana, Subak Tohpati akan menggelar rapat lagi di internal. Karena, pengaci Rp 4.000 tersebut, jika dibayar di depan 50 persen dan akhir 50 persen, maka petani akan kesulitan membayar jika gagal panen.
Saat dikonfirmasi, Kadistan Klungkung IB Juanida mengatakan, krama Subak Tohpati mau membayar pengaci Rp 4.000/are, dan sudah membuat surat pernyataan. Dia hadir dalam rapat dua subak itu untuk bahan menindaklanjuti ke Dinas Pertanian Bangli.
Dia mengandaikan pembayaran pengaci seperti berobat ke dokter; sembuh tidak sembuh, tetap bayar. ‘’Saya ingin Subak Tohpati berkomitmen untuk membayar,” ujarnya. *wan
1
Komentar