Sempat Jadi Purek Unud, Kini Terpilih sebagai Rektor Unhi
Sebelum terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar, Prof Made Damriyasa sempat kalah tragis dalam pemilihan Rektor Unud, karena diungguli Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K) dengan hanya selisih 1 suara
Prof Dr drh I Made Damriyasa MS Ukir Sejarah Baru di Universitas Hindu (Unhi) Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar mengukir sejarah baru di mana untuk untuk pertama dipimpin akademisi dari eksternal. Dia adalah Prof Dr drh I Made Damriyasa MS, 56, mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unud 2013-2017 yang terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar 2018-2022.
Prof Dr drh I Made Damriyasa MS yang Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Unud, terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar setelah mengatasi tiga kandidat lainnya dari internal kampus Unhi. Mereka masing-masing Prof Dr Ida Bagus Gde Yudha Triguna MS (mantan Rektor Unhi Denpasar dua kali periode dan eks Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama), Prof Dr I Putu Gelgel SH MHum, dan Dr I Wayan Muka ST MT.
Perihal terpilihnya Prof Damriyasa ini disampaikan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Kerthi Unhi Denpasar, Prof Dr Phil I Ketut Ardhana MA, Senin (8/1). “Prof Damriyasa terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar secara definitif, melalui berbagai tahapan yang demokratis. Rencananya, Prof Damriyasa akan dilantik 23 Januari 2018 mendatang,” jelas Prof Ketut Ardhana.
Menurut Prof Ardhana, pemilihan Rektor Unhi ini melibatkan tiga organ Yayasan Pendidikan Widya Kerthi yang berjumlah 10 orang, terdiri dari Ketua Pembina beserta beserta anggotanya, Ketua Pengawas beserta satu anggotanya, dan Ketua Dewan Pengurus beserta sekretarisnya, di Jakarta, Sabtu (6/1) lalu. Namun, sebelum pemilihan dilakukan, Prof Damriyasa dan tiga kandidat lainnya telah mengikuti tahapan demi tahapan secara demokratis.
Prof Ardhana berharap, dengan terpilihnya Prof Damriyasa sebagai rektor, bisa memberikan kekuatan baru, utamanya dalam memperkuat dan mempersatukan Unhi Denpasar yang selama ini masih terkelompok-kelompok untuk menghadapi persaingan global.
“Kepemimpinan yang baru nanti akan ada rencana pembukaan Prodi (program studi), memperbanyak jurnal penelitian, serta kerjasama internasional. Bagaimana agar kita bisa bersaing secara global dalam keilmuan dengan berbasis agama Hindu dan kebudayaan Bali yang merupakan jati diri Unhi Denpasar,” harap Prof Ardhana.
Selain itu, rektor baru juga diharapkan bisa mengoptimalkan sumber daya manusia dan infrastruktur Unhi Denpasar, agar lebih berkualitas. Termasuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan pihak yayasan dalam melaksanakan program-program yang akan dilakukan, sebagai upaya memajukan institusi kelembagaan.
“Selama ini, tampaknya kerjasama antara yayasan dan rektorat belum dijalankan dengan baik. Kami berharap ke depan, yayasan yang terdiri atas pembina, pengawas, dan pengurus dapat bekerja sama dengan pihak rektorat, sehingga bisa menghadapi berbagai tantangan global,” katanya.
“Termasuk pula, Unhi Denpasar tidak boleh dipandang sebagai sebuah universitas yang bergerak di bidang agama saja, tapi dalam berbagai etnis lintas agama bisa unggul, terutama dalam persaingan dengan perguruan tinggi swasta lainnya,” lanjut Prof Ardhana.
Sementara itu, Prof Damriyasa yang dihubungi NusaBali tadi malam, mengatakan banyak pembenahan yang akan dilakukan untuk membangun Unhi Denpasar. Hal pertama yang akan dilakukan adalah pembenahan tata kelola yang masih rendah, agar sesuai dengan Good University Government. Selain itu, peningkatan kualitas serta relevansi dari program studi juga akan dievaluai. “Relevansi ini artinya melihat bagaimana relevansi program studi yang ada di Unhi Denpasar dengan kebutuhan pasar,” tandas akademisi asal Banjar Rendang Tengah, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem ini.
Prof Damriyasa menambahkan, Unhi Denpasar juga perlu meningkatkan kompetitif nasional seperti akreditasi lembaga. Hingga kini, status akreditasi institusi Unhi Denpasar masih B. Salah satu yang paling krusial adalah peningkatan SDM internal Unhi Denpasar. “Sementara ini kita perlu dulu menata SDM internal Unhi. Bagaimana bisa meningkatkan kualitas dari output riset yang ada di Unhi, menambah jumlah jurnal publikasi baik di nasional maupun internasional,” kata akademisi kelahiran 31 Desember 1962 ini.
Lulusan S3 Justus Liebieg University Giessen, Jerman ini mengaku siap menjalankan tugas baru sebagai Rektor Unhi, meski nantinya harus membagi waktu untuk dua universitas. “Nantinya masih menunggu izin dari Rektor, yaitu izin dengan tetap menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi di Unud. Menj rektor kan sebenarnya tugas tambahan. Saya siap,” tegas Prof Damriyasa, yang beberapa bulan lalu kalah tragis dalam pemilihan Rektor Unud karena diungguli Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K)---Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud---dengan hanya selisih 1 suara. *ind
DENPASAR, NusaBali
Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar mengukir sejarah baru di mana untuk untuk pertama dipimpin akademisi dari eksternal. Dia adalah Prof Dr drh I Made Damriyasa MS, 56, mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unud 2013-2017 yang terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar 2018-2022.
Prof Dr drh I Made Damriyasa MS yang Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Unud, terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar setelah mengatasi tiga kandidat lainnya dari internal kampus Unhi. Mereka masing-masing Prof Dr Ida Bagus Gde Yudha Triguna MS (mantan Rektor Unhi Denpasar dua kali periode dan eks Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama), Prof Dr I Putu Gelgel SH MHum, dan Dr I Wayan Muka ST MT.
Perihal terpilihnya Prof Damriyasa ini disampaikan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Widya Kerthi Unhi Denpasar, Prof Dr Phil I Ketut Ardhana MA, Senin (8/1). “Prof Damriyasa terpilih menjadi Rektor Unhi Denpasar secara definitif, melalui berbagai tahapan yang demokratis. Rencananya, Prof Damriyasa akan dilantik 23 Januari 2018 mendatang,” jelas Prof Ketut Ardhana.
Menurut Prof Ardhana, pemilihan Rektor Unhi ini melibatkan tiga organ Yayasan Pendidikan Widya Kerthi yang berjumlah 10 orang, terdiri dari Ketua Pembina beserta beserta anggotanya, Ketua Pengawas beserta satu anggotanya, dan Ketua Dewan Pengurus beserta sekretarisnya, di Jakarta, Sabtu (6/1) lalu. Namun, sebelum pemilihan dilakukan, Prof Damriyasa dan tiga kandidat lainnya telah mengikuti tahapan demi tahapan secara demokratis.
Prof Ardhana berharap, dengan terpilihnya Prof Damriyasa sebagai rektor, bisa memberikan kekuatan baru, utamanya dalam memperkuat dan mempersatukan Unhi Denpasar yang selama ini masih terkelompok-kelompok untuk menghadapi persaingan global.
“Kepemimpinan yang baru nanti akan ada rencana pembukaan Prodi (program studi), memperbanyak jurnal penelitian, serta kerjasama internasional. Bagaimana agar kita bisa bersaing secara global dalam keilmuan dengan berbasis agama Hindu dan kebudayaan Bali yang merupakan jati diri Unhi Denpasar,” harap Prof Ardhana.
Selain itu, rektor baru juga diharapkan bisa mengoptimalkan sumber daya manusia dan infrastruktur Unhi Denpasar, agar lebih berkualitas. Termasuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan pihak yayasan dalam melaksanakan program-program yang akan dilakukan, sebagai upaya memajukan institusi kelembagaan.
“Selama ini, tampaknya kerjasama antara yayasan dan rektorat belum dijalankan dengan baik. Kami berharap ke depan, yayasan yang terdiri atas pembina, pengawas, dan pengurus dapat bekerja sama dengan pihak rektorat, sehingga bisa menghadapi berbagai tantangan global,” katanya.
“Termasuk pula, Unhi Denpasar tidak boleh dipandang sebagai sebuah universitas yang bergerak di bidang agama saja, tapi dalam berbagai etnis lintas agama bisa unggul, terutama dalam persaingan dengan perguruan tinggi swasta lainnya,” lanjut Prof Ardhana.
Sementara itu, Prof Damriyasa yang dihubungi NusaBali tadi malam, mengatakan banyak pembenahan yang akan dilakukan untuk membangun Unhi Denpasar. Hal pertama yang akan dilakukan adalah pembenahan tata kelola yang masih rendah, agar sesuai dengan Good University Government. Selain itu, peningkatan kualitas serta relevansi dari program studi juga akan dievaluai. “Relevansi ini artinya melihat bagaimana relevansi program studi yang ada di Unhi Denpasar dengan kebutuhan pasar,” tandas akademisi asal Banjar Rendang Tengah, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem ini.
Prof Damriyasa menambahkan, Unhi Denpasar juga perlu meningkatkan kompetitif nasional seperti akreditasi lembaga. Hingga kini, status akreditasi institusi Unhi Denpasar masih B. Salah satu yang paling krusial adalah peningkatan SDM internal Unhi Denpasar. “Sementara ini kita perlu dulu menata SDM internal Unhi. Bagaimana bisa meningkatkan kualitas dari output riset yang ada di Unhi, menambah jumlah jurnal publikasi baik di nasional maupun internasional,” kata akademisi kelahiran 31 Desember 1962 ini.
Lulusan S3 Justus Liebieg University Giessen, Jerman ini mengaku siap menjalankan tugas baru sebagai Rektor Unhi, meski nantinya harus membagi waktu untuk dua universitas. “Nantinya masih menunggu izin dari Rektor, yaitu izin dengan tetap menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi di Unud. Menj rektor kan sebenarnya tugas tambahan. Saya siap,” tegas Prof Damriyasa, yang beberapa bulan lalu kalah tragis dalam pemilihan Rektor Unud karena diungguli Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K)---Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud---dengan hanya selisih 1 suara. *ind
Komentar