Pastika Nongol Saat Pendaftaran KBS-Ace di KPU
Ada surprise saat acara pendaftaran pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace), Cagub-Cawagub Bali yang diusung PDIP-PKPI-PAN-Hanura-PPP-PKB, ke KPU Bali, Senin (8/1) siang.
DENPASAR, NusaBali
Tanpa diduga, Gubernur Made Mangku Pastika nongol di Kantor KPU Bali, Jalan Tjok Agung Tresna Niti Mandala Denpasar. Gubernur Pastika pun sempat bersalaman dengan seterunya dalam Pilgub Bali 2013, AA Gede Ngurah Puspayoga, yang kini menjabat Menteri Koperasi dan UMKM.
Gubernur Pastika datang ke Kantor KPU dengan didampingi Karo Humas & Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra dan Kepala Badan Kesbanglimaspol Provinsi Bali, Putu Jaya Suartama. Adalah dua anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, Nyoman Adnyana dan Ketut Kariyasa Adnyana, yang mengantar Gubernur Pastika sampai di Ruangan Transit KPU Bali.
Saat Pastika datang, di sana sudah ada AAN Puspayoga, tokoh Puri Satria Denpasar yang dulu diusung PDIP sebagai Cagub Bali di Pilgub 2013. kader senior PDIP yang juga Menteri UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga. Seperti kedatangan Pastika, kehadiran Puspayoga juga mengejutkan bagi sebagian kadr PDIP. Puspayoga seakan menjadi klarifikasi atas peristiwa di Puri Satria Denpasar, Sabtu (6/1), ketika sang kakak, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, menerima dan mendukung Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Cagub yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PBB-PKS.
Kepada media, Pastika mengatakan dirinya turun ke KPU dalam tugasnya selaku pembina kehidupan sosial politik di Bali, untuk memastikan pelaksanaan tahapan Pilgub Bali 2018 berjalan baik. "Dalam Undang-undang, Gubernur adalah pembina politik di daerah," tegas Pastika yang notabene anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.
Pastika menegaskan, Pilgub Bali juga menggunakan anggaran daerah melalui penye-lenggara. “Kunjungan saya ke sini (KPU Bali) secara umum, saya ingin mengecek KPU, karena kegiatan ini menggunakan APBD. Kepada KPU, saya berpesan selenggarakanlah Pemilu ini secara damai, aman, fair, dan adil. Kalau tidak fair atau adil, maka akan ada ketidakpuasan yang berpotensi menimbulkan kekacauan,” tegas mantan Kapolda Bali dan Kalakhar BNN ini.
Pastika menekankan beberapa hal penting yang tidak boleh dilanggar guna mewujudkan pelaksanaan Pemilu yang aman dan damai, yakni jangan ada money politics, kekerasan, dan black campaign. “Semua harus berjalan dengan damai, tidak perlu ada black campaign, jangan ada main-main uang, tidak boleh keras-keras. Jika menang, maka menanglah secara elegan dan bermartabat, sehingga mendapat dukungan dari seluruh rakyat Bali. Ini saya berpesan kepada seluruh masyarakat Bali, baik penyelenggara (KPU) maupun masyarakat umum,” ujar Gubernur asal desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini.
Pastika mengaku netral dalam Pilgub Bali 2018, tanpa mendukung pasangan calon. Namun, pernyataan Pastika dengan gaya Buleleng-nya bisa diartikan politis. Menurut Pastika, siapa pun pasangan calonya, ‘Jele Melah Nyama Gelah’.
“Saya akan mendukung siapa pun paslon yang ada, karena mereka pasti putra-putra terbaik Bali. Yang penting, apa yang mereka laksanakan nanti demi kesejahteraan rakyat Bali. Jele Melah Nyama Gelah," tandas Pastika disambut tepuk tangan kader PDIP.
Sekadar dicatat, dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang, KBS-Ace akan tarung head to head melawan pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), Cagub-Cawagub Bali yang diusung Golkkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PBB-PKS. Mantra-Kerta rencananya akan mendaftarkan pencalonannya ke KPU Bali, Selasa (9/1) ini.
Sementara itu, Mantra-Kerta akan menemui Gubernur Pastika, pagi ini. Menurut Dewan Penasihat KRB, Made Mudarta, Mantra-Kerta akan diterima Pastika di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar pagi ini. "Mantra-Kerta akan menemui Pak Mangku Pastika. Kita akan Kantor Gubernur sebelum deklarasi Mantra-Kerta,” ujar Mudarta secara terpisah, Senin kemarin.
Ditanya apakah kehadiran Pastika saat pendaftaran KBS-Ace, yang membuat Mantra-Kerta merapat ke Gubernur, menurut Mudarta, bukan itu masalahnya. "Gubernur Pastika adalah milik masyarakat Bali. Pak Gubernur mengatakan netral," ujar Ketua DPD Demokrat Bali ini. *nat
Gubernur Pastika datang ke Kantor KPU dengan didampingi Karo Humas & Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra dan Kepala Badan Kesbanglimaspol Provinsi Bali, Putu Jaya Suartama. Adalah dua anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, Nyoman Adnyana dan Ketut Kariyasa Adnyana, yang mengantar Gubernur Pastika sampai di Ruangan Transit KPU Bali.
Saat Pastika datang, di sana sudah ada AAN Puspayoga, tokoh Puri Satria Denpasar yang dulu diusung PDIP sebagai Cagub Bali di Pilgub 2013. kader senior PDIP yang juga Menteri UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga. Seperti kedatangan Pastika, kehadiran Puspayoga juga mengejutkan bagi sebagian kadr PDIP. Puspayoga seakan menjadi klarifikasi atas peristiwa di Puri Satria Denpasar, Sabtu (6/1), ketika sang kakak, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, menerima dan mendukung Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Cagub yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PBB-PKS.
Kepada media, Pastika mengatakan dirinya turun ke KPU dalam tugasnya selaku pembina kehidupan sosial politik di Bali, untuk memastikan pelaksanaan tahapan Pilgub Bali 2018 berjalan baik. "Dalam Undang-undang, Gubernur adalah pembina politik di daerah," tegas Pastika yang notabene anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.
Pastika menegaskan, Pilgub Bali juga menggunakan anggaran daerah melalui penye-lenggara. “Kunjungan saya ke sini (KPU Bali) secara umum, saya ingin mengecek KPU, karena kegiatan ini menggunakan APBD. Kepada KPU, saya berpesan selenggarakanlah Pemilu ini secara damai, aman, fair, dan adil. Kalau tidak fair atau adil, maka akan ada ketidakpuasan yang berpotensi menimbulkan kekacauan,” tegas mantan Kapolda Bali dan Kalakhar BNN ini.
Pastika menekankan beberapa hal penting yang tidak boleh dilanggar guna mewujudkan pelaksanaan Pemilu yang aman dan damai, yakni jangan ada money politics, kekerasan, dan black campaign. “Semua harus berjalan dengan damai, tidak perlu ada black campaign, jangan ada main-main uang, tidak boleh keras-keras. Jika menang, maka menanglah secara elegan dan bermartabat, sehingga mendapat dukungan dari seluruh rakyat Bali. Ini saya berpesan kepada seluruh masyarakat Bali, baik penyelenggara (KPU) maupun masyarakat umum,” ujar Gubernur asal desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini.
Pastika mengaku netral dalam Pilgub Bali 2018, tanpa mendukung pasangan calon. Namun, pernyataan Pastika dengan gaya Buleleng-nya bisa diartikan politis. Menurut Pastika, siapa pun pasangan calonya, ‘Jele Melah Nyama Gelah’.
“Saya akan mendukung siapa pun paslon yang ada, karena mereka pasti putra-putra terbaik Bali. Yang penting, apa yang mereka laksanakan nanti demi kesejahteraan rakyat Bali. Jele Melah Nyama Gelah," tandas Pastika disambut tepuk tangan kader PDIP.
Sekadar dicatat, dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang, KBS-Ace akan tarung head to head melawan pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), Cagub-Cawagub Bali yang diusung Golkkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PBB-PKS. Mantra-Kerta rencananya akan mendaftarkan pencalonannya ke KPU Bali, Selasa (9/1) ini.
Sementara itu, Mantra-Kerta akan menemui Gubernur Pastika, pagi ini. Menurut Dewan Penasihat KRB, Made Mudarta, Mantra-Kerta akan diterima Pastika di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar pagi ini. "Mantra-Kerta akan menemui Pak Mangku Pastika. Kita akan Kantor Gubernur sebelum deklarasi Mantra-Kerta,” ujar Mudarta secara terpisah, Senin kemarin.
Ditanya apakah kehadiran Pastika saat pendaftaran KBS-Ace, yang membuat Mantra-Kerta merapat ke Gubernur, menurut Mudarta, bukan itu masalahnya. "Gubernur Pastika adalah milik masyarakat Bali. Pak Gubernur mengatakan netral," ujar Ketua DPD Demokrat Bali ini. *nat
1
Komentar