Hotel Digratiskan, Kapal Perang Siaga
Plan mitigasi ini akan membuat wisatawan tenang karena tidak akan ‘bingung’ manakala Gunung Agung erupsi dan Bandara Ngurah Rai ditutup.
Penanganan Wisatawan Jika Bandara Tutup
DENPASAR, NusaBali
Para pemangku kepentingan terkait kepariwisataan berupaya melakukan antipasi maksimal menangani wisatawan, jika Gunung Agung erupsi yang berakibat harus dilakukan penutupan bandara (Bandara I Gusti Ngurah Rai). Tahapan maupun langkah-langkah dengan sejumlah opsi disiapkan, disusun dalam bentuk SOP. Di antaranya penyiapan kamar hotel gratis yang paling dekat dengan bandara, hingga pengerahan kapal perang (KRI) jika memang harus dilakukan.
Hal tersebut terungkap dalam sosialisasi SOP Penanganan dan Keberangkatan wisatawan pasca Erupsi Gunung Agung (jika sampai terjadi) yang berdampak terhadap penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai, di Gedung Bali Tourism Board (BTB) di Jalan Puputan Kompleks Niti Mandala Renon Denpasar, Senin (8/1).
Ada 14 hotel dengan 2000 kamar, yang terdekat dengan bandara disiapkan untuk menampung wisman menunggu pemberangkatan ( lewat darat atau laut). Hotel ini lebih diprioritaskan untuk wisman yang tempat menginap mereka sebelumnya jauh dari bandara, misalnya dari Singaraja (Buleleng), Karangasem atau di Nusa Penida (Klungkung).
Tidak diberlakukan charge atau one free night kepada wisatawan yang ditampung di hotel-hotel yang telah disiapkan tersebut. “Jangan sampai ada wisatawan yang tercecer,” ujar Koordinator Tim Mitigasi II , Bali Toursm Hospitality (BTH), Ricky Putra. Tegasnya MoU dengan pihak hotel juga sudah dilakukan.
Sementara untuk mengangkut wisatawan, lewat darat 200 armada dipastikan siap. Juga free, termasuk tidak dikatakan tidak pengenaan biaya untuk pembelian ‘minyak’ (BBM).
Opsi menggunakan speed boat yang mangkal di Pantai Kedonganan (Badung) dengan tujuan Pantai Bun (Banyuwangi) juga mencuat. “Kami bersyukur masyarakat di Pantai Kedonganan siap untuk itu,” kata Eddy Sunyoto dari Asita Bali.
Kata Eddy Sunyoto, penyeberangan dari Kedonganan menuju Pantai Bun Banyuwangi butuh waktu 2 jam. Setidaknya ada 5 kapal/boat dengan kapasitas 150 orang setiap speed boat jika diperlukan.
Tidak hanya itu, kapal perang juga siap dioperasikan jika, memang kondisi memaksa, demi menangani wisatawan. “Itu kalau mitigasi darat dari bandara lewat Negara (Gilimanuk) bermasalah,” ujar Direktur Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha, yang memimpin sosialisasi kemarin.
Kata dia, prosesnya permintaan KRI tersebut dari Gubernur kepada Kasal. Nanti kapal akan dikirim dari Makassar, menuju Tanjung Perak (Surabaya) terus ke Pelabuhan Benoa. Dari Benoa, wisatawan akan diangkut dengan tujuan Bandara Juanda (Surabaya).
Gus Agung , sapaan Ida Bagus Agung Partha, menyatakan apa yang disosialisasikan menunjukkan 80- 90 persen SOP Mitigasi Penanganan wisatawan jika bandara ditutup. Hanya dengan beberapa alasan di antaranya, tidak ingin masuk pada SOP yang sudah ada di masing-masing stakeholder, pihak BTB mengaku belum bisa menshare SOP Mitigasi Penanganan wisman tersebut. Tetapi dia mengklaim, apa yang disampaikan siap. Mulai dari armada, bus, hotel dan lainnya. “Kami kan bekerjasama dengan banyak pihak,” ujarnya. *k17
Komentar