24 Permohonan Bantuan Bencana, 18 Terealisasi
Pemkab Bangli ajukan 24 permohonan bantuan bencana alam ke Pemprov Bali dari akhir tahun 2016 hingga tahun 2017.
BANGLI, NusaBali
Dari jumlah permohonan itu, sebanyak 18 sudah terealisasi. Total dana yang dikucurkan Rp 286 juta. Dana bantuan bencana ditransfer via bank. Peruntukan dana bantuan harus sesuai dengan proposal yang diajukan.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Bangli, Putu Dedy Upariawan, mengatakan, pada tahun 2017 ada 18 pemohon, sedangkan pada akhir tahun 2016 masuk 6 pengajuan. “Akhir Desember 2016 masuk 6 pengajuan, sehingga pengajuan ke Gubernur dilakukan kolektif pada tahun 2017,” ungkapnya, Senin (8/1). Permohonan yang masuk ke BPBD Bangli diajukan ke Gubernur Bali secara kolektif per tiga bulan. Selanjutnya tim dari provinsi mendatangi lokasi bencana untuk verifikasi, layak tidaknya menerima bantuan, serta besaran bantuan yang akan diserahkan. Bila permohonan disetujui, pemohon akan menerima bantuan uang tunai yang ditransfer melalui rekening Bank BPD Bali.
Dedy Upariawan menambahkan, yang bisa mengajukan bantuan adalah non pemerintah baik pribadi maupun kelompok masyarakat. Nilai bantuan yang diserahkan juga berbeda, sesuai tingkat kerusakan. “Nominal bantuan paling tinggi untuk kelompok masyarakat Rp 30 juta, sedangkan pribadi Rp 20 juta. Adan pula santuan bila ada korban jiwa, korban luka berat, dan luka ringan. Santunan untuk korban meninggal dunia Rp 10 juta,” bebernya. Dey Upariawan menyebutkan. sejumlah masyarakat enggan mengajukan permohonan bantuan karena merasa kesulitan dalam mempertanggungjawabkan dana tersebut. “Kami berupaya memberikan penjelasan mekanisme penggunaan dana agar tidak melenceng dari peruntukannya,” imbuhnya.
Dikatakan, di wilayah Kecamatan Bangli merata potensi pohon tumbang, begitu pula untuk wilayah Kecamatan Tembuku. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Susut rawan longsor. Kecamatan Kintamani rawan kebakaran lahan khusus di areal kaldera Gunung Batur serta rawan longsor karena topografi berbukit. “Khusus wilayah Desa Demulih Kecamatan Susut, rencana akan dilakukan kajian mengingat beberapa pekan terakhir sering terjadi longsor. Dari keseluruhan wilayah, memiliki potensi terjadi bencana, kami imbau masyarakat tetap waspada,” saran Dedy Upariawa. *e
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Bangli, Putu Dedy Upariawan, mengatakan, pada tahun 2017 ada 18 pemohon, sedangkan pada akhir tahun 2016 masuk 6 pengajuan. “Akhir Desember 2016 masuk 6 pengajuan, sehingga pengajuan ke Gubernur dilakukan kolektif pada tahun 2017,” ungkapnya, Senin (8/1). Permohonan yang masuk ke BPBD Bangli diajukan ke Gubernur Bali secara kolektif per tiga bulan. Selanjutnya tim dari provinsi mendatangi lokasi bencana untuk verifikasi, layak tidaknya menerima bantuan, serta besaran bantuan yang akan diserahkan. Bila permohonan disetujui, pemohon akan menerima bantuan uang tunai yang ditransfer melalui rekening Bank BPD Bali.
Dedy Upariawan menambahkan, yang bisa mengajukan bantuan adalah non pemerintah baik pribadi maupun kelompok masyarakat. Nilai bantuan yang diserahkan juga berbeda, sesuai tingkat kerusakan. “Nominal bantuan paling tinggi untuk kelompok masyarakat Rp 30 juta, sedangkan pribadi Rp 20 juta. Adan pula santuan bila ada korban jiwa, korban luka berat, dan luka ringan. Santunan untuk korban meninggal dunia Rp 10 juta,” bebernya. Dey Upariawan menyebutkan. sejumlah masyarakat enggan mengajukan permohonan bantuan karena merasa kesulitan dalam mempertanggungjawabkan dana tersebut. “Kami berupaya memberikan penjelasan mekanisme penggunaan dana agar tidak melenceng dari peruntukannya,” imbuhnya.
Dikatakan, di wilayah Kecamatan Bangli merata potensi pohon tumbang, begitu pula untuk wilayah Kecamatan Tembuku. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Susut rawan longsor. Kecamatan Kintamani rawan kebakaran lahan khusus di areal kaldera Gunung Batur serta rawan longsor karena topografi berbukit. “Khusus wilayah Desa Demulih Kecamatan Susut, rencana akan dilakukan kajian mengingat beberapa pekan terakhir sering terjadi longsor. Dari keseluruhan wilayah, memiliki potensi terjadi bencana, kami imbau masyarakat tetap waspada,” saran Dedy Upariawa. *e
Komentar