Literasi Hindu Perlu Berbasis Internet
Perkembangan teknologi sudah tidak bisa lagi ditampik. Teknologi sudah harus dilirik sebagai cara untuk membangkitkan literasi Hindu.
DENPASAR, NusaBali
Sebab penyebaran nilai-nilai Agama Hindu secara konvensional melalui Dharma Duta saat ini tidak cukup. Inilah yang dilakukan Acarya Media Nusantara, sebuah perkumpulan non-profit yang bergerak di bidang media dan literasi Hindu di Denpasar.
Ketua Acara Media Nusantara, I Komang Agus Widiantara, menjelaskan, perkumpulan yang dibentuknya memiliki visi misi untuk membangun literasi Hindu di Indonesia. Literasi yang dirancang, saat ini masih dalam proses pengembangan berbasis website di internet.
Dalam website yang dirancang nanti memuat nilai-nilai dan ajaran Agama Hindu yang mengandung dasar-dasar pemahaman agama Hindu mulai dari tatwa, etika atau susila, upacara serta beragam studi kasus kehidupan umat Hindu di Indonesia. “Sasaran kami adalah umat Hindu pengguna internet di Indonesia. Konten kami dalam bentuk e-book, info grafis, karikatur dan video-video edukatif yang memuat ajaran Hindu di Indonesia,” terangnya Selasa (9/1).
Yang terbaru, kata Agus Widiantara, beberapa ebook Hindu sudah bisa diakses melalui situs melekhindu.id. Ebook-ebook tersebut sebagian besar merupakan hasil pemikiran dan karya dari berbagai penulis Hindu, akademisi, cendikiawan, agamawan, rohaniawan, jurnalis dan tokoh Hindu di Indonesia. Ke depan situs melekhindu.id juga memfasilitasi kebijakan-kebijakan strategis di bidang keumatan yang dikeluarkan oleh PHDI maupun Dirjen Bimas Hindu.
Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali menilai perlu inisiatif para penggiat literasi Hindu, cendikiawan, akademisi dan tokoh masyarakat berkolaborasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang dinilai cepat, efektif, murah dan menjangkau semua elemen dan golongan sudah seharusnya menjadi perhatian penting. "Konten dan nilai-nilai agama mendesak dan penting merambah internet. Agar umat Hindu bisa mengaksesnya kapanpun dan di manapun. Perlu konten yang beragam namun tetap mengedukasi,” kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali I Nyoman Lastra, saat menerima audiensi pengurus Acarya Media Nusantara, belum lama ini.
Menurut Lastra, pola masyarakat memahami agama telah berubah. Disamping budaya baca yang rendah, cara memahami agama juga merambah ke ranah digital. Kehadiran internet sebagai gudang informasi, namun sayangnya konten-konten khususnya artikel maupun tulisan di internet berbau agama Hindu sumbernya dinilai belum jelas dan marak budaya "copy-paste".
“Kalau prilaku beragama dan praktik keagamaan mungkin sudah jalan. Namun, pemahaman agama Hindu secara utuh, belum. Jadi kita butuh sebuah media literasi di internet yang khusus menyediakan bacaan Hindu yang lengkap,” harapanya. Pihaknya juga menyadari minimnya buku bacaan Hindu menjadi persoalan serius umat dalam memahami Hindu yang beragam dan kaya akan nilai budaya dan adat istiadat lokal. *ind
Ketua Acara Media Nusantara, I Komang Agus Widiantara, menjelaskan, perkumpulan yang dibentuknya memiliki visi misi untuk membangun literasi Hindu di Indonesia. Literasi yang dirancang, saat ini masih dalam proses pengembangan berbasis website di internet.
Dalam website yang dirancang nanti memuat nilai-nilai dan ajaran Agama Hindu yang mengandung dasar-dasar pemahaman agama Hindu mulai dari tatwa, etika atau susila, upacara serta beragam studi kasus kehidupan umat Hindu di Indonesia. “Sasaran kami adalah umat Hindu pengguna internet di Indonesia. Konten kami dalam bentuk e-book, info grafis, karikatur dan video-video edukatif yang memuat ajaran Hindu di Indonesia,” terangnya Selasa (9/1).
Yang terbaru, kata Agus Widiantara, beberapa ebook Hindu sudah bisa diakses melalui situs melekhindu.id. Ebook-ebook tersebut sebagian besar merupakan hasil pemikiran dan karya dari berbagai penulis Hindu, akademisi, cendikiawan, agamawan, rohaniawan, jurnalis dan tokoh Hindu di Indonesia. Ke depan situs melekhindu.id juga memfasilitasi kebijakan-kebijakan strategis di bidang keumatan yang dikeluarkan oleh PHDI maupun Dirjen Bimas Hindu.
Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali menilai perlu inisiatif para penggiat literasi Hindu, cendikiawan, akademisi dan tokoh masyarakat berkolaborasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang dinilai cepat, efektif, murah dan menjangkau semua elemen dan golongan sudah seharusnya menjadi perhatian penting. "Konten dan nilai-nilai agama mendesak dan penting merambah internet. Agar umat Hindu bisa mengaksesnya kapanpun dan di manapun. Perlu konten yang beragam namun tetap mengedukasi,” kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali I Nyoman Lastra, saat menerima audiensi pengurus Acarya Media Nusantara, belum lama ini.
Menurut Lastra, pola masyarakat memahami agama telah berubah. Disamping budaya baca yang rendah, cara memahami agama juga merambah ke ranah digital. Kehadiran internet sebagai gudang informasi, namun sayangnya konten-konten khususnya artikel maupun tulisan di internet berbau agama Hindu sumbernya dinilai belum jelas dan marak budaya "copy-paste".
“Kalau prilaku beragama dan praktik keagamaan mungkin sudah jalan. Namun, pemahaman agama Hindu secara utuh, belum. Jadi kita butuh sebuah media literasi di internet yang khusus menyediakan bacaan Hindu yang lengkap,” harapanya. Pihaknya juga menyadari minimnya buku bacaan Hindu menjadi persoalan serius umat dalam memahami Hindu yang beragam dan kaya akan nilai budaya dan adat istiadat lokal. *ind
Komentar