Nilai Kontrak BIFA Sepakat Dinaikkan
Pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu
SINGARAJA, NusaBali
Bali Internasional Flight Academi (BIFA) sepakat dengan perubahan nilai kontrak atas pemanfaatan Lapangan Terbang (Lapter) Letkol Wisnu, di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerogak, Buleleng. Kesepakatan itu pun tinggal dituangkan dalam kerjasama yang akan ditandatangani oleh Bupati Buleleng dengan pihak BIFA.
Kesepakatan perubahan nilai kontrak dihasilkan dalam pertemuan antara Tim Kerjasama Daerah Pemkab Buleleng dengan pihak BIFA, Selasa (9/1) pagi, di ruang kerja Asisten Administrasi Perekonomian, Pembangunan, dan Kesra Setkab Buleleng.
Pihak BIFA diwakili oleh Operator Manajer Evi Permana, sedangkan Tim Kerjasama Pemkab dihadiri oleh Dinas Perhubungan, Badan Keuangan Daerah, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan. Pertemuan tersebut dipimpin oleh koordinator Tim Kerjasama Asisten Adminitrasi Perekonomian, Pembangunan, dan Kesra Ida Bagus Made Geriastika.
Dalam pertemuan itu, pihak BIFA sepakat kontrak kerjasama pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu diperbaharui. Hanya saja masalahan nilai kontrak masih akan dibahas lebih lanjut. Sejauh ini, Pemkab menawarkan nilai kontrak sesuai dengan Keputusan Bupati tentang nilai aset di Lapter Letkol Wisnu sebesar Rp 75.605.000 pertahun, untuk lahan seluas 7,5 are. “Intinya pihak BIFA sudah sepakat ada perubahan kontrak kerjasama. Masalah nilai memang harus sesuai Keputusan Bupati. Tetapi kita berharap lebih tinggi, ini masih dibahas lebih lanjut. Kalau lebih rendah dari nilai sesuai Keputusan Bupati, itu tidak boleh, makanya kita berharap bisa dinaikkan (nilai kontraknya,red),” ungkap Asisten Ida Bagus Made Geriastika usai pertemuan.
Kata Geriastika, kontrak pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu oleh BIFA sudah berjalan selama 10 tahun, sejak kontrak dibuat pada tahun 2008 silam. Dalam kontrak kerjasama itu, BIFA hanya membayar sewa sebesar Rp 30 juta per tahun. Selama ini, kontrak kerjasama itu tidak pernah ditinjau ulang. Padahal dalam kontrak kerjasama itu, ada poin yang menyebut kontrak kerjasama itu bisa ditinjau kembali setiap tiga tahun sekali. “Nanti dalam kontrak yang baru, kerjasama itu ditinjau setiap 5 tahun sekali, dan dapat diperpanjang kembali. Artinya peninjauan kontrak kerjasama itu, tetap mengutamakan BIFA,” jelas birokrat asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Menurut Geriastika, kesepakatan atas perubahan kontrak pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu itu segara akan dituangkan dalam bentuk kerjasama. Saat ini, draf kerjasama itu sedang disusun oleh tim. “Draf segera disusun, tentu nanti ada pembahasan lebih lanjut untuk mengkongkritkan kesepakatan terutama masalah nilai kontraknya. Setelah itu baru bisa ditandatangani oleh Pak Bupati dan pihak BIFA,” jelasnya.
BIFA memanfaatkan Lapter Letkol Wisnu sebagai pusat sekolah penerbangan. Lapter Letkol Wisnu memiliki panjang run way 1.200 meter, kemudian Apron seluas 60x40 meter dan Taxi Way sepanjang 180 meter. Dengan fasilitas itu, Lapter Letkol Wisnu dimanfaatkan sebagai sekolah penerbangan dengan jenis pesawat latih Grand Caravan dan Cassa.*k19
Kesepakatan perubahan nilai kontrak dihasilkan dalam pertemuan antara Tim Kerjasama Daerah Pemkab Buleleng dengan pihak BIFA, Selasa (9/1) pagi, di ruang kerja Asisten Administrasi Perekonomian, Pembangunan, dan Kesra Setkab Buleleng.
Pihak BIFA diwakili oleh Operator Manajer Evi Permana, sedangkan Tim Kerjasama Pemkab dihadiri oleh Dinas Perhubungan, Badan Keuangan Daerah, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan. Pertemuan tersebut dipimpin oleh koordinator Tim Kerjasama Asisten Adminitrasi Perekonomian, Pembangunan, dan Kesra Ida Bagus Made Geriastika.
Dalam pertemuan itu, pihak BIFA sepakat kontrak kerjasama pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu diperbaharui. Hanya saja masalahan nilai kontrak masih akan dibahas lebih lanjut. Sejauh ini, Pemkab menawarkan nilai kontrak sesuai dengan Keputusan Bupati tentang nilai aset di Lapter Letkol Wisnu sebesar Rp 75.605.000 pertahun, untuk lahan seluas 7,5 are. “Intinya pihak BIFA sudah sepakat ada perubahan kontrak kerjasama. Masalah nilai memang harus sesuai Keputusan Bupati. Tetapi kita berharap lebih tinggi, ini masih dibahas lebih lanjut. Kalau lebih rendah dari nilai sesuai Keputusan Bupati, itu tidak boleh, makanya kita berharap bisa dinaikkan (nilai kontraknya,red),” ungkap Asisten Ida Bagus Made Geriastika usai pertemuan.
Kata Geriastika, kontrak pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu oleh BIFA sudah berjalan selama 10 tahun, sejak kontrak dibuat pada tahun 2008 silam. Dalam kontrak kerjasama itu, BIFA hanya membayar sewa sebesar Rp 30 juta per tahun. Selama ini, kontrak kerjasama itu tidak pernah ditinjau ulang. Padahal dalam kontrak kerjasama itu, ada poin yang menyebut kontrak kerjasama itu bisa ditinjau kembali setiap tiga tahun sekali. “Nanti dalam kontrak yang baru, kerjasama itu ditinjau setiap 5 tahun sekali, dan dapat diperpanjang kembali. Artinya peninjauan kontrak kerjasama itu, tetap mengutamakan BIFA,” jelas birokrat asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Menurut Geriastika, kesepakatan atas perubahan kontrak pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu itu segara akan dituangkan dalam bentuk kerjasama. Saat ini, draf kerjasama itu sedang disusun oleh tim. “Draf segera disusun, tentu nanti ada pembahasan lebih lanjut untuk mengkongkritkan kesepakatan terutama masalah nilai kontraknya. Setelah itu baru bisa ditandatangani oleh Pak Bupati dan pihak BIFA,” jelasnya.
BIFA memanfaatkan Lapter Letkol Wisnu sebagai pusat sekolah penerbangan. Lapter Letkol Wisnu memiliki panjang run way 1.200 meter, kemudian Apron seluas 60x40 meter dan Taxi Way sepanjang 180 meter. Dengan fasilitas itu, Lapter Letkol Wisnu dimanfaatkan sebagai sekolah penerbangan dengan jenis pesawat latih Grand Caravan dan Cassa.*k19
Komentar