nusabali

Kaji Solusi Impor !

  • www.nusabali.com-kaji-solusi-impor

Opsi impor tidak dilarang, tapi kita minta jajaki tadi, incase ada sesuatu perlu, incase, kalau memang makin naik itu harus impor segera.

Wapres soal Harga Beras Tinggi


JAKARTA, NusaBali
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kembali mengkaji opsi impor beras kelas medium untuk menstabilkan harga di pasar-pasar yang kini terus merangkak naik. Ya, jangan begitu gampang membuat kebijakan impor beras.

"Opsi impor tidak dilarang, tapi kita minta jajaki tadi, incase ada sesuatu perlu, incase, kalau memang makin naik itu harus impor segera," kata Jusuf Kalla, kepada wartawan di Kantor Presiden, Selasa (9/1).

Wapres JK sebelumnya menggelar rapat terkait beras dengan para menteri dan pejabat terkait. JK menyampaikan hal itu menanggapi terus merangkaknya harga beras kelas medium yang mencapai lebih dari Rp 11.000 per kg, melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 per kg.

Dalam Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras kualitas medium dalam tercatat terus mengalami kenaikan. Pada Minggu (7/1), harga rata-rata nasional beras kualitas medium Rp11.041, Senin (8/1) naik Rp 11.131 per kg dan Selasa (9/1) naik lagi Rp11.177 per kg.

JK pun meminta kepada Bulog melakukan operasi pasar besar-besaran guna meredam kenaikan harga.  Merujuk laporan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, menurut JK, pada Januari ini juga akan terjadi panen beras untuk padi yang tanam Oktober lalu. Hal ini akan menambah stok beras. Untuk itu, ia berharap dengan operasi pasar dan adanya panen di Januari mampu menstabilkan harga.

Namun opsi impor semakin terbuka bila harga beras medium mencapai Rp12.000 per kg. "Kita tidak mau ambil risiko, kalau satu dua hari masih naik, maka opsi impor harus tetap terbuka. Kalau mencapai harga Rp12.000 per kg itu harga medium ya, karena harga patokannya kan Rp9.300 an," kata Jusuf Kalla.

Sementara itu menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono, wacana impor beras dinilai belum mendesak karena hasil panen tanaman padi saat ini cukup melimpah. Setelah Februari 2018, luas areal lahan yang hendak dipanen justru lebih luas.

Menurutnya Momon Rusmono, secara nasionalstok beras bisa mencapai sejuta ton, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama dua hingga tiga bulan mendatang.Apabila target Bulog terpenuhi, ia pun mengungkapkan, hingga tahun depan tidak ada lagi kekurangan beras.

"Pada bulan depan akan ada panen raya, sehingga target tahun 2018 untuk penyerapan beras oleh Perum Bulog 3,7 juta ton tentunya bisa dipenuhi," ujarnya. *ant

Komentar