Bendera RI Berkibar di Puncak Aconcagua
Tim Ekspedisi Aconcagua STAPALA Politeknik Keuangan Negara STAN, atau PKN STAN telah berhasil menggapai puncak Aconcagua, Argentina, dengan ketinggian 6.962 meter dari permukaan laut pada 7 Januari 2018, dan mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih.
JAKARTA, NusaBali
Tim ekspedisi, yang terdiri dari Patuan Handaka, Eko Santoso, dan Ardiyanta, berhasil mendaki kurang lebih 10 jam untuk mencapai puncak tertinggi di Amerika Selatan itu. Gunung Aconcagua adalah salah satu dari tujuh puncak tertinggi di tujuh benua (seven summits) yang menjadi tujuan banyak pendaki dunia. Mendaki gunung ini membutuhkan keahlian khusus.
Di trek Canaleta, tanjakan terakhir menuju puncak, tim harus menghabiskan waktu selama empat jam karena jalurnya sangat terjal. Kemiringan hampir 70 derajat. Tim harus ekstra berhati hati, berjalan perlahan, karena sering terjadi bebatuan yang longsor menimpa pendaki di bawahnya. Di musim pendakian seperti saat ini cukup banyak pendaki di Gunung Aconcagua.
“Alhamdulillah, walau dengan perjuangan yang sangat berat, berkat doa saudara-saudara kami di Tanah Air, kami telah berhasil mengibarkan Merah Putih di puncak Aconcagua”, tulis Eko Santoso, salah satu anggota tim Pendaki dari Plaza De Mulaz, Argentina, dikutip dari keterangan STAPALA, Selasa (9/1) seperti dilansir vivanews.
Eko menceritakan, cuaca sesuai perkiraan, cukup baik untuk pendakian. Angin tidak bertiup kencang, namun suhu diperkirakan minus 20 derajat. Langkah kaki kaku dan berat, apalagi dengan oksigen yang semakin tipis di ketinggian di atas 6.000 mdpl. Setelah sekitar 15-20 menit berada puncak, tim ekspedisi langsung turun. Perjalanan turun dibayangi cuaca gelap dan diikuti hujan salju.
STAPALA PKN STAN telah mendaki empat puncak di antaranya, yaitu Kilimanjaro, Tanzania (5.896 mdpl), Elbrus, Rusia (5.642 mdpl), Carstenz, Indonesia (4.884 mdpl) dan terakhir Aconcagua, Argentina (6.962 mdpl).
Selanjutnya, Ekspedisi STAPALA PKN STAN akan dilanjutkan ke Denali, Alaska USA (6.168 mdpl), Vinson Massif, Antartika (4.892 mdpl), dan Mt. Everest, puncak tertinggi dunia, Nepal (8.848 mdpl).
Di trek Canaleta, tanjakan terakhir menuju puncak, tim harus menghabiskan waktu selama empat jam karena jalurnya sangat terjal. Kemiringan hampir 70 derajat. Tim harus ekstra berhati hati, berjalan perlahan, karena sering terjadi bebatuan yang longsor menimpa pendaki di bawahnya. Di musim pendakian seperti saat ini cukup banyak pendaki di Gunung Aconcagua.
“Alhamdulillah, walau dengan perjuangan yang sangat berat, berkat doa saudara-saudara kami di Tanah Air, kami telah berhasil mengibarkan Merah Putih di puncak Aconcagua”, tulis Eko Santoso, salah satu anggota tim Pendaki dari Plaza De Mulaz, Argentina, dikutip dari keterangan STAPALA, Selasa (9/1) seperti dilansir vivanews.
Eko menceritakan, cuaca sesuai perkiraan, cukup baik untuk pendakian. Angin tidak bertiup kencang, namun suhu diperkirakan minus 20 derajat. Langkah kaki kaku dan berat, apalagi dengan oksigen yang semakin tipis di ketinggian di atas 6.000 mdpl. Setelah sekitar 15-20 menit berada puncak, tim ekspedisi langsung turun. Perjalanan turun dibayangi cuaca gelap dan diikuti hujan salju.
STAPALA PKN STAN telah mendaki empat puncak di antaranya, yaitu Kilimanjaro, Tanzania (5.896 mdpl), Elbrus, Rusia (5.642 mdpl), Carstenz, Indonesia (4.884 mdpl) dan terakhir Aconcagua, Argentina (6.962 mdpl).
Selanjutnya, Ekspedisi STAPALA PKN STAN akan dilanjutkan ke Denali, Alaska USA (6.168 mdpl), Vinson Massif, Antartika (4.892 mdpl), dan Mt. Everest, puncak tertinggi dunia, Nepal (8.848 mdpl).
Komentar