nusabali

MUTIARA WEDA : Terbit Matahari Baru

  • www.nusabali.com-mutiara-weda-terbit-matahari-baru

Kunang-kunang hanya bersinar untuk dirinya. Mutiara bersinar tidak hanya untuk dirinya, tetapi untuk beberapa yang lainnya, bintang bersinar lebih lagi sedikit, bulan bahkan lebih banyak, sementara matahari bersinar untuk alam semesta. Demikian juga mereka yang berada dalam tingkat sambhavopaya bersinar laksana matahari di siang hari.

Svamuktimātre kasyāpi yāvadvisvavimocane,
Pratibhodeti khadyota ratnatārendu suryavat.
(Tantraloka VIII, 159)

SALAH satu upaya di dalam tradisi Saiva adalah Sambhavopaya, artinya dia yang mampu tetap mempertahankan kondisi tanpa pikiran secara konstan. Dengan tetap menjaga kondisi tanpa pikiran, dan dengan berkat dari Guru, maka seseorang akan mampu masuk ke dalam kesadaran transcendental di mana alam semesta ini terefleksi di dalam kesadarannya sendiri. Upaya ini tergolong iccha upaya karena bersumber dari ichha sakti dan karena inilah sarana yang digunakan di dalam upaya itu. Orang yang berada pada tahapan ini, dia harus berada hanya pada iccha. Dalam tahapan ini, tidak ada lagi perjalanan yang dilakukan, dia hanya mempertahankan agar tetap berada pada ‘tanpa pikiran’. Namun, masih ada satu yang harus dilakukan dalam tahapan ini, yakni mesti menyatu dengan kesadaran Sang Master.

Dikatakan di dalam teks tantraloka bahwa mereka yang telah berada pada tahapan sambhavopaya sesungguhnya telah seperti matahari di siang hari, yakni mampu menyinari semua benda yang ada tanpa batas. Seorang Yogi Saivite mampu memberikan sinar kepada siapapun, baik yang berjiwa maupun yang tidak berjiwa dengan kadar yang sama dan tanpa membuat sinar dirinya memudar. Saivite Yogi yang demikian akan tetap memberikan berkatnya tanpa batas kepada siapapun, baik yang menyadari maupun yang tidak menyadarinya. Matahari akan tetap memberikan sinar di siang hari apakah yang disinari menyadarinya atau tidak.

Idealnya, seorang bhakta Siva mesti menapaki upaya ini sehingga matahari tidak sendirian di angkasa. Semakin banyak matahari menyinari, dunia ini akan semakin terang, sehingga setitik pun tidak akan meninggalkan kegelapan. Namun apa yang terjadi, matahari baru tidak kunjung muncul, sehingga matahari bekerja sendirian, sehingga, ketika belahan bumi ini membelakanginya, kegelapan masih melanda. Jika seandainya ada sinar matahari lagi satu, minimal belahan lain akan tetap disinari, sehingga kegelapan di malam hari tidak terjadi. Jangankan munculnya matahari baru, kunang-kunang pun semakin jarang yang hadir sehingga dunia ini betul-betul diliputi kegelapan. Banyak yang lahir tidak memiliki sinar sama sekali sehingga tidak sanggup menyinari dirinya sendiri. Kalaupun seandainya matahari baru tidak muncul, namun, jika setiap orang yang lahir seperti kunang-kunang, memiliki sinar sendiri, minimal dirinya mampu menunjukkan jalan untuk dirinya sendiri saja sehingga tidak tersesat.

Mereka sebagian besar tidak memiliki cahaya sama sekali, sehingga setiap langkahnya selalu dihantui oleh kesesatan. Setiap saat perjalanannya bisa tersesat dan tidak memungkinkan untuk bisa kembali ke jalan awal. Jika seseorang berada di dalam kegelapan, jalan yang salah pun tidak akan bisa dikembalikan, karena jalan yang dipakai untuk kembali juga tidak kelihatan. Sekali tersesat, selamanya akan tersesat. Jika seandainya memiliki sinar walau sedikit, pancaran itu akan mampu memberikan suasana terang walau sebentar. Kilatan sinar tersebut akan mampu memberikan tanda dan arah, sehingga meskipun kondisi tetap gelap setelah kilatan tersebut terjadi, ia akan mampu memutar badannya sekian derajat agar bisa menuju ke arah yang ditunjukkan saat ada kilatan itu.

Oleh karena itu, tidaklah salah jika akhirnya banyak dari mereka yang harus tersesat oleh karena tidak pernah terpapar oleh sinar walau sedikit. Kalaupun mereka mencoba mencari sinar, beberapa orang yang ditemui hanyalah kunang-kunang, yang sinarnya tidak cukup dipakai untuk berbagai. Kunang-kunang tidak mampu membagikan sinarnya kecuali untuk dirinya sendiri. Mereka harus mencari sinar minimal sinar bintang atau bulan. Temaramnya bulan mampu dengan jelas memberikan petunjuk ke mana mereka harus melangkah. Sinar bulan mampu berbagi kepada banyak orang yang mencoba mencari petunjuk darinya. Meskipun samar-samar, tapi mampu dijadikan sebagai petunjuk arah. Tetapi untuk melihat secara detail, sinar matahari diperlukan.

I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta
 

Komentar