Uji Amdal Revitalisasi Teluk Benoa Ditingkahi Aksi Demo Tolak Reklamasi
Situasi tegang terjadi di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Jumat (29/1) pagi.
DENPASAR, NusaBali
Pasalnya, antar anggota Dewan bersitegang saat rapat uji analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) Revitalisasi Teluk Benoa yang digelar di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali. Selain itu, pada saat bersamaan ada demo besar-besaran ‘Tolak Reklamasi’ melibatkan ribuan massa dari berbagai pelosok Bali.
Uji Amdal Revitalisasi Teluk Benoa (Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung) di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Jumat kemarin, digelar oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) dan PT Dinamika Atria Raya. Rapat tersebut dihadiri Dirjen dari Kementerian Lingkungan Hidup Ari Sudijanto, Sekda Provinsi Bali Tjokorda Ngurah Pemayun, Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry (dari Fraksi Golkar), dan sejumlah anggota Dewan lainnya.
Dalam uji Amdal Revitalisasi Teluk Benoa tersebut, ada pemaparan ahli tsunami dari PT TWBI, Abdul Muhari. Menurut sang Dirjen, Ari Sudijanto, rapat teresebut merupakan penyerapan pendapat dan mencari masukan terkait dengan rencana PT TWBI.
Bersamaan dengan digelarnya rapat uji Amdal Revitalisasi Teluk Benoa tersebut, ribuan massa dari ForBali menggelar aksi demo Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Massa dari berbagai elemen mulai kalangan aktivis, masyarakat adat, hingga Sekaa Teruna Teruni (STT) asal berbagai pelosok Bali ini menggelar demi di halaman Kantor Gubernur Bali.
Massa pendemo long march dari Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Dendasar, lalu merangsek ke arah utara menuju Kantor Gubernur Bali. Karena dihadang petugas Polda Bali dan pintu gerbang Kantor Gubernur Bali ditutup, pendemo akhirnya beraksi di depan halaman Kantor Gubernur.
Aksi massa pendemo kemarin dipimpin Wayan ‘Gendo’ Suardana. Dalam orasinya, Gendo menyatakan kalaupun ada Amdal untuk Revitalisasi Teluk Bgenoa, hal itu dinilai sebagai Amdal abal-abal. “Kita menolak Reklamasi Teluk Benoa. Amdal yang ada itu abal-abal,” teriak Gendo.
Versi Gendo, penolakan Reklamasi Teluk Benoa ini sudah berlangsung 3 tahun. Para aktivis dan masyarakat pro lingkungan tidak akan pernah berhenti menolak. “Yang menolak bukan kami LSM saja, sudah ada masyarakat dan desa adat yang ikut menolak. Cabut Perpres 51 Tahun 2014 dulu,” katanya.
Sementara, situasi penyerapan masukan dari masyarakat soal Amdal Revitalisasi Teluk Benoa di dalam Gedung Wiswa Sabha Utama yang dipandu Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry, Jumat kemarin, sempat memanas. Situasi panas terjadi saat anggota Komisi II DPRD Bali dari Fraksi PDIP, AA Ngurah Adhi Ardhana, tidak dizinkan bicara oleh Sugawa Korry, dengan alasan rapat kemarin bukan bidangnya Komisi II. Adhi Ardhana pun melawan. ”Kami Komisi II membidangi pariwisata. Jadi, ini terkait komisi kami,” ujar politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Denpasar ini.
Sugawa Korry akhirnya menanyakan kapasitas Adhi Ardhana kepada Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, Kadek Diana. Ditanya seperti itu, Kadek Diana yang hadir bersama mantan Sekretaris Pansus Zonasi DPRD Bali, Wayan Disel Astawa, mengatakan mereka bukan datang atas nama Fraksi PDIP. Namun, sebagai anggota Komisi III DPRD Bali yang membidangi pembangunan dan lingkungan. Soal Adhi Ardhana bisa bicara atrau tidak, itu diserahkan Kadek Diana kepada Sugawa Korry selaku pemandu acara.
“Kalau Pimpinan Dewan (Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama) sendiri sudah hadir diwakili Pak Sugawa Korry. Sekarang silakan, terserah Pimpinan, Pak Sugawa Korry,” tandas Kadek Diana, Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali dari Dapil Gianyar.
Selanjutnya...
1
2
Komentar