Rumah Terendam, 5 KK Mengungsi
Selain menggenangi rumah, air juga merendam sebagian jalan sehingga sulit untuk mengevakuasi perabotan warga.
TABANAN, NusaBali
Hujan deras mengguyur Tabanan mengakibatkan lima rumah kontrakan warga terendam banjir di Perumahan BCA Land Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan, Kamis (11/1) sore. Karena rumahnya terendam banjir setinggi lutut orang dewasa, maka lima KK tersebut terpaksa mengungsi sementara.
Banjir dipicu tebing tanah pekarangan warga di barat kontrakan, wilayah Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, longsor hingga menutup saluran irigasi. Petugas BPBD Tabanan mengevakusi material itu dengan alat berat.
Lima pengontrak rumah tersebut di antaranya, Maolana, Iskandar, Rika Dwi Kristiana, Bambang Surya, dan Suparto. Karena belum dievakuasi, warga 5 KK ini terpaksa nginap di rumah tetangga, termasuk seluruh barang-barangnya dititip di tetangga.
Pantauan di lapangan, beberapa warga sedang sibuk membantu mengeluarkan barang korban yang rumah kontrakannya terendam banjir. Selain menggenangi rumah, air juga merendam sebagian jalan sehingga sulit untuk evakuasi perabotan warga. Dapur pengontrak milik Maolana, jebol.
Informasi di lokasi, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu terdengar suara gemuruh karena tebing setinggi 10 meter dan lebar 7 meter longsor hingga menutup saluran irigasi sepanjang 4 meter. 10 menit kemudian air irigasi yang tertutup material longsor, meluap ke dalam rumah warga.
Warga pun kaget dan langsung panik mengeluarkan barang-barang mereka. Hanya saja karena air begitu deras keburu masuk rumah, semua barang rumah tangga baik kasur, barang elektronik, dan perabotan dapur warga pun terlambat diselamatkan hingga seluruhnya basah.
Seperti dirasakan pengontrak yang rumahnya terendam banjir, Rika Dwi Kristiana,35. Seluruh perabotan rumah tangganya basah.
Diceritakan Kristiana, saat itu dia sedang santai di rumahya, namun sekitar pukul 15.00 Wita, terdengar suara gemuruh. Dia pun menengok ke belakang rumah, ternyata dilihat tebing di sebelah barat kontraknya itu longsor sudah menutupi saluran irigasi. Diprediksi air akan naik, dia pun langsung memindahkan perabotan.
Hanya saja terlambat, air sudah masuk ke dalam rumah sangat cepat bahkan tembok pembatas antara sungai dan rumahnya itu jebol setinggi dua meter. "Sekitar 10 menit air sudah naik sebetis orang dewasa, saya kewalahan angkut barang sehingga banyak basah," jelasnya.
Hal serupa dirasakan Iskandar,38, yang sudah ngontrak sekitar 7 tahun diperumahan BCA Land tersebut. Saat kejadian rumah kontrakanya itu sepi, dan dia sedang menjemput anak sekolah. "Saya ditelepon tetangga baru sampai rumah barang-barang saya sudah terendam dan air sangat deras masuk kedalam rumah," terangya.
Dia mengaku kejadian banjir hingga rendam rumah ini baru pertama kali terjadi. Biasanya memang sering terjadi longsor namun masih bisa diatasi dengan cara gotong royong. Sementara saat ini longsor sangat besar, warga tidak berani melakukan evakuasi ditakutkan ada longsor susulan sehingga diperlukan alat berat. "Saya sudah 7 tahun disini dan baru pertama kali terjadi banjir begini," ujarnya.
Pemilik pabrik tahu Suparto yang kontraknya ikut terendam, mengaku panik saat air meluap dan masuk ke dalam rumah. Karena pada saat itu dia sedang bekerja bersama karyawan mengolah tahu. Bahkan kedelai yang sudah digiling banyak terendam dan rugi karena tidak bisa diolah. "Kami sedang bekerja, air tiba-tiba datang," terang Suparto yang ngontrak rumah paling utara.
Petugas TRC BPBD Tabanan yang turun ke lapangan, I Wayan Tuartawan mengatakan, evakuasi material longsor memakai alat berat sewaan dari Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. BPBD Tabanan tidak memiliki alat berat dalam penanganan tanah longsor. "Dinas PU punya cuman prosesnya panjang, jadi kami sewa alat berat ke tempat lain," terangnya.*d
Banjir dipicu tebing tanah pekarangan warga di barat kontrakan, wilayah Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, longsor hingga menutup saluran irigasi. Petugas BPBD Tabanan mengevakusi material itu dengan alat berat.
Lima pengontrak rumah tersebut di antaranya, Maolana, Iskandar, Rika Dwi Kristiana, Bambang Surya, dan Suparto. Karena belum dievakuasi, warga 5 KK ini terpaksa nginap di rumah tetangga, termasuk seluruh barang-barangnya dititip di tetangga.
Pantauan di lapangan, beberapa warga sedang sibuk membantu mengeluarkan barang korban yang rumah kontrakannya terendam banjir. Selain menggenangi rumah, air juga merendam sebagian jalan sehingga sulit untuk evakuasi perabotan warga. Dapur pengontrak milik Maolana, jebol.
Informasi di lokasi, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu terdengar suara gemuruh karena tebing setinggi 10 meter dan lebar 7 meter longsor hingga menutup saluran irigasi sepanjang 4 meter. 10 menit kemudian air irigasi yang tertutup material longsor, meluap ke dalam rumah warga.
Warga pun kaget dan langsung panik mengeluarkan barang-barang mereka. Hanya saja karena air begitu deras keburu masuk rumah, semua barang rumah tangga baik kasur, barang elektronik, dan perabotan dapur warga pun terlambat diselamatkan hingga seluruhnya basah.
Seperti dirasakan pengontrak yang rumahnya terendam banjir, Rika Dwi Kristiana,35. Seluruh perabotan rumah tangganya basah.
Diceritakan Kristiana, saat itu dia sedang santai di rumahya, namun sekitar pukul 15.00 Wita, terdengar suara gemuruh. Dia pun menengok ke belakang rumah, ternyata dilihat tebing di sebelah barat kontraknya itu longsor sudah menutupi saluran irigasi. Diprediksi air akan naik, dia pun langsung memindahkan perabotan.
Hanya saja terlambat, air sudah masuk ke dalam rumah sangat cepat bahkan tembok pembatas antara sungai dan rumahnya itu jebol setinggi dua meter. "Sekitar 10 menit air sudah naik sebetis orang dewasa, saya kewalahan angkut barang sehingga banyak basah," jelasnya.
Hal serupa dirasakan Iskandar,38, yang sudah ngontrak sekitar 7 tahun diperumahan BCA Land tersebut. Saat kejadian rumah kontrakanya itu sepi, dan dia sedang menjemput anak sekolah. "Saya ditelepon tetangga baru sampai rumah barang-barang saya sudah terendam dan air sangat deras masuk kedalam rumah," terangya.
Dia mengaku kejadian banjir hingga rendam rumah ini baru pertama kali terjadi. Biasanya memang sering terjadi longsor namun masih bisa diatasi dengan cara gotong royong. Sementara saat ini longsor sangat besar, warga tidak berani melakukan evakuasi ditakutkan ada longsor susulan sehingga diperlukan alat berat. "Saya sudah 7 tahun disini dan baru pertama kali terjadi banjir begini," ujarnya.
Pemilik pabrik tahu Suparto yang kontraknya ikut terendam, mengaku panik saat air meluap dan masuk ke dalam rumah. Karena pada saat itu dia sedang bekerja bersama karyawan mengolah tahu. Bahkan kedelai yang sudah digiling banyak terendam dan rugi karena tidak bisa diolah. "Kami sedang bekerja, air tiba-tiba datang," terang Suparto yang ngontrak rumah paling utara.
Petugas TRC BPBD Tabanan yang turun ke lapangan, I Wayan Tuartawan mengatakan, evakuasi material longsor memakai alat berat sewaan dari Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. BPBD Tabanan tidak memiliki alat berat dalam penanganan tanah longsor. "Dinas PU punya cuman prosesnya panjang, jadi kami sewa alat berat ke tempat lain," terangnya.*d
Komentar