44 KK di Bantaran Sungai Terancam Banjir Lahar
Sebanyak 44 kepala keluarga (KK) yang tinggal di bantaran Sungai Panti melintasi Banjar Tukad Sabuh, Banjar Geriana Kauh, dan Banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem terancam banjir lahar.
AMLAPURA, NusaBali
Dari beberapa kali banjir lahar, material lahar telah memasuki halaman perumahan. Camat Selat, I Nengah Danu, bersama Kapolsek Selat AKP I Made Sudartawan, dan Perbekel Duda Utara I Wayan Darmadi tinjau kondisi bantaran Sungai Panti, Banjar Tukad Sabuh, Kamis (11/1).
Rombongan Camat Selat mengunjungi Banjar Tukad Sabuh menemukan 15 KK tinggal di bantaran sungai. Demikian pula di Banjar Geriana Kauh ada 22 KK dan Banjar Geriana Kangin sebanyak 7 KK. Camat Nengah Danu dan rombongan juga melihat material lahar yang terbawa banjir di halam rumah I Wayan Suarta di Banjar Geriana Kauh. Begitu juga di rumah I Wayan Mawa, Banjar Tukad Sabuh, halaman rumahnya kemasukan lahar.
Bahkan, keluarga I Wayan Mawa terancam terisolir, jika banjir lahar datang lagi. Sebab, jalur dari rumahnya tertutup di antara sungai dan tegalan yang penuh material lahar. Mawa mengaku sempat mengungsi ke Lapangan Mamed, Desa/Kecamatan Sidemen. Setelah radius bahaya Gunung Agung diciutkan jadi 6 kilometer maka ia kembali ke rumahnya. Camat Nengah Danu menyarankan 44 KK itu mengungsi, mengingat bencana alam datangnya tak terduga. Apalagi belakangan ini musim hujan, kiriman air hujan dan material lahar dari hulu Sungai Panti yang berhubungan langsung ke Gunung Agung sulit diprediksi. “Pemerintah telah menyediakan selter untuk pengungsi di Lapangan Mamed, Desa/Kecamatan Sidemen, yang siap menampung pengungsi,” kata Camat Nengah Danu.
Aliran Sungai Panti yang berhulu di Gunung Agung juga melintasi Banjar Pegubugan dan Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat. Beberapa halaman rumah di Banjar Pegubugan juga telah kemasukan material lahar. Hanya saja Kelian Banjar Pegubugan I Komang Dana bersama tokoh I Nengah Suardana dan tokoh setempat telah menormalisasi Sungai Panti secara swadaya sehingga material lahar tidak lagi meluber ke halaman rumah warga. *k16
Dari beberapa kali banjir lahar, material lahar telah memasuki halaman perumahan. Camat Selat, I Nengah Danu, bersama Kapolsek Selat AKP I Made Sudartawan, dan Perbekel Duda Utara I Wayan Darmadi tinjau kondisi bantaran Sungai Panti, Banjar Tukad Sabuh, Kamis (11/1).
Rombongan Camat Selat mengunjungi Banjar Tukad Sabuh menemukan 15 KK tinggal di bantaran sungai. Demikian pula di Banjar Geriana Kauh ada 22 KK dan Banjar Geriana Kangin sebanyak 7 KK. Camat Nengah Danu dan rombongan juga melihat material lahar yang terbawa banjir di halam rumah I Wayan Suarta di Banjar Geriana Kauh. Begitu juga di rumah I Wayan Mawa, Banjar Tukad Sabuh, halaman rumahnya kemasukan lahar.
Bahkan, keluarga I Wayan Mawa terancam terisolir, jika banjir lahar datang lagi. Sebab, jalur dari rumahnya tertutup di antara sungai dan tegalan yang penuh material lahar. Mawa mengaku sempat mengungsi ke Lapangan Mamed, Desa/Kecamatan Sidemen. Setelah radius bahaya Gunung Agung diciutkan jadi 6 kilometer maka ia kembali ke rumahnya. Camat Nengah Danu menyarankan 44 KK itu mengungsi, mengingat bencana alam datangnya tak terduga. Apalagi belakangan ini musim hujan, kiriman air hujan dan material lahar dari hulu Sungai Panti yang berhubungan langsung ke Gunung Agung sulit diprediksi. “Pemerintah telah menyediakan selter untuk pengungsi di Lapangan Mamed, Desa/Kecamatan Sidemen, yang siap menampung pengungsi,” kata Camat Nengah Danu.
Aliran Sungai Panti yang berhulu di Gunung Agung juga melintasi Banjar Pegubugan dan Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat. Beberapa halaman rumah di Banjar Pegubugan juga telah kemasukan material lahar. Hanya saja Kelian Banjar Pegubugan I Komang Dana bersama tokoh I Nengah Suardana dan tokoh setempat telah menormalisasi Sungai Panti secara swadaya sehingga material lahar tidak lagi meluber ke halaman rumah warga. *k16
1
Komentar