408 Pengungsi Pulang Kampung
Jika pengungsi yang sudah pulang kampung itu kembali balik pihak BPBD dan Pemkot Denpasar tetap akan menampung mereka sesuai dengan instruksi
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 408 orang pengungsi Gunung Agung yang berada di 5 posko di Kota Denpasar sudah kembali ke desa mereka masing-masing di Kabupaten Karangasem. Kepulangan pengungsi karena status aman jangkauan letusan Gunung Agung diturunkan dari 8 kilometer menjadi 6 kilometer dari puncak gunung. Sehingga, pengungsi berbondong-bondong untuk kembali ke kampung mereka menjalankan aktifitas.
Data yang dihimpun dari BPBD Kota Denpasar, dari jumlah pengungsi sebelumnya yang mencapai 633 jiwa itu hingga Jumat (12/1) masih tersisa 225 jiwa yang bertahan. Saat ini kelima posko yang menampung pengungsi sudah ada yang kosong. Salah satunya di Posko Desa Pemecutan Kaja, yang terletak di eks Kantor Desa Pemecutan Kaja dengan jumlah pengungsi mencapai 127 sudah keseluruhannya meninggalkan lokasi sejak tanggal 2 Januari 2017 lalu.
Sementara untuk yang berlokasi di Jalan Danau Tempe I, yang berjumlah 89 jiwa masih tetap bertahan. Sedangkan yang ada di Banjar Kesambi dengan jumlah pengungsi 173 jiwa masih tersisa 9 orang yang juga bersiap meninggalkan tempat. Untuk di Jalan Gurita yang jumlahnya 106 jiwa baru hanya 2 orang memilih kembali, sedangkan di posko utama GOR Kompyang Sujana yang totalnya 138 jiwa, 115 orang lainnya sudah memilih untuk pulang karena surat edaran sebelumnya.
"Mereka memilih pulang karena surat edaran dari pemerintah yang menyatakan zona bahaya Gunung Agung menjadi 6 kilometer. Karena wilayah mereka sudah dikatakan aman, mereka memilih untuk kembali. Ada juga yang masih bertahan karena merasa wilayahnya masih terkena abu vulkanik setiap kali terjadi erupsi," ujar Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa saat dikonfirmasi.
Menurut Joni, untuk yang bertahan saat ini terutama pada Posko Danau Tempe adalah pengungsi yang berasal dari radius 6 kilometer dari puncak Gunung Agung. Salah satunya yang berada di Banjar Pengalusan Desa Ban, Karangasem. Mereka yang memilih untuk bertahan masih ditampung hingga situasi dirasa aman. Sehingga untuk saat ini pihaknya tetap menampung pengungsi yang masih bertahan.
Kedepannya kata Joni, untuk yang sudah pulang ke desa mereka, jika kembali terjadi hal yang tidak diinginkan pihak BPBD dan Pemerintah Kota Denpasar tetap akan menampung mereka sesuai dengan instruksi. Untuk itu, pihaknya masih menyimpan logistik yang masih bisa disimpan untuk jangka panjang. "Jika mereka kembali karena situasi yang tidak diharapkan (erupsi) seperti kemarin, kami akan menampung mereka kembali. Kami tetap akan menyediakan posko di tempat ini," katanya.
Menurut Joni, untuk logistik saat ini masih memadai, bahkan sisa yang masih berlaku panjang akan disimpan untuk persiapan kedepannya dan pemenuhan kebutuhan pengungsi yang masih bertahan. "Beruntungnya untuk sayuran, daging atau ikan dibeli sesuai kebutuhan. Jadi kita tidak nyetok dalam jangka panjang," jelasnya.
Untuk anak sekolah kata Joni, pihaknya tetap memberikan keleluasaan kepada mereka bersama orang tuanya. Ketika mereka mengungsi lagi maka pihaknya kembali akan memberikan peluang di setiap sekolah yang ada di Denpasar untuk melanjutkan pendidikan. "Kalau mereka kembali lagi, kita akan carikan sekolah lagi di Kota Denpasar," tandasnya. *m
Data yang dihimpun dari BPBD Kota Denpasar, dari jumlah pengungsi sebelumnya yang mencapai 633 jiwa itu hingga Jumat (12/1) masih tersisa 225 jiwa yang bertahan. Saat ini kelima posko yang menampung pengungsi sudah ada yang kosong. Salah satunya di Posko Desa Pemecutan Kaja, yang terletak di eks Kantor Desa Pemecutan Kaja dengan jumlah pengungsi mencapai 127 sudah keseluruhannya meninggalkan lokasi sejak tanggal 2 Januari 2017 lalu.
Sementara untuk yang berlokasi di Jalan Danau Tempe I, yang berjumlah 89 jiwa masih tetap bertahan. Sedangkan yang ada di Banjar Kesambi dengan jumlah pengungsi 173 jiwa masih tersisa 9 orang yang juga bersiap meninggalkan tempat. Untuk di Jalan Gurita yang jumlahnya 106 jiwa baru hanya 2 orang memilih kembali, sedangkan di posko utama GOR Kompyang Sujana yang totalnya 138 jiwa, 115 orang lainnya sudah memilih untuk pulang karena surat edaran sebelumnya.
"Mereka memilih pulang karena surat edaran dari pemerintah yang menyatakan zona bahaya Gunung Agung menjadi 6 kilometer. Karena wilayah mereka sudah dikatakan aman, mereka memilih untuk kembali. Ada juga yang masih bertahan karena merasa wilayahnya masih terkena abu vulkanik setiap kali terjadi erupsi," ujar Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa saat dikonfirmasi.
Menurut Joni, untuk yang bertahan saat ini terutama pada Posko Danau Tempe adalah pengungsi yang berasal dari radius 6 kilometer dari puncak Gunung Agung. Salah satunya yang berada di Banjar Pengalusan Desa Ban, Karangasem. Mereka yang memilih untuk bertahan masih ditampung hingga situasi dirasa aman. Sehingga untuk saat ini pihaknya tetap menampung pengungsi yang masih bertahan.
Kedepannya kata Joni, untuk yang sudah pulang ke desa mereka, jika kembali terjadi hal yang tidak diinginkan pihak BPBD dan Pemerintah Kota Denpasar tetap akan menampung mereka sesuai dengan instruksi. Untuk itu, pihaknya masih menyimpan logistik yang masih bisa disimpan untuk jangka panjang. "Jika mereka kembali karena situasi yang tidak diharapkan (erupsi) seperti kemarin, kami akan menampung mereka kembali. Kami tetap akan menyediakan posko di tempat ini," katanya.
Menurut Joni, untuk logistik saat ini masih memadai, bahkan sisa yang masih berlaku panjang akan disimpan untuk persiapan kedepannya dan pemenuhan kebutuhan pengungsi yang masih bertahan. "Beruntungnya untuk sayuran, daging atau ikan dibeli sesuai kebutuhan. Jadi kita tidak nyetok dalam jangka panjang," jelasnya.
Untuk anak sekolah kata Joni, pihaknya tetap memberikan keleluasaan kepada mereka bersama orang tuanya. Ketika mereka mengungsi lagi maka pihaknya kembali akan memberikan peluang di setiap sekolah yang ada di Denpasar untuk melanjutkan pendidikan. "Kalau mereka kembali lagi, kita akan carikan sekolah lagi di Kota Denpasar," tandasnya. *m
Komentar