Pengungsi Gunung Agung Menurun Drastis
Warga dari Zona Aman Diimbau Pulang ke Rumah
SINGARAJA, NusaBali
Pasca dicabutnya status tanggap darurat bencana Gunung Agung beberapa waktu lalu jumlah pengungsi di Kabupaten Buleleng menurun drastis. Saat ini sesuai data yang dimiliki Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, jumlah pengungsi yang masih bertahan di Buleleng sebanyak tiga ribuan orang.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Satgas Penangaan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta yang ditemui Jumat (12/1) siang. Menurutnya penurunan jumlah pengungsi di Buleleng terjadi karena pencabutan status tanggap darurat. Selain juga imbauan langsung yang disampaikan kepada masing-masing camat untuk menyampaikan pesan kepada pengungsi bahwa radius di atas enam kilometer dari puncak Gunung Agung dinyatakan aman.
“Memang kami sempat himbau melalui para camat untuk menyampaikan daerah diluar zona 6 kilometr sudah aman dan mereka disilakan pulang, bukan mengusir, tetapi kasihan juga kalau mereka terus-terusan mengungsi, tidak bisa melakukan aktivitas bertani,” ujarnya. Pihaknya pun tidak menampik jika pengungsi masuk kembali ke Buleleng saat situasi kembali berbahaya.
Ia yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Buleleng itu mengatakan tiga ribuan pengungsi yang masih bertahan di Buleleng sebagaian besar berasal dari Desa Ban dan Dukuh, Kecamatan Kubu Karangasem. Dua desa itu memang masuk dalam zona enam kilometer yang masih distreril hingga saat ini dari seluruh aktivitas.
Ribuan pengungsi itu masih tersebar di sembilan kecamatan yang ada di Buleleng, yang terbanyak ada di Kecamatan Tejakula. “Terbanyak di Tejakula, karena kantong warga Ban dan Dukuh dari awal memang di sana,” imbuhnya.
Sementara terkait ketersediaan logistik, pihaknya menegaskan masih dalam status aman dan mencukupi untuk mengcover jumlah pengungsi itu. Meski yang menjadi kendala utama disituasi status tanggap darurat dicabut adalah persoalan beras. Namun hal tersebut samapi saat ini masih dapat ditanggulangi oleh pemerintah. Sedangkan ketersediaan lauk pauk dan kebutuhan logistik lainnya juga masih tercukupi dari sumbangan para donatur dan relawan.*k23
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Satgas Penangaan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta yang ditemui Jumat (12/1) siang. Menurutnya penurunan jumlah pengungsi di Buleleng terjadi karena pencabutan status tanggap darurat. Selain juga imbauan langsung yang disampaikan kepada masing-masing camat untuk menyampaikan pesan kepada pengungsi bahwa radius di atas enam kilometer dari puncak Gunung Agung dinyatakan aman.
“Memang kami sempat himbau melalui para camat untuk menyampaikan daerah diluar zona 6 kilometr sudah aman dan mereka disilakan pulang, bukan mengusir, tetapi kasihan juga kalau mereka terus-terusan mengungsi, tidak bisa melakukan aktivitas bertani,” ujarnya. Pihaknya pun tidak menampik jika pengungsi masuk kembali ke Buleleng saat situasi kembali berbahaya.
Ia yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Buleleng itu mengatakan tiga ribuan pengungsi yang masih bertahan di Buleleng sebagaian besar berasal dari Desa Ban dan Dukuh, Kecamatan Kubu Karangasem. Dua desa itu memang masuk dalam zona enam kilometer yang masih distreril hingga saat ini dari seluruh aktivitas.
Ribuan pengungsi itu masih tersebar di sembilan kecamatan yang ada di Buleleng, yang terbanyak ada di Kecamatan Tejakula. “Terbanyak di Tejakula, karena kantong warga Ban dan Dukuh dari awal memang di sana,” imbuhnya.
Sementara terkait ketersediaan logistik, pihaknya menegaskan masih dalam status aman dan mencukupi untuk mengcover jumlah pengungsi itu. Meski yang menjadi kendala utama disituasi status tanggap darurat dicabut adalah persoalan beras. Namun hal tersebut samapi saat ini masih dapat ditanggulangi oleh pemerintah. Sedangkan ketersediaan lauk pauk dan kebutuhan logistik lainnya juga masih tercukupi dari sumbangan para donatur dan relawan.*k23
Komentar