nusabali

Undiksha Pentaskan Tari Pendet 130 Penari Tuna Rungu

  • www.nusabali.com-undiksha-pentaskan-tari-pendet-130-penari-tuna-rungu

Atraksi Tari Pendet 130 Penari di Kampus Undiksha Singaraja kemarin libatkan para siswi SLB se-Bali. Dalam pentas, mereka dituntun instruktur tari dengan kode tangan saat ngagem, nyeledet, ngelier, tayung, tanjek, matimpuh, dan ngegol

Terapkan Kamus Dasar Tari Bali untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


SINGARAJA, NusaBali
Atraksi Tari Pendet 130 Penari digelar di Kampus Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja serangkaian Dies Natalis ke-25 Undiksha Singaraja, Minggu (14/1) pagi. Uniknya, 130 penari yang dilibatkan dalam atraksi pendet massal ini semuanya merupakan penyandang disabilitas tuna rungu (tuli) dari Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Bali. Pentas Tari Pendet 130 Penari ini merupakan bagian upaya Undiksha Singaraja dalam menerapkan aplikasi ‘Kamus Dasar Tari Bali untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)’.

Atraksi Tari Pendet 130 Penari yang melibatkan para siswi SLB se-Bali ini membuahkan penghargaan Muri (Museum Rekor Indonesia). Dalam pencatatan Muri yang dilakukan di Auditorium Undiksha Singaraja, Minggi pagi, dihadirkan pula notaris sebagai perpanjangan tangan Muri. Kesaksian notaris dalam kegiatan ini merupakan salah satu model untuk Berita Acara Peliputan (BAP), selain juga mendatangkan verifikator langsung dari pihak Muri.

Tari pendet massal yang melibatkan 130 penyandang disabilitas tuna rungu ini tidak jauh berbeda dengan tari pendet bagi anak-anak normal. Hanya saja, 130 siswi SLB ini menari dengan dituntun kode tangan dari satu instruktur tari. Kode-kode tersebut meliputi kode saat ngagem, nyeledet, ngelier, tayung, tanjek, matimpuh, dan ngegol.

Para penari pendet disabilitas ini pun akhirnya mampu menari dengan sangat bagus dan seragam, meskipun mereka berasal dari SLB se-Bali dan guru tari yang berbeda pula, dengan kode tangan yang ada dalam Kamus Dasar Tari Bali ABK.

Rektor Undiksha Singaraja, Dr I Nyoman Jampel MPd, mengatakan pencatatan Muri atraksi Tari Pendet 130 Penari ini merupakan untuk kali pertama digelar kampusnya. Tujuannya, agar nuansa Dies Natalis kali ini lebih spektakuler. Selain itu, pementasan Tari Pendet 130 Penari merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian masyarakat, yakni mengaplikasikan Kamus Dasar Tari Bali bagi ABK yang diteliti oleh mahasiswa Undiksha Singaraja.

“Hasil penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja ini diimplementasikan, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Kebetulan, untuk kegiatan tari pendet oleh disabilitas ini belum ada, sehingga berpeluang besar mendapatkan rekor Muri,” ujar Dr Nyoman Jampel kepada NusaBali.

Menurut Dr Jampel, hasil penelitian mahasiswa Undiksha Singaraja ini berhasil menjadi runner-up dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun 2017 lalu. Pencatatan Muri ini juga disebutnya untuk memberikan ruang kepada ABK yang memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan dan hak tampil di depan umum.

Dr Jampel sangat berharap upaya yang dilakukan lembaganya tersebut mendapat sambutan baik dan bisa masuk Muri. Pihaknya tidak menampik dalam dies natalis selanjutnya, Undiksha Singaraja akan kembali mengajukan pencatatan Muri di bidag lain, seperti olahraga. Hal tersebut dapat menjadi nilai plus dalam kegiatan akreditas 15 jurusan yang ada di Undiksha Singaraja.

“Hal ini bisa menjadi salah satu ukuran dan indikator dalam penilaian akreditasi jurusan kami. Untuk tahun 2017 lalu, Undiksha menduduki peringkat 35 sebagai universitas negeri terbaik se-Indonesia. Tahun 2018 ini, kami komitmen untuk meningkatkan peringkat Undiksha menjadi posisi 30,” katanya.

Sementara itu, salah seorang pelatih tari dari SLB Negeri Tabanan, I Made Widiantara, mengatakan sejauh ini dalam melatih tari ABK, mengalami kesulitan saat menentukan isyarat gerakan. Sebab, tari Bali sendiri sampai saat ini belum ada kamus tetap yang dapat dijadikan acuan. “Penyeragaman isyarat di SLB itu sangat penting, sementara selama ini tidak ada acuan yang bisa kami jadikan pedoman. Jadi, dengan adanya kamus dasar Tari Bali untuk ABK yang dibuat mahasiswa Undiksha Singaraja, kami sangat berterima kasih,” tutur Made Widiantara.

Made Widiantara menyebutkan, pihaknya melakukan persiapan kurang lebih sebulan untuk melatih anak didiknya dari SLB Negeri Tabanan, agar mereka terbiasa menari dengan kode yang sudah tertera dalam kamus. Itu sebabnya, saat pementasan atraksi Tari Pendek 130 Penari di Undiksha Singaraja kemarin, anak didiknya dapat menari seragam dengan siswa dari SLB lainnya se-Bali.

Sebagai guru pengajar Seni Budaya di SLB Negeri Tabanan, Widiantara mengaku mendapat sambutan baik dari anak didiknya. Bahkan, antusiasme mereka untuk belajar seni sangatlah tinggi. “Mereka (siswa SLB) akan langsung datang dan ikut apabila ada salah stau temannya yang ikut dan dilihat bagus,”tandas Widiantara.*k23

Komentar