Malam Siwaratri, Pengungsi Sembahyang di Padmasana
Pengungsi asal Karangasem yang masih bertahan di Klungkung, tidak bisa sembahyang di kampung halaman masing-masing saat Hari Raya Siwaratri, Soma Kliwon Uye, Senin (15/1) ini.
SEMARAPURA, NusaBali
Seperti pantauan di posko induk pengungsi di GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, pada Minggu (14/1), sebagian besar pengungsi sudah menyiapkan sarana upakara untuk menghaturkan sembahyang di padmasana areal GOR.
Mereka tidak berani pulang kampung mengingat saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi dan berpotensi terjadi letusan. Menurut Ni Ketut Siti,28, seorang pengungsi asal Desa Sebudi, saat malam Siwaratri, krama sembahyang baik di Marajan, Pura Kahyangan Tiga, maupuan keliling ke pura lainnya bahkan sembahyang ke Pura Besakih. “Karena situasi seperti ini, kami tidak berani pulang,” ujar Siti.
Kendati demikian, dirinya dan semeton pengungsi lainnya tetap akan menghaturkan persembahyangan saat malam Siwaratri. Namun hanya di Padmasana GOR saja, diakui tidak tertutup kemungkinan semeton pengungsi lainnya sembahyang ke sejumlah pura di Klungkung seperti Goa Lawah, Pura Jagatnata, Klungkung, dan lainnya. “Kami sudah membuat canang untuk persembahyangan,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan pengungsi asal Desa Sebudi lainnya yang masih bertahan di GOR Swecapura, yakni Wayan Sukada. Dirinya dan keluarga juga akan sembahyang dan melewati Malam Siwaratri dengan jagra (bergadang) di GOR saja. “Saya sudah lama tidak pulang kampung, mudah-mudahan kondisi bencana ini segera berlalu,” harapnya.
Sementara itu, menjelang Hari Raya Siwaratri ini puluhan pengungsi mulai pulang kampung. Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, jumlah pengungsi per Sabtu (13/1), di Kecamatan Klungkung 2.504 jiwa, posko GOR Swecapura 566 jiwa, terdapat penurunan 16 pengungsi. “Pengungsi di luar GOR tersebar di 14 desa/kelurahan,” ujar Widiada.
Kata dia, pengungsi di Kecamatan Dawan 802 jiwa, tersebar di 9 desa dan pengungsi di Kecamatan Banjarangkan 1.204 jiwa di 13 desa. Total pengungsi di Kabupaten Klungkung 5.076 jiwa, tersebar di 36 desa/kelurahan. “Untuk persediaan logistik masih aman, air mineral 510 dus, mie instan 1.997 dus, beras 14.438 Kg, minyak goreng 498 liter,” ujarnya.
Ketua PHDI Klungkung I Putu Suarta mengimbau kepada umat sedharma pada umumnya dan kaum muda pada khususnya agar dalam pelaksanasn Tapa Brata Siwaratri agar kembali pada sastra. Perayaan Siwaratri bukanlah sekadar begadang, tetapi harus diisi dengan pembacaan sloka-sloka yang tertuang dalam kitab suci, salah satunya Bhagawad Gita. “Jangan dalam perayaan Siwaratri ini disamakan dengan penyambutan tahun baru yang penuh pesta atau hura-hura, mari kita lakukan tapa brata Siwaratri ini dengan penuh kekusyukan dan penuh kedamaian untuk mencapai moksartam jagadihta,” ujarnya.*wan
Mereka tidak berani pulang kampung mengingat saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi dan berpotensi terjadi letusan. Menurut Ni Ketut Siti,28, seorang pengungsi asal Desa Sebudi, saat malam Siwaratri, krama sembahyang baik di Marajan, Pura Kahyangan Tiga, maupuan keliling ke pura lainnya bahkan sembahyang ke Pura Besakih. “Karena situasi seperti ini, kami tidak berani pulang,” ujar Siti.
Kendati demikian, dirinya dan semeton pengungsi lainnya tetap akan menghaturkan persembahyangan saat malam Siwaratri. Namun hanya di Padmasana GOR saja, diakui tidak tertutup kemungkinan semeton pengungsi lainnya sembahyang ke sejumlah pura di Klungkung seperti Goa Lawah, Pura Jagatnata, Klungkung, dan lainnya. “Kami sudah membuat canang untuk persembahyangan,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan pengungsi asal Desa Sebudi lainnya yang masih bertahan di GOR Swecapura, yakni Wayan Sukada. Dirinya dan keluarga juga akan sembahyang dan melewati Malam Siwaratri dengan jagra (bergadang) di GOR saja. “Saya sudah lama tidak pulang kampung, mudah-mudahan kondisi bencana ini segera berlalu,” harapnya.
Sementara itu, menjelang Hari Raya Siwaratri ini puluhan pengungsi mulai pulang kampung. Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, jumlah pengungsi per Sabtu (13/1), di Kecamatan Klungkung 2.504 jiwa, posko GOR Swecapura 566 jiwa, terdapat penurunan 16 pengungsi. “Pengungsi di luar GOR tersebar di 14 desa/kelurahan,” ujar Widiada.
Kata dia, pengungsi di Kecamatan Dawan 802 jiwa, tersebar di 9 desa dan pengungsi di Kecamatan Banjarangkan 1.204 jiwa di 13 desa. Total pengungsi di Kabupaten Klungkung 5.076 jiwa, tersebar di 36 desa/kelurahan. “Untuk persediaan logistik masih aman, air mineral 510 dus, mie instan 1.997 dus, beras 14.438 Kg, minyak goreng 498 liter,” ujarnya.
Ketua PHDI Klungkung I Putu Suarta mengimbau kepada umat sedharma pada umumnya dan kaum muda pada khususnya agar dalam pelaksanasn Tapa Brata Siwaratri agar kembali pada sastra. Perayaan Siwaratri bukanlah sekadar begadang, tetapi harus diisi dengan pembacaan sloka-sloka yang tertuang dalam kitab suci, salah satunya Bhagawad Gita. “Jangan dalam perayaan Siwaratri ini disamakan dengan penyambutan tahun baru yang penuh pesta atau hura-hura, mari kita lakukan tapa brata Siwaratri ini dengan penuh kekusyukan dan penuh kedamaian untuk mencapai moksartam jagadihta,” ujarnya.*wan
Komentar