Puncak Musim Hujan, Waspadai Angin Kencang
Angin datang tiba-tiba dengan kecepatan 30–40 km/jam, dan terjadi dalam hitungan menit. Tinggi gelombang laut bisa mencapai 3,5 meter.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan dalam beberapa hari ke depan akan terjadi angin kencang yang datang dengan tiba-tiba. Namun demikian kondisi tersebut masih dalam ambang kewajaran.
Forecaster on Duty BBMKG Wilayah III Denpasar Lia, dikonfirmasi pada Minggu (14/1), mengungkapkan tipe angin yang terjadi adalah datang tiba-tiba dengan kecepatan 30–40 kilometer per jam, dan hanya terjadi dalam hitungan menit. Menurutnya kondisi ini normal terjadi saat memasuki puncak musim penghujan.
Meskipun peningkatan angin selama beberapa hari belakangan ini wajar, namun masyarakat perlu mengetahui dan memperhatikannya. Hal yang menjadi perhatian adalah hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir.
“Kondisi ini telah terjadi beberapa hari belakangan, tetapi itu durasinya singkat. Kecepatannya tidak tentu, tapi rata-rata maksimal mencapai 30–40 kilometer per jam dan terjadi selama beberapa menit saja. Kalau kondisi angin normalnya saat ini berkisar 5–20 km/jam. Kondisi ini terkadang meningkat tiba-tiba mengikuti hujan atau bahkan tanpa disertai hujan,” paparnya.
Saat ini wilayah Bali pada umumnya sudah mulai masuk puncak musim penghujan. Tiga hari ke depan, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Bali tengah, timur, dan sebagaian Bali barat. Hujan biasanya terjadi pada waktu siang hingga sore hari. Sementara untuk malam hari potensi hujan cenderung terjadi di wilayah Bali selatan.
“Perlu diperhatikan gelombang laut. Kecepatan angin dapat mempengaruhi ketinggian gelombang. Dalam beberapa hari ke depan ketinggian gelombang di perairan Bali selatan bisa mencapai maksimal 3,5 meter. Ini sudah terjadi sejak dua hari yang lalu,” tukasnya.
Kondisi cuaca seperti itu juga membawa dampak bagi kawasan pesisir di wilayah Kabupaten Badung. Sejumlah pantai kembali kotor akibat sampah kiriman, yang kali ini didominasi sampah ranting dan batang kayu.
“Sebetulnya pada Kamis (11/1) kami mengerahkan 300 personel untuk melakukan pembersihan khusus di areal Pura Mengening, Cemagi, Kecamatan Mengwi. Tapi karena hujan lebat serta gelombang besar, kami kesulitan,” tutur Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, Jumat (12/1).
Karena kondisi cuaca kurang bersahabat, petugas kebersihan yang dikerahkan pun tak bisa bekerja dengan maksimal. Hanya sebagian kecil sampah yang berhasil dibersihkan. “Kami baru bisa angkut 2 ton sampah saja dari bibir pantai. Sekitar 20 ton lagi, kami sulit mengangkut,” katanya.
Disinggung kondisi pesisir pantai lainnya, birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, tersebut mengaku tak jauh berbeda dengan di Pantai Cemagi. Karena itu terhitung sejak Kamis (11/1), hampir seluruh kawasan pesisir termasuk Pantai Kuta langsung ditetapkan status siaga. “Pantai Kuta sekitarnya kami tetapkan mulai hari ini (Jumat, 12/1) siaga sampah kiriman,” tegasnya.
Berbeda dengan bulan sebelumnya, sampah kiriman didominasi plastik, Merthawan mengatakan kali ini sampah yang menerjang dominan ranting dan kayu, berukuran kecil hingga sedang. *p
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan dalam beberapa hari ke depan akan terjadi angin kencang yang datang dengan tiba-tiba. Namun demikian kondisi tersebut masih dalam ambang kewajaran.
Forecaster on Duty BBMKG Wilayah III Denpasar Lia, dikonfirmasi pada Minggu (14/1), mengungkapkan tipe angin yang terjadi adalah datang tiba-tiba dengan kecepatan 30–40 kilometer per jam, dan hanya terjadi dalam hitungan menit. Menurutnya kondisi ini normal terjadi saat memasuki puncak musim penghujan.
Meskipun peningkatan angin selama beberapa hari belakangan ini wajar, namun masyarakat perlu mengetahui dan memperhatikannya. Hal yang menjadi perhatian adalah hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir.
“Kondisi ini telah terjadi beberapa hari belakangan, tetapi itu durasinya singkat. Kecepatannya tidak tentu, tapi rata-rata maksimal mencapai 30–40 kilometer per jam dan terjadi selama beberapa menit saja. Kalau kondisi angin normalnya saat ini berkisar 5–20 km/jam. Kondisi ini terkadang meningkat tiba-tiba mengikuti hujan atau bahkan tanpa disertai hujan,” paparnya.
Saat ini wilayah Bali pada umumnya sudah mulai masuk puncak musim penghujan. Tiga hari ke depan, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Bali tengah, timur, dan sebagaian Bali barat. Hujan biasanya terjadi pada waktu siang hingga sore hari. Sementara untuk malam hari potensi hujan cenderung terjadi di wilayah Bali selatan.
“Perlu diperhatikan gelombang laut. Kecepatan angin dapat mempengaruhi ketinggian gelombang. Dalam beberapa hari ke depan ketinggian gelombang di perairan Bali selatan bisa mencapai maksimal 3,5 meter. Ini sudah terjadi sejak dua hari yang lalu,” tukasnya.
Kondisi cuaca seperti itu juga membawa dampak bagi kawasan pesisir di wilayah Kabupaten Badung. Sejumlah pantai kembali kotor akibat sampah kiriman, yang kali ini didominasi sampah ranting dan batang kayu.
“Sebetulnya pada Kamis (11/1) kami mengerahkan 300 personel untuk melakukan pembersihan khusus di areal Pura Mengening, Cemagi, Kecamatan Mengwi. Tapi karena hujan lebat serta gelombang besar, kami kesulitan,” tutur Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, Jumat (12/1).
Karena kondisi cuaca kurang bersahabat, petugas kebersihan yang dikerahkan pun tak bisa bekerja dengan maksimal. Hanya sebagian kecil sampah yang berhasil dibersihkan. “Kami baru bisa angkut 2 ton sampah saja dari bibir pantai. Sekitar 20 ton lagi, kami sulit mengangkut,” katanya.
Disinggung kondisi pesisir pantai lainnya, birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, tersebut mengaku tak jauh berbeda dengan di Pantai Cemagi. Karena itu terhitung sejak Kamis (11/1), hampir seluruh kawasan pesisir termasuk Pantai Kuta langsung ditetapkan status siaga. “Pantai Kuta sekitarnya kami tetapkan mulai hari ini (Jumat, 12/1) siaga sampah kiriman,” tegasnya.
Berbeda dengan bulan sebelumnya, sampah kiriman didominasi plastik, Merthawan mengatakan kali ini sampah yang menerjang dominan ranting dan kayu, berukuran kecil hingga sedang. *p
Komentar