PMI Perkenalkan Program Transfer Tunai
Sediakan Voucher untuk Bantu Pengungsi Gunung Agung
AMLAPURA, NusaBali
Palang Merah Indonesia memiliki Program Transfer Tunai (PTT) untuk membantu kebutuhan para pengungsi Gunung Agung, dalam mendapatkan barang sesuai dengan kebutuhan masyarakat selama berada di pengungsian. "Awal Tahun 2018, PMI melaksanakan PTT bagi masyarakat terdampak erupsi Gunung Agung untuk mendapatkan bantuan melalui bentuk uang tunai dan kupon (voucher) sesuai kebutuhan mereka," kata Sekretaris Jenderal PMI Pusat, Ritolas Tasmaya, Sabtu (13/1).
Bantuan untuk PTT ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (Department of Foreign Affairs and Trade / DFAT) dalam menginisiasi pelaksanaan program ini dalam menyediakan kebutuhan makanan atau bahan/alat secara langsung dalam bentuk kupon.
Bantuan PTT ini nantinya akan disalurkan kepada pengungsi dan pengungsi diminta mengajukan kegiatan apa saja yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan usaha pengungsi untuk mendukung penghidupan mereka lakukan dalam menggunakan dana itu dalam bentuk uang tunai.
Menurut dia, bantuan itu hampir sama dengan bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan sosial kemasyarakatan, namun ada beberapa teknis yang akan ditentukan tim PMI Bali untuk diatur bantuan ini. "Tentu dalam penyaluran ini tidak mudah dan tidak semua mendapat bantuan ini, karena ada kriteria-kriteria khusus yang telah ditentukan oleh tim PMI seperti lansia telantar. Jadi kami memilih dari sebagian pengungsi yang akan menjadi percontohan," katanya.
Ia mengharapkan dengan dana PTT ini kehidupan masyarakat pengungsian dapat lebih meningkat dan lebih baik dari sebelumnya. "Para pengungsi juga dapat bertahan dan betah menjalani kehidupannya di pengungsian dalam jangka panjang," ujarnya.
Ritola mengatakan, PMI turut memberikan pelayanan untuk masyarakat terdampak seperti penilaian kebutuhan (assessment), pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, evakuasi dan pelayanan ambulans, pembuatan sarana mandi cuci kakus (MCK), penyediaan air bersih, pembuatan latrine, manajemen drainase limbah, pembangunan dan penguatan shelter.
"Kami juga melakukan pendampingan program dukungan psikososial (PSP) sampai dengan distribusi bantuan dalam bentuk sembako, paket keluarga (family kit), paket bayi (baby kit), paket kebersihan(hyegene kit) serta bantuan dalam bentuk kebutuhan sehari-hari lainnya. "Dengan program ini akan lebih mendapatkan manfaat maksimal dengan mendapatkan bahan/barang sesuai dengan kebutuhan mendesak dari masyarakat itu sendiri.
Sementara itu, Giorgio Ferrario selaku Head of Country Cluster Support Team International Federation of Red Cross and Red Crescebt (CCST IFRC) Jakarta menambahkan, mudah-mudahan dengan bantuan yang disalurkan melalui PMI Provinsi Bali untuk pengungsi Gunung Agung dapat bekerjasama dan membangun program ini dengan baik. "Hanya ini yang bisa saya berikan kepada pengungsi yang kami salurkan melalui PMI dan berharap membawa manfaat untuk seluruh pengungsi yang terdampak," katanya.
Demikian diungkapkan, Belinda Adam selaku Perwakilan Pemerintah Australia (DFAT) mengapresiasi kerjasasama Rotary dengan PMI dalam membantu masyarakat terdampak erupsi. "Saya mengapresiasi tindakan tanggap darurat Pemerintah Indonesia dan pemerintah kabupaten bersama PMI untuk mengurangi dampak erupsi Gunung agung," katanya.
Pihaknya menyadari tidak mudah dalam memprediksi kapan erupsi Gunung Agung ini akan terus terjadi dan kapan letusan gunung tertinggi di Bali ini terjadi, sehingga Pemerintah Australia ingin memberikan bantuan sebesar 600.000 dolar Australia untuk kegiatan tanggap darurat PMI ini. "Mudah-mudahan kontribusi kami dapat bermanfaat untuk kebutuhan pengungsi baik itu penyediaan air bersih, MCK, dan membantu penghidupan para pengungsi,” katanya.
Belinda Adam juga mengaku kagum melihat pengungsi saling bantu membantu dalam membuat tenda untuk tempat tinggalnya di pengungsian dengan dibantu para relawan.*ant
Bantuan untuk PTT ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (Department of Foreign Affairs and Trade / DFAT) dalam menginisiasi pelaksanaan program ini dalam menyediakan kebutuhan makanan atau bahan/alat secara langsung dalam bentuk kupon.
Bantuan PTT ini nantinya akan disalurkan kepada pengungsi dan pengungsi diminta mengajukan kegiatan apa saja yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan usaha pengungsi untuk mendukung penghidupan mereka lakukan dalam menggunakan dana itu dalam bentuk uang tunai.
Menurut dia, bantuan itu hampir sama dengan bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan sosial kemasyarakatan, namun ada beberapa teknis yang akan ditentukan tim PMI Bali untuk diatur bantuan ini. "Tentu dalam penyaluran ini tidak mudah dan tidak semua mendapat bantuan ini, karena ada kriteria-kriteria khusus yang telah ditentukan oleh tim PMI seperti lansia telantar. Jadi kami memilih dari sebagian pengungsi yang akan menjadi percontohan," katanya.
Ia mengharapkan dengan dana PTT ini kehidupan masyarakat pengungsian dapat lebih meningkat dan lebih baik dari sebelumnya. "Para pengungsi juga dapat bertahan dan betah menjalani kehidupannya di pengungsian dalam jangka panjang," ujarnya.
Ritola mengatakan, PMI turut memberikan pelayanan untuk masyarakat terdampak seperti penilaian kebutuhan (assessment), pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, evakuasi dan pelayanan ambulans, pembuatan sarana mandi cuci kakus (MCK), penyediaan air bersih, pembuatan latrine, manajemen drainase limbah, pembangunan dan penguatan shelter.
"Kami juga melakukan pendampingan program dukungan psikososial (PSP) sampai dengan distribusi bantuan dalam bentuk sembako, paket keluarga (family kit), paket bayi (baby kit), paket kebersihan(hyegene kit) serta bantuan dalam bentuk kebutuhan sehari-hari lainnya. "Dengan program ini akan lebih mendapatkan manfaat maksimal dengan mendapatkan bahan/barang sesuai dengan kebutuhan mendesak dari masyarakat itu sendiri.
Sementara itu, Giorgio Ferrario selaku Head of Country Cluster Support Team International Federation of Red Cross and Red Crescebt (CCST IFRC) Jakarta menambahkan, mudah-mudahan dengan bantuan yang disalurkan melalui PMI Provinsi Bali untuk pengungsi Gunung Agung dapat bekerjasama dan membangun program ini dengan baik. "Hanya ini yang bisa saya berikan kepada pengungsi yang kami salurkan melalui PMI dan berharap membawa manfaat untuk seluruh pengungsi yang terdampak," katanya.
Demikian diungkapkan, Belinda Adam selaku Perwakilan Pemerintah Australia (DFAT) mengapresiasi kerjasasama Rotary dengan PMI dalam membantu masyarakat terdampak erupsi. "Saya mengapresiasi tindakan tanggap darurat Pemerintah Indonesia dan pemerintah kabupaten bersama PMI untuk mengurangi dampak erupsi Gunung agung," katanya.
Pihaknya menyadari tidak mudah dalam memprediksi kapan erupsi Gunung Agung ini akan terus terjadi dan kapan letusan gunung tertinggi di Bali ini terjadi, sehingga Pemerintah Australia ingin memberikan bantuan sebesar 600.000 dolar Australia untuk kegiatan tanggap darurat PMI ini. "Mudah-mudahan kontribusi kami dapat bermanfaat untuk kebutuhan pengungsi baik itu penyediaan air bersih, MCK, dan membantu penghidupan para pengungsi,” katanya.
Belinda Adam juga mengaku kagum melihat pengungsi saling bantu membantu dalam membuat tenda untuk tempat tinggalnya di pengungsian dengan dibantu para relawan.*ant
1
Komentar