Tahun 2025, Dokter Antar-ASEAN Bergerak Bebas
Ketua Umum PB IDI Prof Dr Ilham Oetama Marsis SpOG mengatakan, sesuai dengan ASEAN Framework Agreement of Services, pada 2025 akan terjadi mobilisasi dokter antar-ASEAN yang bergerak dengan bebas.
DENPASAR, NusaBali
Mengawali hal tersebut, pada 2017 lalu telah terjadi kesepakatan membuat sistem informasi terbuka, sehingga nantinya data dokter dan distribusi dokter di Indonesia akan terlihat dengan jelas. Demikian disampaikannya pada Pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali masa bakti 2017-2020, di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Minggu (14/1).
Selain itu, menurutnya, akan ada penyamaan kompetensi sehingga dibuat satu standar dokter di ASEAN. Pihaknya khawatir para dokter masih harus mengejar ketertinggalan dengan negara lain. "Kesenjangan antara kita dengan Singapura misalnya, masih cukup jauh kalau dibandingkan," ujarnya lagi.
Saat ini Indonesia masih melakukan penelitian untuk treatment stem cell, Singapura sudah menerapkannya di rumah sakit, katanya pula. Menurutnya, baru kolegium bedah sudah siap melakukan kerja sama multilateral. Karena itu, ia mendorong kolegium lain untuk menyiapkan diri.
Dia menambahkan, mulai tahun 2017, Indonesia sudah terbuka dengan dokter spesialis dan subspesialis asing. Pada tahun 2020, ditingkatkan dengan terbuka kesempatan untuk dokter umum. Puncaknya tahun 2025 semua akan terbuka secara bebas.
Sementara itu, Wakil Gubernur Ketut Sudikerta mendorong para dokter di Bali untuk senantiasa meningkatkan kompetensi menjelang pelaksanaan era persaingan bebas 2025 bagi para tenaga di bidang kesehatan.
"Saya mengajak dokter meningkatkan kualitasnya, sehingga nantinya bisa bersaing secara global," kata Sudikerta, saat menyampaikan sambutan pada Pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali tersebut.
Ia berharap para dokter agar mengikuti pendidikan, kursus atau pun pelatihan agar bisa meningkatkan kompetensinya di bidang medis. Di samping itu, Sudikerta meminta IDI Wilayah Bali selaku organisasi yang menaungi para dokter di Bali melindungi para anggotanya, seperti membuat peraturan yang berpihak kepada para dokter di Bali.
Ketua Umum PB IDI melantik secara resmi Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali masa bakti 2017-2020. Serah terima jabatan dilakukan dari ketua sebelumnya dr I Made Kompyang Gautama kepada ketua baru dr I Gede Putra Suteja. *ant, isu
Selain itu, menurutnya, akan ada penyamaan kompetensi sehingga dibuat satu standar dokter di ASEAN. Pihaknya khawatir para dokter masih harus mengejar ketertinggalan dengan negara lain. "Kesenjangan antara kita dengan Singapura misalnya, masih cukup jauh kalau dibandingkan," ujarnya lagi.
Saat ini Indonesia masih melakukan penelitian untuk treatment stem cell, Singapura sudah menerapkannya di rumah sakit, katanya pula. Menurutnya, baru kolegium bedah sudah siap melakukan kerja sama multilateral. Karena itu, ia mendorong kolegium lain untuk menyiapkan diri.
Dia menambahkan, mulai tahun 2017, Indonesia sudah terbuka dengan dokter spesialis dan subspesialis asing. Pada tahun 2020, ditingkatkan dengan terbuka kesempatan untuk dokter umum. Puncaknya tahun 2025 semua akan terbuka secara bebas.
Sementara itu, Wakil Gubernur Ketut Sudikerta mendorong para dokter di Bali untuk senantiasa meningkatkan kompetensi menjelang pelaksanaan era persaingan bebas 2025 bagi para tenaga di bidang kesehatan.
"Saya mengajak dokter meningkatkan kualitasnya, sehingga nantinya bisa bersaing secara global," kata Sudikerta, saat menyampaikan sambutan pada Pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali tersebut.
Ia berharap para dokter agar mengikuti pendidikan, kursus atau pun pelatihan agar bisa meningkatkan kompetensinya di bidang medis. Di samping itu, Sudikerta meminta IDI Wilayah Bali selaku organisasi yang menaungi para dokter di Bali melindungi para anggotanya, seperti membuat peraturan yang berpihak kepada para dokter di Bali.
Ketua Umum PB IDI melantik secara resmi Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali masa bakti 2017-2020. Serah terima jabatan dilakukan dari ketua sebelumnya dr I Made Kompyang Gautama kepada ketua baru dr I Gede Putra Suteja. *ant, isu
1
Komentar