Jambret, Bobol ATM dan Penipuan Money Changer
Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Bali, kawasan Kuta masih menjadi primadona oleh para pelancong.
Atensi Khusus Polsek Kuta
DENPASAR, NusaBali
Pasalnya, kawasan Kuta, Badung ini dinilai sebagai tempat yang memiliki segalanya, mulai dari pantai, restaurant, hotel dan juga tempat hiburan malam. Hal inilah yang membuat wisatawan tumpah ruah setiap harinya di seputaran kawasan Kuta. Namun di tengah ramainya wisatawan, pelaku kejahatan juga ikut memanfaatkan kondisi tersebut. Pelaku yang merusak citra pariwisata ini tak segan melakukan tindak pidana kejahatan mulai penjambretan, penipuan money changer dan pencurian ATM.
“Saya baru dua bulan menjabat di sini (Kapolsek Kuta) dan fokus saya ada tiga tindak pidana kejahatan yang sering memakan korban wisatawan. Pertama adalah penjambretan, lalu penipuan di money changer dan pencurian di ATM. Kita akan bersama-sama memberantas kejahatan yang sangat mengganggu kenyamanan wisatawan ini. Jadi, mulai dua bulan lalu, saya sudah wanti-wanti yang menjadi prioritas saya dalam menumpas kejahatan khususnya di kawasan Kuta,” ujar Kapolsek Kuta, Kompol I Nyoman Wirajaya saat ditemui di Mapolsek Kuta, Senin (15/1).
Dijelaskannya, pelaku penjambretan sudah mulai diciduk. Mereka kerap melakukan tindak pidana penjambretan di kawasan Kuta, Seminyak, Sunset Road dan Legian. Para tersangka yang melakukan tindak ini ditangkap satu per satu dari lokasi persembunyiannya. Sementara, untuk kejahatan pencurian di ATM masih melakukan pendalaman di sejumlah lokasi.
Menurut Kompol Wirajaya, modus yang digunakan oleh para pelaku dengan cara mengantri di belakang wisatawan yang sedang melakukan transaksi. Setelah wisatawan mengambil uang, para pelaku biasanya membuat ‘kegaduhan’ dan memaksa wisatawan untuk mengakhiri transaksinya.
“Jadi mereka yang kasus ATM ini juga sindikat. Salah satu modusnya mengalihkan perhatian wisatawan dengan cara memaksa mengakhiri transaksi. Nah, setelah wisatawan itu panik dan cepat-cepat keluar, kartu ATM-nya ketinggalan. Selanjutnya para pelaku menguras seluruh isi rekening korban. Ini yang masih dalam penyelidikan kita mengungkap para pelakunya,” bebernya.
Untuk kejahatan di Money Changer, wisatawan biasanya melakukan penukaran uang dalam jumlah banyak. Untuk memuluskan aksinya, para pelaku biasanya menukar uang tersebut dengan pecahan terkcecil seperti Rp 50.000. Hal ini lah yang membuat uang menumpuk.
Nah, pada kesempatan lain, saat menyerahkan uang kepada wisatawan, para pelaku ini mengurangi dengan menjatuhkan sebagiannya ke kolong meja. “Karena uang banyak, para tamu ini tidak menghitung lagi. Apalagi, pecahan Rp 50.000 jika penukarannya di atas Rp 1.000.000 ke atas. Para pelaku ini masih kita dalami dengan sejumlah informasi yang kita sudah kumpulkan,” terangnya. Ia berharap, dengan dijalankannya tiga tindak pidana yang menjadi fokusnya, akan mengurangi angka kriminalitas di wilayah Kuta. Dengan demikian, wisatawan merasa nyaman saat berwisata di Bali. *dar
Komentar