nusabali

Tanaman Cabai di Gelgel Mengering

  • www.nusabali.com-tanaman-cabai-di-gelgel-mengering

Tanaman cabai di Subak Yeh Hee, Desa Gelgel, Klungkung, terserang penyakit hingga membuat tanaman cabai kering dan mati.

SEMARAPURA, NusaBali

Penyakit ini muncul saat turun hujan abu karena erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu. Untuk itu petani menyiasati dengan menanam bunga pacah saat cabai mulai mengering. Petani Ni Nengah Mandri, petani di Subak Yeh Hee, Desa Gelgel, mengaku tanaman cabai yang ditanam 6 are hampir 90 persen rusak. Awalnya daunnya tiba-tiba menghitam, kemudian rontok dan tumbuh daun baru. Setelah itu tanaman cabainya langsung mati dan kering. “Ini terjadi saat turunnya hujan abu,” ujarnya kepada NusaBali, saat ditemui Selasa (16/1).

Kondisi ini membuat petani rugi karena hasil panen menurun drastis, setidaknya masih ada sekitar 10 persen cabai masih bisa dipetik. Namun hasilnya kurang maksimal alias buahnya agak kecil. Kalau kondisi tanaman cabai bagus sekali panen dalam seminggu mencapai 50 kg, kini dalam seminggu hasil penen 1-2 kg. “Harganya cabai di pasaran Rp 40.000, kalau kualitasnya seperti ini paling laku Rp 10.000 saja,” ujarnya.

Disebutkan, tanaman cabai miliknya sudah ditanam sejak 4 bulan lalu, seharusnya sekarng lagi masa panen. Namun karena cabai sudah rusak dirinya terpaksa menanam bunga pacah di sela-sela tanaman cabai tersebut. Lumayan untuk menutupi kerugian. “Saya hanya bisa pasrah dengan kondisi seperti ini,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Klungkung Ida Bagus Gede Juanida saat dikonfirmasi tidak menampik kondisi tersebut. Dia mengakui banyak tanaman cabai gagal panen. Namun beberapa cabai juga sudah dipanen. Penyebab cabai seperti ini karena hujan deras. Pasalnya cabai sangat riskan terkena air hujan. “Kalau akibat abu vulkanik erupsi Gunung Agung memang sempat terjadi, namun bukan itu penyebabnya tanaman cabai mati,” ujarnya.*wan

Komentar