75 Ton Sampah Kayu Kotori Pantai Tiap Hari
Jika Pantai K-Land, Kedonganan, dan Jimbaran diserbu sampah plastik, maka sampah kelas berat seperti batang dan ranting pohon menerjang Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak.
DLHK Kerahkan 500 Personel
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung siagakan 500 orang personel untuk menangani sampah laut. Sebelumnya Dinas LHK telah mencabut status darurat sampah dan hanya menyiapkan 300 orang personel untuk menangani sampah laut seluruh Badung.
Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi, Rabu (17/1) mengatakan, fenomena sampah laut sekarang sudah berubah. Menurutnya klasifikasi sampahnya dibagi dua. Pantai K-Land, Kedonganan, dan Jimbaran sebagian besar diserbu sampah plastik. Sementara Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak diserbu sampah berat berupa batang dan ranting pohon.
Untuk menangani sampah berisiko seperti kayu itu pihaknya kembali menarik ratusan personelnya untuk fokus sampah pantai. Khusus untuk menangani sampah kayu pihaknya menyiapkan tenaga sebanyak 500 orang. Meski ditangani oleh tenaga yang maksimal, namun hasilnya belum maksimal. Salah satu faktornya adalah alat penunjang kurang.
Dirinya mengaku dalam sehari khusus untuk sampah kayu sebanyak 75 ton. Penanganannya dilakukan secara bertahap mengingat proses penangananya cukup lama. “Fenomena sampah pantai kini mulai berubah. Pantai yang sekarang masih diterjang sampah kiriman yaitu Pantai K-Land, Kedonganan, dan Jimbaran. Setiap harinya sampah terus ada dan tak pernah berkurang. Sementara untuk di Pantai Legian, Seminyak, dan Kuta diterjang oleh sampah berat. Seperti batang pohon dan ranting-ranting. Puluhan ton sampah itu sedikit mengalami hambatan dalam menanganinya karena terhambat alat. Jumlah sampah dengan alat yang dimilik sangat jauh berbeda,” tuturnya.
Sementara untuk penanganan sampah plastik yang menerjang Kedonganan dikeluhkan warga. Made Narka misalnya. Narka mengaku penanganan sampah oleh pemerinta lamban. Dirinya mengaku pemerintah memang telah melakukan penanganan namun belum maksimal.
Selain itu dirinya juga menilai pola penanganan yang dilakukan masih menggunakan metode yang sama. “Kalau penanganannya dilakukan dengan cara yang sama dan menghasilkan tentu hasilnya sama. Kini zaman sudah canggih, mestinya melakukan inovasi. Kami berharap ada alat berat yang standby di sini,” tuturnya.*p
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung siagakan 500 orang personel untuk menangani sampah laut. Sebelumnya Dinas LHK telah mencabut status darurat sampah dan hanya menyiapkan 300 orang personel untuk menangani sampah laut seluruh Badung.
Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan dikonfirmasi, Rabu (17/1) mengatakan, fenomena sampah laut sekarang sudah berubah. Menurutnya klasifikasi sampahnya dibagi dua. Pantai K-Land, Kedonganan, dan Jimbaran sebagian besar diserbu sampah plastik. Sementara Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak diserbu sampah berat berupa batang dan ranting pohon.
Untuk menangani sampah berisiko seperti kayu itu pihaknya kembali menarik ratusan personelnya untuk fokus sampah pantai. Khusus untuk menangani sampah kayu pihaknya menyiapkan tenaga sebanyak 500 orang. Meski ditangani oleh tenaga yang maksimal, namun hasilnya belum maksimal. Salah satu faktornya adalah alat penunjang kurang.
Dirinya mengaku dalam sehari khusus untuk sampah kayu sebanyak 75 ton. Penanganannya dilakukan secara bertahap mengingat proses penangananya cukup lama. “Fenomena sampah pantai kini mulai berubah. Pantai yang sekarang masih diterjang sampah kiriman yaitu Pantai K-Land, Kedonganan, dan Jimbaran. Setiap harinya sampah terus ada dan tak pernah berkurang. Sementara untuk di Pantai Legian, Seminyak, dan Kuta diterjang oleh sampah berat. Seperti batang pohon dan ranting-ranting. Puluhan ton sampah itu sedikit mengalami hambatan dalam menanganinya karena terhambat alat. Jumlah sampah dengan alat yang dimilik sangat jauh berbeda,” tuturnya.
Sementara untuk penanganan sampah plastik yang menerjang Kedonganan dikeluhkan warga. Made Narka misalnya. Narka mengaku penanganan sampah oleh pemerinta lamban. Dirinya mengaku pemerintah memang telah melakukan penanganan namun belum maksimal.
Selain itu dirinya juga menilai pola penanganan yang dilakukan masih menggunakan metode yang sama. “Kalau penanganannya dilakukan dengan cara yang sama dan menghasilkan tentu hasilnya sama. Kini zaman sudah canggih, mestinya melakukan inovasi. Kami berharap ada alat berat yang standby di sini,” tuturnya.*p
Komentar