Operasi Pasar, Disperindag Sediakan 10 Ton Beras Setiap Harinya
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar bekerjasama dengan Bulog Bali menyediakan sekitar 10 ton beras perhari dalam operasi pasar.
DENPASAR, NusaBali
Operasi pasar ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras medium yang terus melonjak di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Rp 9.450 perkilogram menjadi Rp 11.500 perkilogramnya sejak awal Desember 2017 lalu.
Namun untuk harga beras premium di Kota Denpasar masih cenderung stabil rata-rata harga perkilogramnya di bawah HTE yakni berkisaran Rp 11.900. Sebanyak 10 ton beras pada operasi pasar setiap harinya dijual dengan harga di bawah HET yakni Rp 9.350 perkilogramnya yang difokuskan pada dua pasar yakni Pasar Kreneng dan Pasar Badung yang berlokasi di eks Tiara Dewata. Untuk penjualan pada operasi pasar tersebut, pihak Disperindag juga mengingatkan pedagang untuk membatasi maksimalnya 50 kilogram.
Kepala Disperindag Kota Denpasar, I Wayan Gatra, Rabu (17/1) mengatakan, pihaknya menerapkan operasi pasar tersebut selama harga beras di pasaran belum stabil. Operasi pasar ini dilakukan setiap hari pada dua pasar yang bekerjasama dengan Bulog Bali, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. "Kami menggunakan operasi pasar sebagai antisipasi dampak kenaikan harga beras medium saja. Karena untuk premium sekarang masih cukup stabil," jelas Gatra.
Dikatakan Gatra, kurang stabilnya harga beras medium saat ini sebenarnya karena ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya lonjakan. Yang pertama, karena gagal panen yang dihadapi oleh petani di Indonesia. Yang kedua, adalah kekhawatiran masyarakat yang cenderung melakukan pembelian beras sebanyak-banyaknya sebagai bahan stok karena naik turunnya harga tersebut.
Dengan adanya operasi pasar ini, kata Gatra, kendati dianggap tidak menekan secara signifikan, namun harapannya bisa memberikan sentuhan psikologis bagi masyarakat. Agar, masyarakat selaku pengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok sehari-hari tidak mengkhawatirkan dengan naik turunnya harga beras medium saat ini.
Jadi, seluruh beras dalam operasi pasar yang bekerjasama dengan Bulog akan disediakan. "Kami terus berkoordinasi dengan Bulog, katanya stok beras yang akan dijual dalam operasi pasar masih dilakukan. Sehingga masyarakat tidak khawatir dengan kenaikan yang terjadi. Karena operasi pasar ini akan dilakukan setiap hari hingga harga beras medium stabil," ungkapnya.
Untuk saat ini kata Gatra, rata-rata perhari dari 10 ton beras yang disediakan pihaknya hanya menghabiskan 5 ton di dua pasar tersebut. Sehingga sisanya bisa dijual kembali pada hari selanjutnya. "Rata-rata habis hanya 5 ton perhari dalam dua tempat karena yang membeli adalah masyarakat umum di Denpasar. Namun, untuk pembeli pedagang kami batasi maksimal pembelian 50 kilogram. Jika dijual kembali mereka harus mentaati perintah kami tidak menjual lebih dari harga Rp 9.350 perkilogramnya," katanya. *m
Namun untuk harga beras premium di Kota Denpasar masih cenderung stabil rata-rata harga perkilogramnya di bawah HTE yakni berkisaran Rp 11.900. Sebanyak 10 ton beras pada operasi pasar setiap harinya dijual dengan harga di bawah HET yakni Rp 9.350 perkilogramnya yang difokuskan pada dua pasar yakni Pasar Kreneng dan Pasar Badung yang berlokasi di eks Tiara Dewata. Untuk penjualan pada operasi pasar tersebut, pihak Disperindag juga mengingatkan pedagang untuk membatasi maksimalnya 50 kilogram.
Kepala Disperindag Kota Denpasar, I Wayan Gatra, Rabu (17/1) mengatakan, pihaknya menerapkan operasi pasar tersebut selama harga beras di pasaran belum stabil. Operasi pasar ini dilakukan setiap hari pada dua pasar yang bekerjasama dengan Bulog Bali, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. "Kami menggunakan operasi pasar sebagai antisipasi dampak kenaikan harga beras medium saja. Karena untuk premium sekarang masih cukup stabil," jelas Gatra.
Dikatakan Gatra, kurang stabilnya harga beras medium saat ini sebenarnya karena ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya lonjakan. Yang pertama, karena gagal panen yang dihadapi oleh petani di Indonesia. Yang kedua, adalah kekhawatiran masyarakat yang cenderung melakukan pembelian beras sebanyak-banyaknya sebagai bahan stok karena naik turunnya harga tersebut.
Dengan adanya operasi pasar ini, kata Gatra, kendati dianggap tidak menekan secara signifikan, namun harapannya bisa memberikan sentuhan psikologis bagi masyarakat. Agar, masyarakat selaku pengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok sehari-hari tidak mengkhawatirkan dengan naik turunnya harga beras medium saat ini.
Jadi, seluruh beras dalam operasi pasar yang bekerjasama dengan Bulog akan disediakan. "Kami terus berkoordinasi dengan Bulog, katanya stok beras yang akan dijual dalam operasi pasar masih dilakukan. Sehingga masyarakat tidak khawatir dengan kenaikan yang terjadi. Karena operasi pasar ini akan dilakukan setiap hari hingga harga beras medium stabil," ungkapnya.
Untuk saat ini kata Gatra, rata-rata perhari dari 10 ton beras yang disediakan pihaknya hanya menghabiskan 5 ton di dua pasar tersebut. Sehingga sisanya bisa dijual kembali pada hari selanjutnya. "Rata-rata habis hanya 5 ton perhari dalam dua tempat karena yang membeli adalah masyarakat umum di Denpasar. Namun, untuk pembeli pedagang kami batasi maksimal pembelian 50 kilogram. Jika dijual kembali mereka harus mentaati perintah kami tidak menjual lebih dari harga Rp 9.350 perkilogramnya," katanya. *m
1
Komentar