BKOW Undang KPK Diskusikan Peran Perempuan
Perempuan GTS Mampu Cegah Korupsi Untuk Selamatkan NKRI
DENPASAR, NusaBali
Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali menggelar diskusi terbatas berjudul ‘Perempuan Good Trust Smart (GTS) Mampu Cegah Korupsi Untuk Selamatkan NKRI’, di Gedung Perdiknas, Jalan Tukad Yeh Aya, Denpasar, Rabu (17/1) sore.
Diskusi ini membahas tentang peranan perempuan dalam andilnya mencegah korupsi. Diskusi dihadiri langsung oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan SH MH. “Diskusi ini hasil audiensi kami dari BKOW Bali pada 8 September 2017 lalu. Ini sebagai bentuk niat kami yang membawahi 24 organisasi perempuan di Bali untuk ikut serta memberantas korupsi. Apa yang kami bisa lakukan? Sebagai perempuan tentu kami bisa mencegah dari tingkat keluarga,” ungkap Ketua BKOW Bali, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH MM, usai acara diskusi.
Adapun diskusi tersebut menghadirkan enam narasumber yakni Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, Prof Dr dr Luh Ketut Suryani SPKJ (K), Prof Dr Wayan Ramanatha AK MM CPA, Prof Dr IB Raka Suardana SE MM, dan Dr AA Ngurah Suryadinata Gorda SE MM. “Paradigma korupsi tidak bisa dipandang dari satu sisi. Karena itu saya juga mengundang narasumber dari berbagai sisi dan peserta diskusi dari berbagai kalangan tidak hanya mahasiswa,” imbuhnya.
Tini Gorda mengatakan, perempuan memiliki andil terutama dalam pola asuh. Sebab bagaimanapun juga baik laki-laki pun terlahir dari perempuan. Jika tidak menyadari peranan pola asuh itu, maka sulit akan menyelesaikan persoalan korupsi. “Peran perempuan cukup besar, bahkan sangat signifikan untuk menjadikan perubahan dalam negara. Dimulai dari keluarga, kelompok paling terkecil dari negara, perempuan harus melakukan Good Trust dan Smart. Taat aturan, konsisten, dan bisa beradaptasi dengan kekinian. Itu menjadi dasar perempuan membentuk karakter yang kuat dan mumpuni,” katanya.
Namun perlu juga disadari, sebelum membentuk keluarga, perempan terlebih dahulu menyadari dirinya sendiri. “Seperti filosofi bunga teratai, biar tidak kita menyalahkan lingkungan, kita sendiri bentuk dulu, kuatkan jati diri kita. Sehingga ketika dilepas kemanapun, akan tetap kembali pada koridor,” imbuhnya.
Sementara Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, mengubah karakter pada orang yang sudah dewasa, mungkin bisa tapi akan sulit. Karena itu, akan lebih baik kita masuk dari anak usia dini. “Korupsi itu tidak mendadak adanya. Karena itu program KPK sebenarnya lebih banyak pencegahan, mulai dari dini. Tapi yang lebih dikenal, terutama yang disorot media, pasti soal penangkapan, OTT,” ceritanya.
Karena itu, perempuan harusnya diberikan pemahaman dan masukan pertama sebelum membentuk karakter sang anak. Perempuan terlebih dahulu mengerti bentuk-bentuk korupsi, karena korupsi itu tidak hanya berarti mengambil uang negara saja. “Tidak saja korupsi uang, korupsi waktu juga ada. Kalau di sekolah, contoh kecilnya saja menyontek. Itu juga korupsi. Oleh karena itu mulailah dari diri sendiri menanamkan kesadaran agar tidak korupsi,” terangnya.
Basaria pun mengapresiasi niat organisasi perempuan BKOW yang beraudensi langsung untuk melaksanakan diskusi ini. “Saya melihat ada kemauan dari BKOW. Nanti akan ditindaklanjuti dan saya berharap ada kesinambungan,” harapnya. *ind
Diskusi ini membahas tentang peranan perempuan dalam andilnya mencegah korupsi. Diskusi dihadiri langsung oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan SH MH. “Diskusi ini hasil audiensi kami dari BKOW Bali pada 8 September 2017 lalu. Ini sebagai bentuk niat kami yang membawahi 24 organisasi perempuan di Bali untuk ikut serta memberantas korupsi. Apa yang kami bisa lakukan? Sebagai perempuan tentu kami bisa mencegah dari tingkat keluarga,” ungkap Ketua BKOW Bali, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH MM, usai acara diskusi.
Adapun diskusi tersebut menghadirkan enam narasumber yakni Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, Prof Dr dr Luh Ketut Suryani SPKJ (K), Prof Dr Wayan Ramanatha AK MM CPA, Prof Dr IB Raka Suardana SE MM, dan Dr AA Ngurah Suryadinata Gorda SE MM. “Paradigma korupsi tidak bisa dipandang dari satu sisi. Karena itu saya juga mengundang narasumber dari berbagai sisi dan peserta diskusi dari berbagai kalangan tidak hanya mahasiswa,” imbuhnya.
Tini Gorda mengatakan, perempuan memiliki andil terutama dalam pola asuh. Sebab bagaimanapun juga baik laki-laki pun terlahir dari perempuan. Jika tidak menyadari peranan pola asuh itu, maka sulit akan menyelesaikan persoalan korupsi. “Peran perempuan cukup besar, bahkan sangat signifikan untuk menjadikan perubahan dalam negara. Dimulai dari keluarga, kelompok paling terkecil dari negara, perempuan harus melakukan Good Trust dan Smart. Taat aturan, konsisten, dan bisa beradaptasi dengan kekinian. Itu menjadi dasar perempuan membentuk karakter yang kuat dan mumpuni,” katanya.
Namun perlu juga disadari, sebelum membentuk keluarga, perempan terlebih dahulu menyadari dirinya sendiri. “Seperti filosofi bunga teratai, biar tidak kita menyalahkan lingkungan, kita sendiri bentuk dulu, kuatkan jati diri kita. Sehingga ketika dilepas kemanapun, akan tetap kembali pada koridor,” imbuhnya.
Sementara Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, mengubah karakter pada orang yang sudah dewasa, mungkin bisa tapi akan sulit. Karena itu, akan lebih baik kita masuk dari anak usia dini. “Korupsi itu tidak mendadak adanya. Karena itu program KPK sebenarnya lebih banyak pencegahan, mulai dari dini. Tapi yang lebih dikenal, terutama yang disorot media, pasti soal penangkapan, OTT,” ceritanya.
Karena itu, perempuan harusnya diberikan pemahaman dan masukan pertama sebelum membentuk karakter sang anak. Perempuan terlebih dahulu mengerti bentuk-bentuk korupsi, karena korupsi itu tidak hanya berarti mengambil uang negara saja. “Tidak saja korupsi uang, korupsi waktu juga ada. Kalau di sekolah, contoh kecilnya saja menyontek. Itu juga korupsi. Oleh karena itu mulailah dari diri sendiri menanamkan kesadaran agar tidak korupsi,” terangnya.
Basaria pun mengapresiasi niat organisasi perempuan BKOW yang beraudensi langsung untuk melaksanakan diskusi ini. “Saya melihat ada kemauan dari BKOW. Nanti akan ditindaklanjuti dan saya berharap ada kesinambungan,” harapnya. *ind
Komentar